Kenapa 4 Pemain Keturunan yang Dibidik Shin Tae-yong Adalah Bek Semua?

22 November 2021 13:48 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Shin Tae-yong saat melatih Timnas Indonesia Jelang TC di Turki. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Shin Tae-yong saat melatih Timnas Indonesia Jelang TC di Turki. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Pelatih Shin Tae-yong sudah mengusulkan empat nama pemain keturunan untuk diboyong ke Timnas Indonesia. Menariknya, keempat pemain tersebut adalah pemain yang berposisi di lini belakang.
ADVERTISEMENT
Dua bek tengah yang ditaksir Shin adalah Mees Hilgers dan Jordi Amat. Untuk posisi bek sayap, Shin dikabarkan mengusulkan Kevin Diks dan Sandy Walsh.
Lantas, mengapa Shin hanya membidik para pemain keturunan yang berposisi sebagai bek? Simak analisis kumparan di bawah ini.
Jordi Amat saat bermain di Rayo Vallecano. Foto: Lluis Gene/AFP
Timnas Indonesia di bawah arahan Shin Tae-yong mulai menampilkan permainan berbeda. Para bek tak hanya dituntut mampu bertahan dengan baik, tetapi juga harus bisa membantu serangan.
Lihat saja bagaimana Elkan Baggott--yang merupakan bek tengah--'disulap' Shin bak striker dalam beberapa momen krusial. Elkan selalu ditempatkan di depan gawang lawan tatkala Timnas Indonesia berada dalam situasi bola mati.
Selain itu, bek timnas juga harus bisa menjadi pemain pertama dalam build up serangan. Skill yang dibutuhkan terkait hal ini adalah ketenangan dalam memegang bola, akurasi passing hingga visi dalam bermain.
ADVERTISEMENT
Lagi-lagi, dalam hal ini Elkan bisa menjadi contohnya.
Elkan Baggott usai sesi latihan Timnas Indonesia di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Rabu (10/11). Foto: Soni Insan Bagus/kumparan
Dalam laga uji coba melawan Afghanistan beberapa waktu lalu, Elkan menjadi pemain dengan jumlah passing terbanyak. Hal ini terjadi karena pemain Ipswich Town itu adalah pemain pertama yang membangun serangan Timnas Indonesia.
Elkan Baggott praktis juga menjadi pemain pertama yang menentukan ke mana arah serangan timnas akan dibangun. Bola dari penjaga gawang hampir selalu diberikan kepadanya, alih-alih ditendang jauh langsung ke tengah lapangan.
Jika melihat hal itu, rasa-rasanya Jordi Amat dan Mees Hilgers adalah sosok yang tepat. Jordi saat ini tampil di level yang cukup kompetitif, yakni Liga Belgia bersama KAS Eupen. Untuk Hilgers, ia bahkan mentas di level tertinggi Liga Belanda, Eredivisie, bersama FC Twente.
ADVERTISEMENT
Keduanya juga punya menit bermain banyak di Eropa. Jordi sudah tampil di 14 pertandingan Liga Belgia dan mencetak satu assist, sementara Hilgers 12 laga Eredivisie dengan catatan satu gol plus satu assist.
Soal postur tubuh, Jordi dan Hilgers juga punya kelebihan di sektor ini. Jordi bertinggi badan 1,84 meter, Hilgers 1,83 meter.
Mees Hilgers. Foto: Instagram/@meeshilgerss
Kemudian, soal dua bek sayap: Kevin Diks dan Sandy Walsh. Mereka ini sejatinya berposisi sama, yakni bek sayap kanan. Namun, keduanya juga kerap dirotasi ke bek kiri di timnya masing-masing.
Untuk sektor ini, Shin Tae-yong coba memberi warna baru di pos bek kanan. Asnawi Mangkualam, yang sejauh ini menjadi bek kanan andalannya, diberi perintah memainkan peran inverted wing back.
ADVERTISEMENT
Inverted wing back adalah peran untuk bek sayap agar lebih berfokus masuk ke area lapangan tengah. Mengutip penjelasan di Two Playmakers, inverted wing back akan bermain di lini tengah ketika tim menyerang untuk menciptakan situasi overload.
Nah, Asnawi, dalam pertandingan melawan Taiwan di Playoff Kualifikasi Piala Asia 2023, terlihat memainkan peran ini. Ia meninggalkan area sayap kanan agar lini tengah Indonesia lebih dominan--karena unggul jumlah pemain.
Pemain Indonesia Asnawi Mangkualam (kanan) mencoba melewati dua pemain Taiwan pada babak Play-off Kualifikasi Piala Asia 2023 di Stadion Chang Arena Buriram, Thailand, Kamis (7/10/2021). Foto: Humas PSSI/HO ANTARA FOTO
Area sayap kanan kemudian diisi oleh gelandang yang diinstruksikan untuk bermain melebar. Di pertandingan melawan Taiwan, Egy Maulana Vikri yang ditempatkan di sini.
Perlu diingat, strategi 'rumit' ini membutuhkan pemahaman taktikal dari para pemain itu sendiri. Kevin Diks dan Sandy Walsh berpeluang besar menjadi sosok yang tepat.
ADVERTISEMENT
Kevin bermain di Liga Denmark bersama FC Copenhagen. Dan, ia juga tampil di kompetisi Eropa sekelas UEFA Conference League. Kevin musim ini juga sangat produktif: Mencetak tujuh gol dan delapan assist.
Senada dengan Kevin, Sandy juga tampil apik di Liga Belgia bersama KV Mechelen. Musim ini, pemain blaster Indonesia-Belanda itu sudah mencetak dua gol dan tiga assist.