news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Karena Alisson Becker Juga Tak Kalis dari Blunder

1 September 2018 23:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Blunder Alisson buka jalan bagi gol Leicester. (Foto: Reuters/Carl Recine )
zoom-in-whitePerbesar
Blunder Alisson buka jalan bagi gol Leicester. (Foto: Reuters/Carl Recine )
ADVERTISEMENT
Ada blunder Alisson Becker dalam cerita kemenangan Liverpool di pekan keempat Premier League 2018/19. Pada Sabtu (1/9/2018), skuat asuhan Juergen Klopp sukses mengemas kemenangan 2-1 atas Leicester City di King Power Stadium. Gol Sadio Mane dan Roberto Firmino yang berbanding dengan satu lesakan gol Rachid Ghezzal untuk Leicester menjadi alasan mengapa Liverpool pulang dengan raihan tiga poin.
ADVERTISEMENT
Liverpool memang berhasil mencetak sejarah baru dengan membuka Premier League dengan empat kemenangan beruntun. Tapi, catatan nirbobol Liverpool pun harus berakhir. Blunder Alisson itulah yang membidani kelahiran gol tunggal Leicester di laga ini. Prosesnya bermula saat Virgil van Dijk melepaskan satu umpan kepada kiper asal Brasil itu demi mengamankan bola dari sergapan lawan.
Nah, begitu bola dikuasai oleh Alisson, Kelechi Iheanacho yang baru bermain pada menit 61 berhasil lepas dari kawalan pemain bertahan Liverpool sehingga ada dalam situasi satu lawan satu dengan kiper. Berhadap-hadapan dengan ancaman Iheanacho, Alisson bukannya segera mengamankan bola, tapi malah memainkannya.
Tanpa ampun, Iheanacho langsung merebut bola dan mengirimkan umpan kepada Ghezzal yang ada di area pertahanan kiri Liverpool. Upaya Joe Gomez untuk merebut bola pun kandas. Setelahnya, yang terdengar adalah sorak-sorai pendukung Leicester karena jagoan mereka berhasil mencetak gol di menit 63.
ADVERTISEMENT
Di pinggir lapangan, dari balik topi hitamnya, Klopp tak dapat menyembunyikan raut kekecewaan, Anak asuhnya melakukan pertaruhan yang tak perlu. Gol Ghezzal ini pun menjadi pelajaran penting bagi Alisson. Bahwa ada perbedaan tipis antara mengambil risiko (taking risk) dan membuat risiko (making risk).
“Dia sadar bahwa gol balasan itu adalah kesalahannya. Tapi, saya berkata padanya, pertandingan terbaik yang bisa dilakoninya adalah pertandingan yang dimenangi. Saya sudah menduga, kesalahan Alisson seperti tadi memang bakal terjadi. Tapi saya tidak berkata bahwa kesalahan semacam ini akan terjadi di pertandingan pekan depan. Ia memahaminya. Kami pun harus membiasakan diri untuk menghadapi blunder-blunder seperti ini," ucap Klopp dalam wawancara seusai laga kepada Skysports.
Belakangan, Liverpool memang akrab dengan kisah blunder kiper. Yang paling masyhur memang blunder Loris Karius di partai puncak Liga Champions 2017/18. Tak berhenti sampai di situ, Karius masih melakukan blunder di sejumlah uji tanding.
ADVERTISEMENT
Kiper adalah posisi yang tak ada gantinya. Ia ada di garis belakang bukan karena tak penting, tapi karena bertugas sebagai palang pintu terakhir yang melindungi gawang. Ia berdiri di depan gawang bukan sekadar untuk menghalau bola, tapi melindungi tim dari kekalahan.
Karena krusialnya peran seorang kiper, Klopp tak mau mengambil risiko yang tak perlu. Liverpool pun mendatangkan Alisson dari AS Roma dengan harga 72,5 juta poundsterling. Secara tipe permainan, Alisson tergolong sebagai ball playing goalkeeper. Tak cuma piawai dalam perkara penyelamatan, ia pun andal dalam distribusi bola. Karakter yang sesuai dengan gaya permainan Klopp.
Pada Serie A musim 2017/2018, Alisson mencatat rata-rata 2,9 penyelamatan per pertandingan dan 15 clean sheet. Tingginya rata-rata penyelamatan dan clean sheet-nya membuat Roma hanya kebobolan 27 gol di musim lalu.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Alisson juga piawai membagi bola dari lini belakang. Per pertandingannya, rasio umpan suksesnya mencapai 81%. Sementara, itu, rata-rata 16 umpan yang ia lepaskan mengenai sasaran. Paket komplet yang demikianlah yang membikin Klopp tertarik. Keberadaan Alisson dinilai sebagai solusi bagi kesemenjanaan kiper Liverpool. Namun, sehebat dan semenjanjikan apa pun Alisson, pada kenyataannya ia tak kalis dari blunder.
"Kami secara konstan memberikan bola kepada kiper. Tapi, kiper ini pun harus belajar solusi yang lain. Joe (Gomez) dapat menghalau bola, Alisson pun seharusnya bisa. Ya, seperti itulah seharusnya. Tapi, ia tetap seorang kiper yang luar biasa. Ia menciptakan penyelamatan-penyelamatan fantastis. Ia memang melakukan hal yang seharusnya tidak ia lakukan, tapi semuanya baik-baik saja," jelas Klopp.
ADVERTISEMENT