Huesca dan Kekeraskepalaan yang Bisa Sulitkan Barcelona

31 Agustus 2018 19:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi pemain Huesca pada laga melawan Athletic Club. (Foto: Dok. SD Huesca)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi pemain Huesca pada laga melawan Athletic Club. (Foto: Dok. SD Huesca)
ADVERTISEMENT
"Ini adalah ujian yang jauh lebih berat, tetapi kami akan menuju ke sana dengan antusiasme dan hasrat yang sama. Kami menunjukkan itu saat melawan Eibar dan di Bilbao. Dua pertandingan itu tidak akan jadi pengecualian. Ya, kami tahu ini Barcelona, salah satu tim terbaik di dunia, tetapi kami akan berusaha sekuat tenaga dan semoga kami bisa mendapat hasil positif."
ADVERTISEMENT
Optimisme. Itulah yang ditunjukkan oleh Cucho Hernandez. Remaja 19 tahun itu sadar betul bahwa tim yang diperkuatnya saat ini, Huesca, sama sekali bukan tandingan Barcelona. Namun, pemain pinjaman dari Watford itu juga paham bahwa tanpa optimisme, perjalanan Huesca di La Liga takkan ada artinya.
Musim ini adalah musim pertama Huesca sepanjang sejarah dan mereka pun sepertinya tak pernah mengira bisa sampai di titik ini. Bukti paling jelas terlihat dari bagaimana mereka sebelumnya tak pernah melakukan ekspansi untuk stadionnya. Sampai sekarang, Estadio El Alcoraz masih belum bisa menampung lebih dari 5.500 penonton, meski penambahan kapasitas saat ini sedang dilakukan.
Huesca tidak punya banyak uang. Itulah mengapa, mereka harus memutar otak sedemikian rupa untuk bisa mendatangkan pemain anyar. Menurut data yang dirangkum dari Transfermarkt, untuk mendapatkan 13 nama baru, Huesca hanya mengeluarkan uang sebesar 3 juta euro. Sebagai perbandingan, uang sekian tak cukup untuk menggaji Lionel Messi selama sepekan.
ADVERTISEMENT
Namun, dengan segala keterbatasan yang ada, Huesca tak gentar. Dua tim Basque, Eibar dan Athletic Club, telah menjadi korban kekeraskepalaan klub berjuluk Oscense tersebut. Eibar ditaklukkan 2-1 pada pekan pertama. Sementara, Athletic yang sempat unggul dua gol harus puas berbagi angka karena Huesca kemudian mampu mencetak dua gol untuk menyamakan kedudukan.
Hasil imbang dengan Athletic itulah yang benar-benar membuat Huesca mencuat. Kini, mereka ada di urutan enam klasemen sementara. Empat poin milik Huesca sama dengan yang diraih oleh tim-tim seperti Sevilla, Athletic, Real Sociedad, serta Atletico Madrid.
Di sebelas awal milik Huesca, minimnya pengalaman begitu kentara. Lima pemain tak pernah bermain di level tertinggi, satu pemain hanya pernah bermain di satu pertandingan level tertinggi, sementara dari pemain yang tersisa salah satunya -- Luisinho -- terdegradasi bersama Deportivo La Coruna. Tim yang minim pengalaman itu pun dilatih oleh pelatih yang juga tak punya pengalaman, Leo Franco.
ADVERTISEMENT
Namun, dari dua pertandingan awal itu sudah jelas terlihat seperti apa identitas Huesca. Dengan formasi 4-4-2, Leo Franco melakukan apa yang biasa dilakukan Diego Simeone dan Marcelino Garcia Toral. Huesca menyerap tekanan dari lawan sebelum melancarkan serangan balik cepat via kombinasi duet striker mereka dengan duo gelandang sayap.
Menghadapi Athletic, Huesca sebenarnya bisa saja kalah. Pertama, karena mereka kalah dari segi penciptaan peluang. Athletic sebenarnya bisa mencetak dua gol lagi andai dua sepakan Inaki Williams tak membentur tiang gawang Axel Werner. Kedua, karena dua gol Huesca lahir lewat proses spektakuler yang tentunya takkan bisa diulang setiap pekan.
Kendati begitu, ini tak membuat Barcelona bisa berleha-leha begitu saja. Mereka pernah dikejutkan oleh Hercules Alicante dengan kekalahan 0-2 di Camp Nou pada musim 2010/11 silam. Apalagi, tim seperti Huesca inilah yang seringkali membuat Barcelona kesulitan, entah itu Atletico maupun Valencia.
ADVERTISEMENT
Soal kans, tentu saja Barcelona bakal jauh lebih diunggulkan. Namun, jika ada pelajaran yang bisa dipetik dari dua pertandingan awal Huesca adalah bahwa klub yang dibentuk tahun 1960 ini takkan membiarkan Barcelona merajalela. Hanya, sampai sejauh apa Huesca bisa bertahan, itulah yang jadi pertanyaan.