news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Frosinone Disebut Tak Layak Main di Serie A, sang Presiden Berang

23 Januari 2019 10:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter Frosinone di Stadio Benito Stirpe. (Foto: AFP/Filippo Monteforte)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Frosinone di Stadio Benito Stirpe. (Foto: AFP/Filippo Monteforte)
ADVERTISEMENT
Aurelio de Laurentiis dan kontroversi memang sudah berkawan sejak lama. Mereka pun bertemu kembali usai sang Presiden Napoli memberi pernyataan pedas soal Frosinone dalam wawancara eksklusif dengan New York Times.
ADVERTISEMENT
"Yang jadi masalah [di Serie A] adalah tim-tim kecil punya hak yang sama dengan tim-tim besar. Kenapa Frosinone bisa berada semusim di Serie A, menikmati sepotong pagnotta (roti khas Italia yang digunakan De Laurentiis untuk menggambarkan hak siar televisi, red), dan kemudian terdegradasi lagi ke divisi tiga?" kata De Laurentiis.
"Kalau mereka tidak bisa berkompetisi, kalau mereka finis di posisi buncit, mereka harus membayar denda. Masa mereka gagal tetapi masih diberi uang?" lanjutnya.
Frosinone memang merupakan tim anak bawang di Serie A. Musim 2018/19 ini adalah musim kedua mereka di liga level tertinggi Italia tersebut. Mereka pertama kali menjejak Serie A pada musim 2015/16 tetapi langsung terdegradasi kembali. Sekarang, sejarah bisa saja dengan mudah terulang karena dari 20 giornata Frosinone masih terjebak di urutan ke-19 klasemen dengan koleksi hanya 10 poin.
ADVERTISEMENT
Napoli vs Frosinone di Serie A 2018/19. (Foto: Reuters/Ciro De Luca)
zoom-in-whitePerbesar
Napoli vs Frosinone di Serie A 2018/19. (Foto: Reuters/Ciro De Luca)
Presiden Frosinone, Maurizio Stirpe, menyadari bahwa timnya memang kesulitan mengarungi Serie A. Akan tetapi, dia kemudian menyebut bahwa Frosinone adalah korban dari sistem pembagian jatah yang tidak adil.
"Candaan De Laurentiis itu tidak lucu. Dia lupa di mana dia mulai dulu. Sepuluh tahun lalu dia masih bertarung melawan Frosinone," kata Stirpe kepada Radio Marte. "Pembagian hak siar televisi di Italia benar-benar buruk. Di Inggris, sumber daya yang ada dibagi lebih merata sampai-sampai tim seperti Leicester [City] bisa menjadi juara. Di Italia, itu mustahil. Buktinya ada tim yang bisa juara tujuh musim berturut-turut."
Stirpe juga kemudian mengatakan bahwa De Laurentiis adalah salah satu alasan mengapa sistem yang tidak adil itu bisa bertahan. "Ada tim yang mendapat 160 juta euro dari televisi, sementara Frosinone cuma mendapat 28 juta," kata pria 60 tahun tersebut.
ADVERTISEMENT
Aurelio De Laurentiis dalam sebuah gala di Roma. (Foto: Carlo Hermann/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Aurelio De Laurentiis dalam sebuah gala di Roma. (Foto: Carlo Hermann/AFP)
Dalam kesempatan ini Stirpe juga balik menyindir De Laurentiis, terutama soal Stadio San Paolo. Saat ini Frosinone bermain di Stadio Benito Stirpe yang rampung dibangun pada 2017 silam. Stadion ini awalnya bernama Stadio Caselano dan sudah mulai dibangun sejak akhir 1980-an tetapi setelah itu mangkrak.
Stirpe merampungkan pembangunan stadion itu, menamainya dengan nama ayahnya, dan menjalin perjanjian dengan pemerintah kota untuk menggunakan stadion selama 90 tahun. Sementara, De Laurentiis sampai saat ini masih terus terlibat perselisihan dengan pemerintah kota Napoli soal renovasi San Paolo yang tidak jelas juntrungannya.
"Aku membangun stadion dengan modal seadanya. Dia seharusnya bisa melakukan itu di Naples karena San Paolo benar-benar kuno," tandas Stirpe.
ADVERTISEMENT