Jurnal: Membelah Ketatnya Prokes, Nikmati Liga 1 di Tengah Kesunyian

28 Agustus 2021 11:53 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) menyerahkan bola kepada Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan (kanan) saat membuka Kompetisi BRI Liga 1 2021-2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan. Foto: Dhemas Reviyanto/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) menyerahkan bola kepada Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan (kanan) saat membuka Kompetisi BRI Liga 1 2021-2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan. Foto: Dhemas Reviyanto/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Akhirnya, penantian panjang itu telah usai. Jumat (27/8), kompetisi sepak bola paling bergengsi di Indonesia, Liga 1 2021/22, berhasil dihelat kembali setelah terhenti sekitar satu setengah tahun lamanya.
ADVERTISEMENT
Hari itu memang terasa amat spesial. Sebelum bola diperebutkan para penggawa Bali United dan Persik Kediri, ada drama berkepanjangan lengkap dengan tetek bengek perihal izin kompetisi.
kumparanBOLA berkesempatan meliput langsung jalannya pertandingan. Asal tahu saja, panitia membatasi hanya 20 slot wartawan tulis yang bisa hadir langsung ke Stadion Utama Gelora Bung Karno. Selebihnya, seperti yang sudah berjalan lebih dari setahun ke belakang, difasilitasi dengan medium daring.
Suasana area stadion Gelora Bung Karno jelang pembukaan Liga 1. Foto: Soni Insan Bagus/kumparan
Saya tiba di Kompleks Gelora Bung Karno sekitar pukul 3 sore. Aura tak biasa langsung bisa dirasakan kala menginjakkan kaki di salah satu tempat olahraga paling bersejarah di Indonesia itu.
Jumat sore biasanya merupakan waktu favorit warga ibu kota mencari keringat atau sekadar mencuci mata di area GBK. Pemandangan seperti itu tak saya temukan di sana. Ada, sih, beberapa. Namun, jumlahnya bisa dihitung jari.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, area ring 3 dan 4 GBK sore itu masih bisa diakses masyarakat luas. Informasi ini saya dapatkan usai berbincang dengan salah seorang petugas keamanan di sana. Namun, keramaian khas 'Jumat sore' tak saya temui lantaran adanya aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Indonesia (PPKM).
Setelah melewati pengecekan suhu dan identitas di gerbang masuk, saya lantas diarahkan menuju Gate H. Di sini, lagi-lagi pengecekan suhu dan identitas dilakukan.
Kemudian, pengecekan itu kembali dilakukan di sebuah pos kecil di dekat zona 12. Dua lubang hidung saya kemudian dicolok sebagai bagian dalam aturan protokol kesehatan (tes swab antigen).
Suasana area stadion Gelora Bung Karno jelang pembukaan Liga 1. Foto: Soni Insan Bagus/kumparan
Benar-benar terasa seperti bukan di GBK.
Yah, bagaimana, umumnya saya masuk Stadion GBK hanya menunjukkan tiket, pengecekan barang, lalu melenggang ke tribun dan mulai bernyanyi.
ADVERTISEMENT
Perasaan 'tak biasa' semakin menjadi-jadi saat saya duduk di tribun media. Oh, iya, untuk duduk di sini, saya harus masuk melalui zona 1. Iya, benar, saat masuk zona 1, lagi-lagi dilakukan pengecekan suhu, identitas plus basuh tangan dengan hand sanitizer yang sudah disediakan.
Meski terasa aneh, saya paham betul bahwa protokol ketat ini dilakukan demi kelangsungan Liga 1 2021/22 di tengah pandemi. PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) juga sudah berkali-kali 'bawel' soal aturan ini. Toh, ini juga demi kebaikan sepak bola Indonesia.
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan sambutan sebelum membuka Kompetisi BRI Liga 1 2021-2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan. Foto: Dhemas Reviyanto/Antara Foto
Kembali lagi soal tribun media. Saya membuka laptop dan mulai beraksi di atas keyboard. Hati ini terenyuh saat Bapak Erick Thohir dan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan membuka rangkaian acara.
ADVERTISEMENT
Kick off pertandingan akhirnya dimulai sekitar pukul 19:00 WIB. Ini menjadi bagian yang paling terasa 'aneh'.
Saat bola ditendang tim Persik Kediri di tengah lapangan, tak ada hiruk pikuk dari bangku tribun. Tak ada nyanyian yel-yel, tak terasa getaran di tribun karena puluhan ribu suporter melompat-lompat, bahkan tepuk tangan pun terdengar samar-samar.
Bali United vs Persik Kediri di laga pembuka Liga 1 2021/22. Foto: Instagram/@baliunitedfc
Ya, salah satu syarat bergulirnya Liga 1 2021/22 adalah melarang keras kehadiran suporter. Jangankan datang ke tribun, hadir di luar area stadion saja, ancamannya kompetisi disetop.
Bagi saya, ini adalah kali pertama menyaksikan Liga 1 di tengah kesunyian. Kalau bisa digambarkan, atmosfer di stadion masih kalah ramai dari turnamen futsal tingkat sekolah, meski kita ketahui bersama, para pemain yang berduel di laga itu adalah pesepak bola profesional.
ADVERTISEMENT
Namun, ada sisi menarik di tengah kesunyian tersebut. Itu adalah kala saya bisa mendengar dengan jelas teriakan-teriakan pemain di atas lapangan. Ada yang memarahi rekan setimnya, ada yang protes keras ke wasit, ada juga yang berteriak kesakitan usai ditekel lawan. Semuanya terdengar jelas. Clear.
Karena terbiasa menyaksikan laga di tengah hiruk pikuk puluhan ribu suporter yang hadir, saya merasa bosan dengan jalannya pertandingan, hingga akhirnya Bali United memecah kebuntuan 7 menit jelang bubar.
Saat Muhammad Rahmat menceploskan bola ke gawang Persik, atmosfer 'agak ramai' mulai terasa. Segenap tim Bali United berteriak dan diiringi tepukan tangan dari awak media dan tamu undangan yang hadir.
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan pada gawang usai babak pertama laga pembuka Liga 1 2021-2022 antara Bali United melawan Persik Kediri di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto
Well, setidaknya saat ini kompetisi sepak bola Indonesia sudah berhasil kembali bergulir. Harapan saya, ke depannya atmosfer pertandingan yang luar biasa bisa kembali tersaji.
ADVERTISEMENT
Lagi pula, hingga kini cuma itu 'kan yang bisa dipamerkan dari sepak bola Indonesia?