Final Liga Europa, Waktu yang Tepat bagi Marseille Cetak Sejarah

16 Mei 2018 8:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Marseille merayakan gol. (Foto: Fred Tanneau / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Marseille merayakan gol. (Foto: Fred Tanneau / AFP)
ADVERTISEMENT
Terakhir kali Olympique Marseille melaju ke partai final kompetisi Eropa adalah pada 2004 silam. Dalam ingatan seorang Valere Germain, Marseille saat itu berisikan pemain-pemain yang cukup andal. Sekarang, walau tidak banyak berisikan pemain andal, Marseille berpeluang ciptakan sejarah.
ADVERTISEMENT
Valere Germain ketika itu berusia 14 tahun. Di Stadion Ullevi, Gotheburg, dia menyaksikan tim Marseille yang dihuni pemain-pemain macam Fabien Barthez, Didier Drogba, dan Mathieu Flamini kalah dari Valencia yang saat itu diasuh oleh Rafael Benitez. Skor 2-0 menjadi penutup laga itu, lewat dua gol yang dicetak Vicente Rodriguez dan Mista.
"Saat itu, saya menonton pertandingan bersama ayah saya (Bruno Germain, mantan pemain Marseille). Klub memang mengundang mantan-mantan pemain ketiika itu."
"Saya benar-benar sedih ketika kami kalah. Pierluigi Collina mengusir Barthez keluar lapangan ketika itu. Tim tampil baik sepanjang musim, namun akhirnya gagal meraih gelar karena kekalahan ini," kenang Valere, disitat dari ESPNFC.
Sekarang, Valere menjadi salah satu orang yang terlibat langsung dalam proses tim Marseille yang sedang menciptakan sejarah. Setelah 14 tahun absen masuk final kompetisi Eropa, Marseille berdiri di panggung partai final Liga Europa musim 2017/2018. Di depan sana, Atletico Madrid sudah menanti Marseille.
ADVERTISEMENT
"Tak ada tekanan untuk kami. Atletico adalah favorit di turnamen ini. Kami akan bertanding dan memberikan 200% kemampuan kami, karena satu pertandingan ini (partai final), dapat menghasilkan banyak kemungkinan," ujar Valere.
Memang jika dibandingkan dengan skuat Marseille pada 1993 maupun skuat Marseille pada 2004 silam, skuat Marseille kali ini tidak berisikan pemain-pemain dengan nama-nama besar. Hanya Dimitri Payet, Luiz Gustavo, Rolando, Adil Rami, dan Florian Thauvin yang dinilai memiliki talenta dan pengalaman. Di antara mereka semua, hanya Luiz Gustavo-lah yang punya banyak pengalaman di kompetisi Eropa.
Meski begitu, bukan berarti Marseille tidak berpeluang untuk meraih gelar Liga Europa musim ini. Selain potensi skuat yang mereka miliki, ada beberapa hal lain yang menjadi motivasi bagi Marseille.
ADVERTISEMENT
Lolos otomatis ke Liga Champions musim depan dengan menjadi juara Liga Europa, trofi Liga Europa pertama bagi Marseille, serta keinginan menciptakan sejarah menjadi motivasi bagi Marseille.
Selain itu, sempitnya jalan Marseille masuk ke Liga Champions musim depan lewat jalur Ligue 1 juga menjadi semangat tersendiri. Sadar bahwa banyak yang dipertaruhkan, mereka tentu tak ingin melewatkan kesempatan ini. Hal ini diutarakan oleh salah satu pemain kunci mereka, Dimitri Payet.
"Kami bisa saja kehilangan semua, kami tahu itu. Tapi, sebisa mungkin kami menghindari pikiran-pikiran semacam itu. Kami hanya berpikir untuk meraih sesuatu yang luar biasa. Ada kesempatan bagi kami untuk mengakhiri musim dengan sensasional, dan peluang itulah yang akan kami tangkap," ujar Payet.
ADVERTISEMENT
Memang mencatatkan sejarah selalu membutuhkan waktu yang tepat. Bagi Marseille, kapan lagi saatnya mencatatkan sejarah yang manis kalau bukan saat ini?