FENIX Trophy: Kompetisi Tandingan ESL, Bentuk Kritik terhadap Bisnis Sepak Bola

24 September 2021 15:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fans Manchester City dan Chelsea memegang poster penolakan European Super League di di Stamford Bridge, London, Inggris. Foto: JUSTIN TALLIS / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Fans Manchester City dan Chelsea memegang poster penolakan European Super League di di Stamford Bridge, London, Inggris. Foto: JUSTIN TALLIS / AFP
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, dunia sepak bola dikejutkan dengan munculnya ide kontroversial European Super League (ESL) yang menjadikan beberapa tim besar berlaga di satu kompetisi. Gelombang protes pun disematkan oleh para fan, pundit, dan berbagai pihak yang menolak disahkannya ESL karena dinilai akan merugikan klub-klub kecil.
ADVERTISEMENT
Berkat protes secara terus menerus, ide ESL pun akhirnya batal direalisasikan karena sebagian besar pemilik klub yang sebelumnya ikut bergabung, akhirnya mengundurkan diri. Hingga kini, ESL tetap menjadi wacana yang cukup menggemparkan di kalangan penikmat sepak bola.
Berangkat dari hal tersebut, beberapa klub amatir di Eropa menginisiasi kompetisi tandingan ESL dengan visi yang berbeda bernama FENIX Trophy.
Jika ESL diciptakan untuk memaksimalkan keuntungan para elite, FENIX Trophy terlahir untuk menjadi media kritik bisnis dalam sepak bola yang sampai saat ini masih tertanam.
Diwartakan DW, kompetisi ini diikuti oleh delapan tim amatir dari tujuh negara yang memiliki filosofi hampir sama. Sebagian besar klub di FENIX Trophy adalah sebuah tim yang dibentuk oleh para fan sebab kecewa dengan pemilik klub.
Fans Manchester City memegang poster penolakan European Super League di di Stamford Bridge, London, Inggris. Foto: JUSTIN TALLIS / AFP
"Klub yang mengikuti FENIX Trophy itu terpilih berdasarkan aspek historis, memiliki pengaruh sosial, mampu menampilkan budaya, bergerak di liga non profesional, dan memiliki kemampuan komunikasi yang luar biasa." ujar salah satu representasi Brera Calcio yang merupakan inisiator kompetisi melalui DW.
ADVERTISEMENT
Delapan tim yang mengikuti FENIX Trophy di antaranya AFC DWS, AKS ZLY, AS Lodigiani Calcio 1972, Brera Calcio, CD CUenca-Mestallistes 1925, United of Manchester, HFC Falke, dan Prague Raptors FC. Mereka sama-sama memiliki visi untuk mengembalikan sepak bola agar menjadi kompetisi yang tidak hanya diselimuti dengan bisnis.
Sebenarnya, FENIX Trophy memiliki filosofi yang bisa diambil melalui anagram. "F" berarti friendly, "E" untuk European, "N" bermakna non-professional, "I" memiliki artian inovatif, dan "X" untuk xenial atau sikap rispek kepada sesama. Selain itu, nama kompetisi tersebut diucapkan sama seperti makhluk mitologi 'phoenix' yang berarti lahir kembali.
Berdasarkan hal tersebut, FENIX Trophy memang bukanlah kompetisi yang dilandaskan untuk meraup keuntungan, melainkan menjalankan misi agar bisa menyatukan perbedaan.
ADVERTISEMENT
Hal itu terbukti di pertandingan beberapa waktu lalu yang mempertemukan HFC Falke melawan Prague Raptors, para fan membentangkan spanduk bertuliskan "Make friends, not millionares."
Fans Tottenham Hotspur memegang poster penolakan European Super League di London, Inggris. Foto: Tolga Akmen/AFP
Sistem kompetisi FENIX Trophy juga memungkinkan para fan dan staf klub untuk saling membangun hubungan baik. Menurut laporan DW, kompetisi ini akan diadakan menggunakan sistem penyisihan grup dengan konsep laga kandang dan tandang. Setelah menemukan tim terbaik, mereka akan terbang ke Rimini, Italia, untuk melakukan partai final pada Juni tahun depan.
Tidak hanya itu saja, ada satu regulasi yang cukup menarik ketika kedua klub sedang bertanding. Tim tuan rumah harus menjamu fan lawan selama tinggal di sana. Selain itu, mereka juga harus menjamin para fan untuk menghabiskan uang seminimal mungkin.
ADVERTISEMENT
Bahkan, tuan rumah juga akan mengajak fans tim tamu untuk berkeliling kota sebelum pertandingan berlangsung. Hal itu ditujukan untuk membangun hubungan baik dan mempromosikan pertukaran budaya kedua belah pihak yang berada dari tempat berbeda.
Penulis: Hamas Nurhan R T