Isu Penjegal Takeover Newcastle United: Kasus Jamal Khashoggi hingga Pembajakan

31 Juli 2020 9:44 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Emblem Newcastle United di St James' Park. Foto: AFP/Lindsey Parnaby
zoom-in-whitePerbesar
Emblem Newcastle United di St James' Park. Foto: AFP/Lindsey Parnaby
ADVERTISEMENT
Newcastle United akhirnya batal diakuisisi oleh Pangeran Arab, Mohammed bin Salman (MbS); dan kolega-koleganya. Masalah waktu dan ketidakpastian menjadi alasan utama gagalnya negosiasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Tadinya, Kerajaan Arab Saudi via Saudi Arabia’s Public Investment Fund (PIF), PCP Capital Partners yang dipimpin oleh Amanda Staveley, dan Reuben Brothers tertarik menjadi pemilik baru The Magpies. Namun akhirnya, grup investasi ini menarik diri.
"Dengan apresiasi mendalam terhadap masyarakat Newcastle dan pentingnya klub sepak bola, kami telah mengambil keputusan untuk menarik minat kami untuk mengakuisisi Newcastle United FC," tulis pernyataan mereka, dilansir Sky Sports.
"Proses yang berkepanjangan dalam situasi saat ini ditambah dengan ketidakpastian global telah menjadikan potensi investasi tidak lagi layak secara komersial," lanjut mereka.

Kasus Jamal Khashoggi

Warga Jerman berdemonstrasi di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, menuntut keadilan bagi para jurnalis yang dibunuh dan ditangkap. Foto: Tobias SCHWARZ / AFP
Sebenarnya, rencana takeover ini memang diselubungi pro dan kontra sejak awal. Ada isu non-sepak bola yang mengancam kegagalan niatan akuisisi tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah satunya, tuntutan dari tunangan almarhum Jamal Khashoggi, Hatice Cengiz, yang meminta Premier League membatalkan takeover Newcastle United oleh MbS. Menurutnya, jika mengizinkan takeover itu, Premier League bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi.
Dikutip dari The Guardian; Rodney Dixon, pengacara Cengiz, mengutarakan bahwa akuisisi Newcastle United itu bukan sekadar bisnis bagi MbS, tetapi juga usaha menghindari peradilan atas tindakan-tindakan yang tak bisa dibenarkan.
Menurut hasil investigasi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang dipimpin Agnes Callamard, Arab Saudi dinilai bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki. Callamard cs. menyatakan bahwa pembunuhan itu takkan mungkin terjadi tanpa sepengetahuan MbS.

Kasus pembajakan hak siar

Newcastle United. Foto: REUTERS/Scott Heppell
Isu lain yang menghalangi rencana takeover Newcastle United ini adalah kasus pembajakan hak siar. Kerajaan Arab Saudi diduga berada di balik situs penyedia tayangan sepak bola ilegal bernama beoutQ.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan The Guardian, sudah terbukti bahwa Kerajaan Arab Saudi benar-benar berada di balik eksistensi beoutQ. Selain itu, Premier League kabarnya telah menerima laporan dari World Trade Organization (WTO) pada Mei 2020 dan memutuskan untuk memperkarakan Arab Saudi lewat jalur hukum.
beoutQ muncul pada 2017, saat Arab Saudi menyatakan boikot ekonomi terhadap Qatar, selaku negara basis dari beIN Media Group, pemegang hak siar segelintir liga top Eropa. Eksistensi beoutQ dianggap sebagai cara Arab Saudi ‘menyerang’ Qatar.
Pembajakan bukanlah perkara yang ringan. Pembajakan hak siar dapat membuat klub-klub sepak bola, termasuk Newcastle United ikut merugi. Sebab, uang hak siar adalah salah satu sumber pendapatan klub-klub.

Saingan baru

Patung Sir Bobby Robson bersanding dengan logo Newcastle United di St. James' Park. Foto: Reuters/Lee Smith
Pebisnis asal Amerika Serikat, Henry Mauriss, disebut hendak menyaingi grup investasi yang dipimpin PIF untuk mengakuisisi Newcastle United. Dia adalah CEO dari Clear TV, stasiun televisi asal Amerika Serikat yang berdiri sejak 2014.
ADVERTISEMENT
Sky Sports menyebut Mauriss sempat melayangkan tawaran senilai 350 juta poundsterling kepada Mike Ashley, pemilik Newcastle saat ini. Sekadar catatan, nilai itu lebih besar daripada nilai yang ditawarkan PIF cs: 300 juta pounds.
Mauriss disebut ingin proses takeover yang ia inisiasi selesai sebelum musim 2019/20 berakhir atau sekitar Agustus 2020. Well, kini Premier League 2019/20 telah rampung, tetapi belum ada lagi update perihal rencana Mauriss itu.
Kita tunggu bulan Agustus nanti. Siapa tahu, mundurnya grup investasi yang dipimpin PIF menjadi celah masuk bagi Mauriss.
---
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.