Jarang-jarang Madrid dan Barcelona 'Kompak' Kalah

27 September 2018 14:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ramos dan Messi berpelukan. (Foto: REUTERS/Sergio Perez)
zoom-in-whitePerbesar
Ramos dan Messi berpelukan. (Foto: REUTERS/Sergio Perez)
ADVERTISEMENT
Kekalahan Real Madrid dan Barcelona di pekan keenam La Liga 2018/19 menjadi suatu hal yang istimewa. Karena keoknya dua kesebelasan tersebut di hari yang sama pada ajang La Liga sangat jarang terjadi. Terakhir kali Madrid dan Barcelona 'kompak' kalah adalah pada 2015 silam.
ADVERTISEMENT
Pada laga yang terhelat Kamis (27/9/2018) dini hari WIB, Madrid yang bertamu ke markas Sevilla keok dengan skor telak 0-3 via gol Andre Silva dan Wissam Ben Yadder. Di waktu bersamaan, Barcelona tumbang di kandang Leganes dengan skor 1-2. Leganes, yang tertinggal lebih dulu lewat Philippe Coutinho, membalas via Nabil El Zhar dan Oscar Rodriguez.
Keberhasilan Leganes dan Sevilla menumbangkan dua tim raksasa di La Liga ini mengulang memori manis yang lebih dulu ditorehkan oleh Valencia dan Real Sociedad pada La Liga musim 2014/15. Tiga tahun lalu, El Real dan Blaugrana sama-sama kalah pada 4 Januari atau pekan ke-17.
Madrid yang bertamu ke Mestalla sebetulnya bisa unggul lebih dulu lewat sepakan penalti Cristiano Ronaldo di menit ke-15. Valencia bangkit di babak kedua dengan meembukukan dua gol via Antonio Juan Barragan menit 53 dan Nicolas Otamedi 11 menit berselang.
ADVERTISEMENT
Hasil tersebut terasa makin pahit buat Madrid karena menghentikan 12 kemenangan beruntun di La Liga dan 22 kemenangan jika ditotal pada lintas kompetisi. Kendati demikian, 22 kemenangan beruntun tersebut mengantarkan Madrid--yang saat itu dilatih oleh Carlo Ancelotti--membukukan sejarah baru sebagai tim asal Spanyol paling banyak menorehkan rangkaian kemenangan.
Sementara itu, Barcelona yang bertamu ke markas Sociedad kalah 0-1 lewat gol bunuh diri Jordi Alba saat laga berusia dua menit. Sama seperti Madrid, kekalahan ini memutus tren positif Barcelona yang saat itu tidak terkalahkan dalam enam laga beruntun La Liga.
Meski sama-sama keok, Madrid tetap memimpin klasemen dan Barcelona di bawahnya. Namun, Barcelona kemudian bangkit menjelang akhir musim dengan mengudeta posisi puncak di pekan ke-26, hingga akhirnya keluar sebagai kampiun La Liga 2014/15.
ADVERTISEMENT
Lebih impresifnya, setelah kekalahan dari Sociedad, Barcelona yang dibesut Luis Enrique saat itu memenangi 11 laga beruntun. Lionel Messi dan kolega pun sukses menyabet trofi juara Liga Champions dan Copa del Rey untuk menyegel status peraih treble winner.
Beda ekspresi pemain Madrid dan Sevilla. (Foto: REUTERS/Marcelo Del Pozo)
zoom-in-whitePerbesar
Beda ekspresi pemain Madrid dan Sevilla. (Foto: REUTERS/Marcelo Del Pozo)
Nasib berbeda dialami Madrid usai kekalahan dari Valencia. Penampilan Los Galaticos kian tak konsisten dan akhirnya kudu rela nirtrofi juara karena selain disalip Barcelona di La Liga, mereka pun disingkirkan oleh Juventus pada babak semifinal Liga Champions. Pada akhirnya musim, Ancelotti pun tak lagi menjadai bagian dari Santiago Bernabeu.
Kini, di musim baru, pelatih baru, dan beberapa pemain baru, Madrid dan Barcelona mengulang memori kalah di hari yang sama tiga tahun lalu. Menarik dinantikan, apakah nasib kedua tim setelah kompak kalah musim ini akan sama seperti musim 2014/15?
ADVERTISEMENT
Ataukah Madrid bakal bernasib lebih baik, atau mungkin ada kejuatan lain hadir? Berbagai hal memang masih mungkin terjadi mengingat musim 2018/19 baru berjalan enam pekan dan kekalahan ini adalah kekalahan pertama buat Madrid dan Barcelona.