Karena Kemenangan Peru Juga untuk Jefferson Farfan

Guerrero pakai jersi Farfan di akhir laga. (Foto: REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)

Perjalanan Peru di Rusia tahun ini sudah selesai. Mereka menutup dengan hebat, dengan mengalahkan Australia 2-0 dan tiga poin di tabel Grup C Piala Dunia 2018. Dua kekalahan yang mereka dapat di dua pertandingan sebelumnya pun bukan tanpa perlawanan. Melawan Denmark dan Prancis, Peru memberikan perlawanan lewat gempuran serangan.

Peru bukannya berangkat tanpa pengorbanan, termasuk para suporternya. Mulai dari rela makan kukis setiap hari untuk menabung biaya perjalanan, menempuh perjalanan selama 32 jam dengan fasilitas kereta gratis ke Yekaterinburg, hingga menaikkan berat badan sampai 24 kg. Pokoknya, apa pun dilakukan supaya dapat berangkat ke Rusia dan mengawal Timnas berlaga di Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak 36 tahun silam.

Susah-payah juga menjadi bagian sang kapten, Jose Paolo Guerrero. Beberapa minggu sebelum berangkat ke Rusia, ia terbelit kasus teh kokain. Ancamannya bukan main, ia bisa kehilangan tempat di Piala Dunia karena hukuman larangan bermain.

Itulah sebabnya, begitu dinyatakan bebas dari hukuman, Guerrero bertanding dengan mengeluarkan apa pun yang ada padanya. Termasuk, di laga terakhir mereka, saat kesempatan untuk melangkah lebih jauh sudah tak mungkin direbut.

Di pertandingan melawan Australia, Guerrero tak cuma memimpin tim, tapi juga memberi assist dan mencetak gol. Keberhasilan Peru menorehkan keunggulan pertama lahir berkat assistnya kepada Andre Carrillo pada menit 18. Golnya di menit 50 menjadi tiang pancang untuk kemenangan 2-0 Peru atas tim didikan Bert van Marwijk.

"Kemenangan ini untuk orang-orang Peru dan untuk Jefferson (Farfan). Tahun depan, kami sudah punya tantangan untuk berlaga di Copa America di Brasil. Tahun ini, di Rusia, kami menunjukkan bahwa Peru pun bisa bertanding setara dengan tim lain," papar Guerrero, mengutip laman resmi FIFA.

Jefferson Farfan yang disebut Guerrero adalah penggawa Timnas Peru. Di dua laga sebelumnya, Farfan masuk dalam 11 pemain awal Peru. Sayangnya, sang penyerang senior justru tak dapat melakoni laga terakhirnya di Piala Dunia tahun ini. Penyebabnya tak main-main. Ia mengalami cedera di bagian kepala karena bertabrakan dengan pemain lain saat melakoni sesi latihan, pada Minggu (25/6/2018).

Jefferson Farfan di laga vs Prancis. (Foto: REUTERS/Jason Cairnduff)

Federasi Sepak Bola Peru (FPF) mengonfirmasi bahwa cedera yang dialami Farfan masuk dalam kategori trauma otak. Yang mencemaskan, Farhan sempat tak sadarkan diri usai mengalami benturan tersebut.

Menurut keterangan sang pelatih, Ricardo Gareca, kondisi Farfan saat ini sudah membaik. Ia langsung mendapatkan pelayanan medis yang cepat dan prima dari panita pelaksana turnamen. Atas respons cepat itulah, Gareca tak dapat menyembunyikan rasa syukur dan kelegaannya.

"Kami sangat khawatir, tapi saya bersyukur karena tindakan tim medis begitu fantastis. Saya harus berterima kasih kepada Rusia atas persiapan mereka yang begitu hebat untuk menghadapi kasus-kasus sepert ini. Sesaat setelah kejadian, pemain kami mendapat penanganan yang maksimal, benar-benar tepat guna."

"Saya pikir, ini hal yang penting. Apalagi, ia sempat tak sadarkan diri selama beberapa menit. Sekarang kondisinya sudah stabil dan tetap mendapat perawatan di rumah sakit. Dunia medis Rusia punya prosedur sendiri bagi pasien yang tak sadarkan diri. Jadi, ia harus tetap di rumah sakit selama 72 jam. Seperti itulah cara Rusia memprioritaskan keselamatan dan kesehatan seorang pemain," jelas Gareca, dilansir Reuters.

Serupa Peru, Australia juga gagal lolos dari babak grup. Sebagai juru kunci, Australia mengemas satu poin. Prancis dan Denmark menjadi penghuni Grup C yang lolos ke babak 16 besar.