Harry Kane: Saya Bisa Saja Hengkang dari Tottenham

30 Maret 2020 7:04 WIB
comment
38
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Harry Kane merayakan gol ke gawang Crvena Zvezda. Foto: Reuters/Hannah McKay
zoom-in-whitePerbesar
Harry Kane merayakan gol ke gawang Crvena Zvezda. Foto: Reuters/Hannah McKay
ADVERTISEMENT
Lebih dari sedekade Harry Kane mengabdi untuk Tottenham Hotspur. Dalam rentang waktu itu pula dia meraih gelar individual bergengsi. Sebut saja titel Pemain Muda Terbaik Premier League, plus gelar topskorer Premier League di musim 2015/16 dan 2016/17.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, itu tak berbanding lurus dengan torehan gelar klub. Ya, Tottenham masih nihil trofi sejak terakhir kali jadi kampiun Piala Liga periode 2007/08.
Ekspresi kecewa para pemain Tottenham Hotspur. Foto: REUTERS/Dylan Martinez
Di situlah spekulasi masa depan Harry Kane kemudian muncul. Real Madrid dan Juventus jadi klub yang paling ngebet mendatangkannya, sejak beberapa musim ke belakang malah.
Soal ini, Kane mengakui kecintaannya kepada Tottenham. Meski di satu sisi, striker 26 tahun itu juga tak bisa memungkiri bahwa dia lapar gelar.
"Itu salah satu dari hal-hal itu, saya tidak bisa mengatakan ya, saya tidak bisa mengatakan tidak. Saya suka Spurs, saya akan selalu mencintai Spurs," katanya saat wawancara Instagram Live.
"Di sisi lain, saya selalu mengatakan jika saya tidak merasa progres kami sebagai tim atau berjalan ke arah yang benar. Saya bukan seseorang yang hanya tinggal diam di situasi semacam itu. Saya seorang pemain yang ambisius, saya ingin peningkatan, saya ingin menjadi lebih baik dan menjadi salah satu pemain top."
Kane terpaku setelah Tottenham Hotspur kalah dari Liverpool di final Liga Champions. Foto: REUTERS/Susana Vera
Tottenham bukannya tanpa peluang. Mereka selalu finis minimal di pos empat besar sejak edisi 2015/16. Jan Vertonghen cs. bahkan sukses menjadi runner-up tiga musim lalu. Pencapaian teraktual Tottenham, ya, kala menggapai final Liga Champions 2018/19.
ADVERTISEMENT
Namun, semua ada batasnya dan Kane menganggap bahwa dia telah melakukan yang terbaik buat Tottenham. Sialnya, itu tak cukup untuk membawanya meraih gelar profesional pertamanya.
“Tapi dari sudut pandang saya dan sudut pandang tim, yang dapat Anda lakukan adalah melakukan semua yang terbaik dan memenangi setiap pertandingan demi meraih trofi. Karena satu dan lain alasan, kami belum mampu meraihnya," lanjut Kane.
Harry Kane, wakil kapten Tottenham Hotspur. Foto: Reuters/David Klein
Terlepas dari hal itu, Harry Kane berusaha berpikir positif akan kondisi Tottenham sekarang. Kehadiran Jose Mourinho menumbuhkan bibit optimisme dalam diri Kane. Pelatih asal Portugal itu telah meraih puluhan gelar, termasuk tiga titel Premier League bersama Chelsea.
Kiprahnya di Liga Champions juga istimewa. FC Porto dan Inter Milan dibawanya merengkuh 'Si Kuping Besar' pada periode 2002/03 dan 2009/10.
ADVERTISEMENT
“Tahun depan akan menjadi kesempatan pertamanya untuk benar-benar menjalani pra-musim dengan tim dan menanamkan nilai-nilainya ke dalam tim. Kita akan melihat apa yang terjadi," lanjut Kane.
“Tentu saja, saya ingin menang, saya ingin memenangkan trofi tim, saya ingin melakukannya lebih cepat daripada nanti. Jadi kita harus melihat bagaimana kelanjutannya. "
Jose Mourinho memeluk Harry Kane. Foto: Action Images via Reuters/Carl Recine
Memang, sih, Mourinho belum bisa membawa Tottenham Hotspur bangkit. Mereka gugur di Liga Champions, Piala FA, dan Piala Liga. Posisi Tottenham juga jauh dari kata aman di tabel klasemen Premier League lantaran masih tersangkut di peringkat delapan.
Di lain sisi, perlu diingat juga kalau Mourinho masuk di pertengahan musim. Selain kudu beradaptasi dengan cepat, The Special One juga dipusingkan dengan cederanya pilar lini depan macam Son Heung-min dan juga Harry Kane.
ADVERTISEMENT
***
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi uang tunai Rp50.000.000. Buruan daftar di sini.