Jadi Juara Liga 2: Keajaiban Itu Bernama Persik Kediri

25 November 2019 21:24 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beberapa pemain Persik Kediri saat menjalani sesi latihan. Foto: Dok. Persik
zoom-in-whitePerbesar
Beberapa pemain Persik Kediri saat menjalani sesi latihan. Foto: Dok. Persik
ADVERTISEMENT
Dahulu, pernah ada tim yang mengejutkan di Indonesia bernama Persikota Tangerang.
ADVERTISEMENT
Hanya dalam rentang waktu tiga tahun sejak diresmikan PSSI pada Desember 1995, Persikota sukses menapaki jalan menuju Divisi Utama Liga Indonesia, kompetisi level tertinggi sepak bola kala itu.
Malah, Persikota berhasil menembus babak semifinal pada musim 1999/00. Sayang, saat itu mereka dikalahkan oleh PKT Bontang di babak semifinal dengan skor 4-3 sehingga gagal melaju ke final.
Kisah itu dikenal sebagai kisah seorang bayi ajaib, julukan yang akhirnya tersemat kepada Persikota. Kini, kisah itu dikhidmati oleh Persik Kediri, yang sukses menapaki jalan menuju Liga 1 hanya dalam rentang waktu empat tahun lamanya.
***
Persik Kediri memang berbeda dari Persikota. Mereka pernah menjuarai Liga Indonesia selama dua kali, yakni 2003 dan 2006. Namun, selepas Indonesia memasuki era Liga Super, Persik perlahan tenggelam.
Para pemain Persik merayakan gol. Foto: Dok. LIB
Bersamaan dengan dibekukannya kompetisi Indonesia pada 2015 silam, orang-orang mulai melupakan Persik. Ketika kompetisi Indonesia hadir kembali pada 2017 dalam bentuk Liga 1, 2, dan 3, tim berjuluk 'Macan Putih' itu harus merangkak dari Liga 2.
ADVERTISEMENT
Sial bagi mereka, pada 2018, mereka harus turun level ke Liga 3. Namun, hal itu tidak menjadi masalah bagi Persik. Mereka langsung mencanangkan jalan menuju Liga 1. Hal itu diawali ketika mereka sukses memenangi gelar Liga 3 pada musim 2018.
Mereka pun resmi kembali ke Liga 2 pada 2019. Target menuju Liga 1 langsung diusung. Tidak tanggung-tanggung, mereka pun merajai babak reguler, sehingga sukses memastikan diri masuk babak 8 besar.
Pada babak 8 besar, mereka juga tampil apik sehingga mampu menembus babak semifinal. Tantangan baru hadir bagi mereka di babak ini, karena ada Persiraja Banda Aceh yang mampu memberikan perlawanan sengit.
Pemain Persik Kediri membawa bola. Foto: Dok. LIB
Namun, Persik menunjukkan mental juara yang mereka miliki. Di babak adu penalti, mereka mampu menyudahi perlawanan Persiraja dengan skor 5-4. Mereka berhak atas tiket ke Liga 1 musim depan, plus tiket ke babak final.
ADVERTISEMENT
Dalam babak final yang dihelat di Stadion I Wayan Dipta, Senin (25/11/2019), sudah ada Persita Tangerang yang menanti mereka. Persita jelas bukan lawan enteng. Ada nama-nama seperti Amarzukih, Egi Melgiansyah, hingga Asri Akbar di sana.
Namun, Persik kembali menunjukkan kelasnya. Dalam rentang waktu lima menit, Persik mampu mencetak dua gol. Gol pertama dicetak oleh Risna Prahalabenta pada menit 11 lewat sepakan bebas.
Selang tiga menit kemudian, Persik berhasil menggandakan keunggulan. Kali ini lewat sontekan Sandrian yang sukses memanfaatkan umpan dari salah seorang pemain Persik yang sukses menerobos kotak penalti.
Tertinggal dua angka tidak membuat Persita gentar. Mereka mulai membangun permainan secara perlahan. Selepas menit 20 laga, Persita mulai bermain dengan nyaman. Alhasil, mereka mampu mencuri gol via sundulan M. Roby.
ADVERTISEMENT
Gol ini berawal dari sepakan bebas Egi yang mengarah ke kotak penalti. Bola lalu dipantulkan oleh Asri Akbar, dan Roby sukses menyundul bola pantul itu ke arah gawang. Skor berubah 1-2.
Persita semakin menggila. Pada menit 38, mereka akhirnya mampu menyamakan kedudukan, setelah Sirvi Arfani berhasil membobol gawang Persik yang dikawal oleh Fajar Setya. Skor imbang 2-2.
Pada sisa waktu babak pertama, baik itu Persita maupun Persik gagal menambah angka. Alhasil. skor 2-2 bertahan sampai babak pertama rampung.
Persita dan Persik masih menyajikan permainan yang terbilang agresif. Walau keduanya sudah memastikan tempat ke Liga 1, keduanya tampak memiliki motivasi yang sama, yaitu ingin menggamit gelar Liga 2.
Seiring babak kedua berjalan, laga tetap berjalan ketat, sama seperti babak pertama. Bedanya, di babak kedua ini Persita dan Persik sama-sama kesulitan mencetak gol.
Persik saat akan menjalani laga semifinal Liga 2 menghadapi Persiraja. Foto: Dok. Media LIB
Namun, determinasi yang dimiliki oleh Persik membuat mereka mampu memegang kendali laga. Mereka menekan Persita dengan intens, dan hal itu membuat Persita kelabakan plus sulit mengembangkan permainan.
ADVERTISEMENT
Buah dari determinasi ini pun akhirnya dirasakan oleh Persik jelang laga usai. Pada menit 90+1, Wimba Sutan Fanosa sukses menjadi pembeda berkat gol yang ia cetak, memanfaatkan celah di lini pertahanan Persita.
Persik menang 3-2, dan mereka berhak atas trofi Liga 2 2019. Keajaiban itu nyata adanya, dan Persik kembali ke habitat yang sudah lama mereka tinggalkan dalam beberapa tahun terakhir: kompetisi level teratas Indonesia.
***
Menilik perjalanan Persik ini, tampak bahwa mereka mengilhami perjalanan dari Persikota Tangerang pada kisaran 1995-1998. Bedanya, jika Persikota menjadi bayi ajaib, Persik merebut kembali tempat yang seharusnya menjadi milik mereka.
Namun, perjalanan Persik tentu tidak usai di sini. Tugas berat menanti mereka musim depan, karena kompetisi Liga 1 bukanlah kompetisi yang mudah untuk dijalani. Mampukah mereka bertahan di Liga 1 dalam waktu yang lama?
ADVERTISEMENT
Ya, apapun itu, selamat Persik Kediri, lalu selamat juga bagi Persita dan Persiraja yang juga sukses lolos ke Liga 1 2020.