news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jangan Sampai Kompetisi Eropa Menggusur Piala Liga Inggris

17 Desember 2019 15:55 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chairman Piala Liga Inggris, Rick Parry. Foto: neil jones / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Chairman Piala Liga Inggris, Rick Parry. Foto: neil jones / AFP
ADVERTISEMENT
Kelewat naif untuk menyejajarkan Piala Liga Inggris dengan kompetisi papan atas kelas Eropa seperti Liga Champions dan Liga Europa. Terutama yang pertama, sih.
ADVERTISEMENT
Dari segi hadiah saja, Piala Liga Inggris tak menarik. Pemenangnya ‘cuma’ diganjar 100 ribu poundsterling. Piala FA saja memberi 2 juta poundsterling bagi kampiun.
Pamor Piala Liga Inggris tak hanya terancam karena dicap sebagai turnamen penting-tak-penting. Ancaman lain datang dari primadona sepak bola Eropa, Liga Champions.
Perebutan trofi 'Si Kuping Besar' ini dikabarkan bakal mengalami perubahan pada 2024. Formatnya tetap melibatkan 32 tim di fase grup. Namun, tim-tim tersebut tidak akan dibagi dalam delapan grup.
Kabarnya, ke-32 tim bakal dimasukkan dalam empat grup yang artinya, tiap tim mesti melakoni 14 duel babak grup. Berangkat dari situ, durasi kompetisi dikhawatirkan bakal menggusur Piala Liga Inggris.
Trofi Piala Liga Inggris Foto: Ian Walton/Getty Images
Chairman Piala Liga Inggris, Rick Parry, mewaspadai betul kondisi demikian meski hingga sekarang belum ada keputusan yang diambil. Parry bahkan menegaskan bahwa Piala Liga Inggris secara seksama mengamati progres terkait perubahan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Saya pikir, sepak bola Inggris jadi unik karena memiliki Piala Liga. Kami memantau semuanya, mulai dari kompetisi tier tiga UEFA (Liga Europa 2) serta potensi perubahan Liga Champions. Kami mengamati kira-kira impaknya ke kompetisi ini seperti apa," jelas Parry dalam wawancaranya kepada BT Sports.
Dengan jadwal yang sekarang saja, sejumlah tim merasa dipersulit. Ambil contoh, Liverpool, yang harus melakoni Piala Liga dan Piala Dunia Antarklub dalam dua hari beruntun di dua benua berbeda.
Parry lantas menyadari bahwa keputusan Liverpool untuk menurunkan tim mudanya di Piala Liga Inggris sebagai langkah tepat. Bagaimana pun, kompetisi ini juga dibutuhkan untuk mematangkan para pemain muda.
Para pemain Liverpool merayakan gol Divock Origi (tengah). Foto: Andrew Yates/Reuters
Toh, dalam laga-laga sebelumnya, Liverpool juga menurunkan tim utama yang memberi ruang luas kepada para pemain muda. Laga melawan Arsenal, misalnya.
ADVERTISEMENT
Pertandingan itu bahkan tuntas dengan skor 5-4 di babak adu penalti karena waktu normal selesai dengan skor 5-5. Bayangkan, 19 gol dalam satu laga.
Berangkat dari situ, Parry percaya betul bahwa Piala Liga Inggris harus tetap ada. Di kompetisi mana lagi pemain muda dapat kesempatan untuk berlaga membantu tim senior memperebutkan gelar juara?
Lagipula, di Piala Liga Inggris musim ini, tim divisi empat seperti Colchester United memberi kejutan dengan menyingkirkan Tottenham Hotspur.
"Laga Liverpool melawan Arsenal di Anfield jadi salah satu pertandingan paling menghibur yang pernah saya tonton. Tim seperti Liverpool penuh integritas sehingga tidak akan mengabaikan satu kompetisi demi kompetisi yang lain," jelas Parry.
"Masa depan Piala Liga Inggris bukan hal yang mau saya diskusikan. Masa depan Piala Liga Inggris adalah perkara yang bakal saya pertahankan sampai mati," tegasnya.
ADVERTISEMENT