Ketegangan Diplomatik Iringi Laga Qatar vs UEA di Semifinal Piala Asia

29 Januari 2019 8:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timnas Qatar jelang pertandingan lawan Timnas Irak. (Foto: Reuters/Suhaib Salem)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Qatar jelang pertandingan lawan Timnas Irak. (Foto: Reuters/Suhaib Salem)
ADVERTISEMENT
Satu tiket di final Piala Asia sudah pasti didapatkan oleh Jepang yang sukses mengalahkan Iran 3-0 di laga semifinal, Senin (28/1/2019) malam WIB. Satu tiket lagi bakal diperebutkan oleh tuan rumah Uni Emirat Arab (UEA) dan Qatar.
ADVERTISEMENT
Laga antara UEA dan Qatar itu jelas bukan laga biasa. Pasalnya, kedua negara sampai saat ini masih terlibat dalam ketegangan diplomatik yang telah berlangsung sejak 2017.
Kala itu, bersama Arab Saudi, Mesir, Bahrain, Yordania, dan sejumlah negara Afrika, UEA memutus hubungan diplomatiknya dengan Qatar. Negara-negara itu menuduh bahwa Qatar telah menjadi negara sponsor teroris. Qatar sendiri telah membantah tudingan itu.
Namun, bantahan Qatar itu tak digubris dan sampai saat ini relasi antara mereka dan negara-negara tadi masih penuh ketegangan. Sebagai salah satu implikasi, pergerakan manusia khususnya dari Qatar menuju negara-negara tadi menjadi sangat rumit.
Pada Piala Asia 2019 ini, jumlah suporter Qatar yang bertandang ke UEA sangatlah minim. Sempat beredar sebuah foto yang menunjukkan bagaimana Timnas Qatar cuma didukung satu orang di stadion. Ini terjadi karena semua warga negara Qatar, yang sebelumnya bisa bergerak bebas di kawasan Teluk, dilarang masuk ke UEA kecuali mendapat izin khusus.
ADVERTISEMENT
Laga semifinal antara UEA dan Qatar itu sendiri rencananya akan dilangsungkan di Mohammed bin Zayed Stadium, Abu Dhabi. Pihak penyelenggara menyediakan 43 ribu lembar tiket dan semuanya sudah laku. Otoritas olahraga UEA sendiri terlibat di sana dengan membagikan sebagian tiket secara gratis kepada suporter tuan rumah yang berminat.
Putusnya hubungan diplomatik antara UEA dan Qatar tersebut diprediksi bakal membuat suasana stadion menjadi panas. Kendati demikian, pelatih Qatar Felix Sanchez tak menganggap itu sebagai sebuah ancaman. Sanchez berujar bahwa fokus para pemain Qatar saat ini hanyalah memenangi pertandingan.
"Para pemain sadar bahwa akan ada tekanan tetapi mereka mampu mengatasi itu dengan sagat baik. Kami justru lebih percaya diri dengan bermain di bawah tekanan," ucap Sanchez.
ADVERTISEMENT
Pelatih Qatar, Felix Sanchez. (Foto: Reuters/Suhaib Salem)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Qatar, Felix Sanchez. (Foto: Reuters/Suhaib Salem)
"Sampai pada titik ini, turnamen ini sangat menguras energi kami. Namun, kami punya pemain-pemain yang punya mental baja. Mereka telah membuktikan bisa bersaing dengan tim-tim terbaik Asia. Ambisi mereka masih menyala dan mereka ingin terus melaju," tambah sosok asal Spanyol ini.
Bagi Qatar, menjejak semifinal adalah prestasi terbaik dalam sejarah keterlibatan mereka di Piala Asia. Pada turnamen kali ini Hassan Al-Haydos dkk. sukses menunjukkan kelasnya dengan menundukkan tim-tim kuat. Di fase grup, Arab Saudi jadi korban. Lalu, di fase gugur Qatar berhasil menyingkirkan Irak dan Korea Selatan.
Pertandingan melawan Arab Saudi di fase grup itu sendiri merupakan 'geladi resik' menghadapi laga semifinal kontra UEA. Sebab, pada pertandingan itu Qatar sudah harus menerima cemoohan dari para suporter 'Elang Hijau' yang datang ke stadion. Di bawah tekanan demikian, nyatanya Qatar mampu memetik kemenangan.
ADVERTISEMENT
Qatar pun saat ini lebih diunggulkan ketimbang UEA. Namun, tim tuan rumah tidak bisa diremehkan begitu saja. Selain karena bermain di depan publik sendiri, UEA juga punya pengalaman lebih dalam urusan meraih prestasi di Piala Asia. Pada 1996, UEA yang juga berstatus tuan rumah berhasil melaju ke final sebelum kemudian takluk dari Arab Saudi.
Timnas UEA berpose sebelum pertandingan. (Foto: Reuters/Suhaib Salem)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas UEA berpose sebelum pertandingan. (Foto: Reuters/Suhaib Salem)
Pengamat sepak bola dari Salford Business School, Profesor Simon Chadwick, mengatakan bahwa pertandingan antara UEA dan Qatar ini bakal jadi salah satu pertandingan terakbar dalam sejarah sepak bola Asia.
"Konflik regional yang melibatkan keduanya memang menjadi penarik perhatian paling besar, tetapi jangan lupakan pula progres kedua kesebelasan. Besok, mereka punya kesempatan untuk menunjukkan talenta mereka," tutur Chadwick seperti dilansir Reuters.
ADVERTISEMENT
Sebagai bagian dari persiapan jelang pertandingan itu, Kepolisian Abu Dhabi telah mengeluarkan imbauan. Lewat unggahan di Instagram, mereka meminta agar para suporter yang datang ke stadion bersikap santun dan menjunjung tinggi sportivitas.
Adapun, meski dihadapkan pada situasi non-teknis yang tak menguntungkan, Qatar kemungkinan besar tetap bakal didampingi pemain kedua belas. Reuters mengabarkan bahwa 'Tim Marun' akan disokong oleh sejumlah suporter Oman yang negaranya mengambil sikap netral dalam krisis regional di Timur Tengah tadi.