Hikmah Jeda Internasional: Portugal-Spanyol Impresif, Prancis Negatif

12 Oktober 2018 15:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi gol Sergio Ramos. (Foto: Reuters/Andrew Couldridge)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi gol Sergio Ramos. (Foto: Reuters/Andrew Couldridge)
ADVERTISEMENT
Jeda internasional mungkin membosankan untuk para penggila liga-liga top Eropa. Ya, Premier League, La Liga, Serie A, dan Bundesliga harus diisirahatkan gara-gara tim nasional yang kudu mentas.
ADVERTISEMENT
Eits, bukan berarti laga internasional sama sekali tak berarti. kumparanBOLA mencoba merangkum poin penting dalam duel-duel yang dihelat Jumat (12/10/2018) dini hari WIB tadi, silakan.
Tanpa Ronaldo, Portugal Baik-baik Saja, Kok.
Untuk kedua kalinya Cristiano Ronaldo tak turut serta dalam laga internasional bersama Portugal. Namun, Fernando Santos perlahan mampu merehabilitasi candu sosok akan Ronaldo dalam skuatnya.
Bertumpu pada duo Silva (Andre Silva dan Bernardo Silva), Portugal sukses mempermalukan Polandia 3-2 di depan para pendukungnya pada pentas UEFA Nations League A Grup 3. Sempat tertinggal lebih dulu di menit 18, Portugal berbalik unggul lewat bantuan Andre Silva, Bernardo Silva, plus gol bunuh diri Kamil Gilk.
Hasil positif ini tak sekadar mengantar mereka nangkring di puncak klasemen UEFA Nations League A Grup 3, mengungguli Italia yang telah mereka taklukkan sebelumnya. Lebih dari itu, Portugal tak kehilangan agresivitasnya kendati minus Ronaldo.
ADVERTISEMENT
Total 8 tembakan tepat sasaran sukses mereka layangkan, bandingkan dengan Polandia yang cuma menyentuh angka 3. Di pertandingan sebelumnya, Selecao das Quinas juga mengungguli torehan shoot on target Italia yang cuma seperti dari raihan mereka.
Para pemain Portugal merayakan gol Rafa Silva. (Foto: Reuters/Radoslaw Jozwiak)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Portugal merayakan gol Rafa Silva. (Foto: Reuters/Radoslaw Jozwiak)
Muka-muka Baru yang Menyegarkan Spanyol
Pada konferensi pers sebelum pertandinngan kontra Wales, Luis Enrique mengungkapkan keinginannya untuk menyuguhkan hal yang berbeda dalam skuatnya. Dan benar, bukan nama-nama reguler yang didaftarkan dalam starter Spanyol. Jose Gaya, Raul Albiol, Suso, dan Paco Alcacer.
Nama yang disebut belakangan jadi bintangnya setelah menyumbang dwigol pada duel yang dihelat di Millennium Stadium tersebut. Suso juga tak bisa dikesampingkan karena mengemas sepasang assist. Sementara dua gol sisanya dicetak Sergio Ramos dan Marc Bartra.
ADVERTISEMENT
Oke, kesuksesan Spanyol melibas Wales 4-1 tak terlepas dari absennya Gareth Bale yang didera cedera otot. Di sisi lain, kemenangan tersebut juga merepresentasikan banyak hal, salah satunya regenerasi pemain.
Pada Piala Dunia 2018 lalu, Spanyol mencatatkan rata-rata usia skuat yang relatif tinggi di angka 28,4 tahun, peringkat ke-11 dari 32 kontestan. Hal itu tak terlepas dari ketergantungan mereka akan pilar-pilar lawas macam Sergio Ramos, Gerard Pique, Sergio Busquets, David Silva, Diego Costa, dan Andres Iniesta. Regenerasi minim itu pula yang membuat mereka tersingkir lebih dini di babak 16 besar --selain pemecatan Julen Lopetegui jelang gelaran dimulai.
Pemain-pemain Spanyol merayakan gol Paco Alcacer. (Foto: Reuters/Andrew Couldridge)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain-pemain Spanyol merayakan gol Paco Alcacer. (Foto: Reuters/Andrew Couldridge)
Enrique tahu benar hal tersebut, itulah mengapa dia mencoba menjajal komposisi yang berbeda saat menyambangi kandang Wales. Terhitung hanya Ramos dan Raul Albiol, starter yang usianya sudah menginjak kepala tiga. Hasilnya, cukup memuaskan. Muka-muka baru itu tampil ciamik, langkah yang manis bagi Enrique dalam tonggak anyarnya.
ADVERTISEMENT
Percobaan Deschamps yang Nyaris Gagal
Sad but true, justru Prancis jadi satu-satunya tim yang mendapatkan hasil negatif dalam daftar ini. Tampil di depan para pendukungnya, raja Piala Dunia 2018 tersebut hanya bermain imbang 2-2 dengan Islandia.
Bahkan mereka sempat tertinggal dua gol lebih dulu sebelum berhasil menyamakan kedudukan di menit-menit akhir. Sepasang lesakan Les Bleus juga tak bisa dilepaskan dari bantuan gol bunuh diri Holmar Örn Eyjolfsson dan ceplosan Kylian Mbappe dari titik putih.
Didier Deschamps sendiri masih menurunkan pilar utama macam Hugo Lloris, Raphael Varane, Paul Pogba, Antoine Griezmann, dan Olivier Giroud. Meski ada baberapa percobaan yang dilakukan oleh mantan pelatih Juventus tersebut. Posisi full-back kiri yang sebelumnya intens diisi Lucas Hernandez kini dipercayakan kepada Lucas Digne.
ADVERTISEMENT
N'Golo Kante juga tak diturunkan dan pos gelandang bertahan diserahkan ke pundak Steven Nzonzi. Pun demikian dengan Mbappe yang baru diturunkan di pertengahan babak kedua. Sialnya, percobaan Deschamps tersebut tak berjalan mulus.
Tanpa Mbappe dan Kante, Prancis kehilangan keseimbangan. Florian Thauvin yang menggantikan posisi Mbape tak cukup klinis dalam menyelesaikan peluang dan menginisiasi serangan. Tengok saja gol pertama Isladia yang berasal dari keterlambatan Nzonzi menutup ruang tembak Birkir Bjarnason.
Uji tanding Prancis vs Islandia. (Foto: REUTERS/Stephane Mahe)
zoom-in-whitePerbesar
Uji tanding Prancis vs Islandia. (Foto: REUTERS/Stephane Mahe)
Well, Prancis memang telah membuktikan kredebilitasnya saat memboyong trofi Piala Dunia dari Rusia lalu. Namun, Deschamps nyatanya tak bisa berpaling dari pilar-pilar lamanya --alias kesulitan untuk mensinergikan muka-muka baru ke dalam skuatnya. Padahal, ya, Nzonzi dan Thauvin juga masih bagian dari skuat yang diboyongnya ke Piala Dunia lalu, meski bukan penggawa reguler.
ADVERTISEMENT
Selalu ada hikmah yang bisa dipungut dari torehan negatif. Dan dalam hal ini, kenyataannya adalah Deschamps bakal kesulitan bila tidak menurunkan Kante dan juga Mbappe.