Juventus vs Milan: Upaya Mengganyang Masalah

7 November 2019 15:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi gol Aleksei Miranchuk ke gawang Juventus. Foto: Reuters/Maxim Shemetov
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi gol Aleksei Miranchuk ke gawang Juventus. Foto: Reuters/Maxim Shemetov
ADVERTISEMENT
Keinginan Wojciech Szczesny akhirnya urung terwujud. Papan skor Lokomotiv Stadium menunjukkan angka 1-2 di akhir laga dan itu artinya Juventus harus pulang dari Rusia tanpa nirbobol.
ADVERTISEMENT
Musim ini, Juventus mudah sekali kebobolan, meskipun tidak dalam jumlah banyak. Laga Liga Champions kontra Lokomotiv Moskva, Kamis (7/11/2019) dini hari WIB, adalah laga kesepuluh Juventus tanpa clean sheet.
Szczesny sebenarnya sudah cukup gerah dengan situasi ini. Setelah menang 1-0 atas Torino akhir pekan lalu, kiper Polandia itu menargetkan clean sheet pada laga melawan Lokomotiv.
Namun, realitas berkata lain. Bahkan, gawang Juventus bisa saja kemasukan dua gol seandainya Leo Bonucci tidak sigap dalam melakukan sapuan tepat di garis gawang.
Leonardo Bonucci melakukan sapuan garis gawang. Foto: Reuters/Evgenia Novozhenina
Di Serie A dan Liga Champions, dari 15 pertandingan, Juventus telah kebobolan 13 kali. Jumlah ini sebenarnya tak bisa dibilang buruk, tetapi frekuensi kejadiannya memang mengkhawatirkan.
Juventus pun tidak cuma kebobolan saat menghadapi tim-tim kuat. Melawan tim macam Lecce, Genoa, dan Hellas Verona, gawang mereka juga tidak aman dari terjangan pemain lawan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, menghadapi Milan yang baru mencetak 11 gol dari 11 laga pada Senin (11/11/2019) dini hari WIB bukanlah jaminan. Kans Milan untuk mencetak gol dalam laga tersebut bisa dibilang cukup besar.
Milan saat ini berada di bawah asuhan Stefano Pioli dan, walaupun perlahan, penampilan mereka terus membaik. Pada laga terakhir menghadapi Lazio, mereka bisa menciptakan lebih banyak kans meski akhirnya kalah.
Dari segi hasil, Pioli memang belum tokcer. Empat laga sudah dijalaninya bersama Milan tetapi eks pelatih Fiorentina itu baru bisa mempersembahkan satu kemenangan, itu pun atas juru kunci SPAL.
Pelatih AC Milan, Stefano Pioli. Foto: Miguel MEDINA / AFP
Namun, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ada perkembangan yang cukup terasa, khususnya dalam urusan menyerang. Milan di bawah Pioli lebih tajam dengan rata-rata 1,5 gol per laga.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, di bawah kendali Marco Giampaolo, rata-rata gol per laga Milan hanya menyentuh angka 1. Dari situ, memang sudah sah untuk menyebut bahwa Rossoneri telah membaik.
Yang jadi masalah, angka expected goals (xG) Milan sebenarnya tidak sebagus itu. Disitat dari Understat, dalam 4 partai termutakhir, angka xG Milan cuma ada di angka 1,24.
Artinya, ada sesuatu yang belum bisa benar-benar diselesaikan Pioli. Ini bisa dilihat dari bagaimana rata-rata jumlah tembakan per laga Milan justru menurun. Sebelumnya 14, sekarang cuma 13.
Nah, menghadapi Juventus yang baru kebobolan 9 kali di Serie A (0,81 gol per laga), catatan Milan itu mendadak tampak kembali mengkhawatirkan. Apalagi, 'Iblis Merah' kemungkinan bakal tampil tanpa Suso.
ADVERTISEMENT
Suso beraksi di pertandingan melawan Brescia. Foto: AFP/Miguel Medina
Suso sendiri merupakan salah satu sumber kreasi utama Milan musim ini. Meski belum optimal, setidaknya pemain asal Spanyol itu bisa membukukan 1,86 aksi ofensif (tembakan, umpan kunci, dribel sukses) di setiap pertandingannya.
Catatan Suso itu hanya kalah dari Hakan Calhanoglu yang sudah menorehkan 1,9 aksi ofensif per laga. Dengan kata lain, mantan pemain Liverpool itu bakal sangat dirindukan oleh Milan.
Berita baiknya buat Milan, Juventus pun sedang goyah. Selain perkara frekuensi kebobolan tadi, stok pemain di lini belakang juga sedang bermasalah. Matthijs de Ligt masih cedera dan belum tentu bisa bermain nantinya.
Selain itu, ada hal-hal lain yang membuat Juventus begitu rentan kebobolan. Para pemain rentan melakukan kesalahan individual, termasuk melakukan pelanggaran di area berbahaya.
ADVERTISEMENT
Bagi Milan, buruknya daya kreasi itu bisa diakali dengan memanfaatkan situasi bola mati. Napoli pernah melakukannya di giornata kedua, walau akhirnya kalah 3-4 akibat bunuh diri Kalidou Koulibaly.
Blaise Matuidi (kiri) dan Franck Yannick Kessie berebut bola di Supercoppa Italiana. Foto: AFP/Giuseppe Cacace
Pada laga itu Napoli mencetak dua gol melalui situasi tendangan bebas. Juventus yang sudah unggul 3-1 pun tiba-tiba harus mendapati pertandingan ada di skor imbang 3-3. Untungnya, ada 'bantuan' dari Koulibaly tadi.
Masalah Juventus juga tidak cuma terletak di bagian pertahanan. Soal menyerang pun mereka tidak bagus-bagus amat. Rendahnya rasio konversi gol jadi problem terbesar 'Si Nyonya Tua'.
Untuk tiap gol yang mereka cetak di Serie A, Juventus butuh 11 tembakan. Bandingkan dengan Atalanta—tim terproduktif Serie A dengan koleksi 30 gol—yang cuma butuh 6,75 tembakan per golnya.
ADVERTISEMENT
Jadi, pada dasarnya laga Juventus melawan Milan ini adalah duel dua tim bermasalah. Hanya, permasalahan Milan memang lebih besar karena hasil yang didapat jauh lebih buruk ketimbang Juventus.