Jalan Mundur Iran: Perempuan Kembali Dilarang Masuk Stadion

22 Oktober 2019 23:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter perempuan menyaksikan laga Iran vs Kamboja. Foto: AFP/Atta Kenare
zoom-in-whitePerbesar
Suporter perempuan menyaksikan laga Iran vs Kamboja. Foto: AFP/Atta Kenare
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejarah tercipta pada 10 Oktober 2019 di Teheran ketika 3.000 suporter sepak bola perempuan Iran diizinkan masuk stadion untuk pertama kalinya sejak 1981. Namun, apa yang terjadi di laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 itu ternyata hanyalah sebuah eksepsi.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan ESPN, seiring dengan dimulainya kembali kompetisi domestik Iran pada Minggu (19/10/2019), larangan terhadap perempuan Iran untuk menonton sepak bola di stadion kembali efektif.
Dicabutnya larangan untuk sementara pada 10 Oktober 2019 itu tidak bisa dipisahkan dari kematian seorang suporter perempuan bernama Sahar Khodayari. Sosok 29 tahun itu meninggal usai membakar diri di tahanan.
Khodayari dikenal dunia internasional sebagai Blue Girl karena dia mengecat rambutnya dengan warna biru seperti warna kebanggaan klub kesayangannya, Esteghlal. Itu dilakukan Khodayari sebagai bagian dari penyamaran untuk bisa masuk ke stadion.
Karena adanya larangan terhadap perempuan untuk masuk stadion, Khodayari terpaksa menyamar jadi laki-laki untuk bisa menonton sepak bola. Akan tetapi, pada akhirnya penyamaran ini diketahui aparat berwenang dan Khodayari pun dijebloskan ke tahanan. Ini yang memicunya untuk bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Kematian Khodayari itu membuat otoritas Iran ditekan habis. Akhirnya, mereka pun 'melunak' dengan mengizinkan perempuan masuk ke Stadion Azadi untuk menyaksikan pertandingan antara Iran dan Kamboja. Iran sendiri menang 14-0 pada laga tersebut.
Tiga ribu perempuan yang menonton di Stadion Azadi—yang ironisnya berarti 'kebebasan'—ditempatkan dalam sebuah sektor khusus. Sektor tersebut dibatasi oleh pagar metal yang sengaja dipasang hanya beberapa hari sebelum pertandingan melawan Kamboja digelar.
Suporter perempuan Iran di Stadion Azadi. Foto: AFP/Atta Kenare
Pada akhirnya, itu semua cuma pengecualian. Menurut Omid Memarian, Wakil Direktur Pusat Hak Asasi Manusia Iran, perempuan tetap akan diizinkan menyaksikan pertandingan internasional tetapi belum diperbolehkan menghadiri laga-laga sepak bola domestik.
Kebijakan ini sendiri, menurut Memarian, berpotensi menjadi senjata makan tuan bagi pemerintah Iran. "Para perempuan Iran mendapat dukungan dari seluruh dunia dan FIFA. Ini akan membuat pemerintah kesulitan untuk kembali melarang mereka masuk stadion," ujarnya, dikutip dari ESPN.
ADVERTISEMENT
Tahun ini, agenda sepak bola internasional Iran di kandang sudah habis. Sardar Azmoun dkk. baru akan menjalani laga kandang Kualifikasi Piala Dunia 2022 pada 26 Maret 2020. Di situ yang menjadi lawan mereka adalah Hong Kong.