Fan Senegal Barbar: Lempari Botol, Batu & Arahkan Laser ke Pemain Mesir

30 Maret 2022 15:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penggemar Senegal merayakan dan menunggu untuk menyambut Tim Sepak Bola Nasional Senegal saat mereka tiba setelah kemenangan Piala Afrika mereka, di Dakar, Senegal 7 Februari 2022. Foto: REUTERS/Zohra Bensemra
zoom-in-whitePerbesar
Penggemar Senegal merayakan dan menunggu untuk menyambut Tim Sepak Bola Nasional Senegal saat mereka tiba setelah kemenangan Piala Afrika mereka, di Dakar, Senegal 7 Februari 2022. Foto: REUTERS/Zohra Bensemra
ADVERTISEMENT
Federasi Sepak Bola Mesir (EFA) menyayangkan perilaku fan Senegal yang tidak beradab. EFA merasa sangat dirugikan dengan adanya lemparan botol, batu, dan tembakan laser yang diarahkan langsung kepada Mohamed Salah dan kolega.
ADVERTISEMENT
Insiden tersebut terjadi saat Mesir bertandang ke markas Senegal pada laga leg kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Afrika yang dihelat di Stadion Diamniadio, Senegal, Rabu (30/3) dini hari WIB.
Suporter tuan rumah yang begitu berambisi melihat Senegal berlaga di Piala Dunia 2022 Qatar tampaknya menghalalkan segala cara demi membantu tim kesayangannya. Namun, sungguh disayangkan bahwa cara yang dipakai fan Senegal cenderung tidak terhormat.
Senegal vs Mesir. Foto: Mohamed Abd El Ghany/REUTERS
Pasalnya, para pendukung Senegal melakukan intimidasi yang merugikan tim tamu, Mesir. EFA mengatakan, suporter tuan rumah sempat melempari bus yang ditumpangi Mesir manakala memasuki area stadion.
Tak hanya itu, para fan Senegal turut melontarkan kalimat serta gestur yang tidak senonoh kepada skuad The Pharaohs. Sehingga, EFA merasa ada tindakan rasialisme yang diterima para pemain Mesir.
Senegal vs Mesir. Foto: Mohamed Abd El Ghany/REUTERS
“Timnas Mesir mendapatkan tindakan rasialisme yang sangat brutal. Para fan Senegal melakukan tindakan tersebut melalui berbagai gestur atau spanduk bernada rasialis. Tindakan rasialis itu semakin dirasakan di dalam stadion dan Mo Salah yang menjadi target utama,” tulis pernyataan EFA seperti dikutip dari Sky Sports.
ADVERTISEMENT
“Para pendukung yang ada di tribun pun ikut memberikan intimidasi dengan melemparkan botol dan batu selama Timnas Mesir melakukan pemanasan. Bus yang dinaiki juga terkena lemparan batu dan menyebabkan kaca bus pecah.”
“Atas perlakuan tidak menyenangkan tersebut, untungnya kami telah mendokumentasikan semuanya dengan baik. Terdapat banyak foto dan video yang bisa kami gunakan sebagai bahan laporan kepada pihak berwenang nanti, termasuk FIFA,” tutup pernyataan EFA.
Duel sengit itu sendiri berakhir dengan kemenangan Senegal 1-3 melalui drama adu penalti. Gol bunuh diri yang dicetak gelandang Mesir, Hamdi Fathi (4’), memaksa pertandingan dilanjutkan lewat babak tos-tosan usai agregat pertandingan sama kuat 1-1.
Pasalnya, pada leg pertama yang dihelat di Stadion Kairo (26/3) lalu, Mesir sukses meringkus kemenangan tipis 1-0. Waktu itu, Mesir berhasil mengunci kemenangan berkat gol bunuh diri bek Senegal, Saliou Ciss (4’).
ADVERTISEMENT
Namun, pada akhirnya, satu tiket putaran final Piala Dunia 2022 Qatar yang diraih Senegal tetap tidak berlandaskan asas fair play. Sebab, selain mendapatkan banyak intimidasi dan aksi rasialisme, skuad Mesir turut ‘dihujani’ tembakan laser yang dilakukan para pendukung Senegal.
Puncaknya, tembakan laser tersebut mengganggu para pemain Mesir di babak adu penalti. Di mana, setiap pemain yang ditunjuk menjadi algojo penalti harus rela menerima kilauan laser berwarna hijau di hampir keseluruhan area wajah.
Salah satunya seperti yang dialami Mo Salah, bintang Liverpool itu terlihat mendapatkan lebih dari satu tembakan laser dari arah tribun. Sehingga, dirinya kesulitan untuk berkonsentrasi dalam mengeksekusi penalti.
Alhasil, tembakan Mo Salah tak menemui sasaran. Bola melambung jauh di atas mistar. Sontak, para pendukung Senegal pun berteriak karena keberhasilannya mengganggu Mo Salah.
ADVERTISEMENT