Ketika Ronaldo Mengenang Kekalahan Inter Milan dari Lazio di 2002

10 Mei 2020 7:21 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ronaldo de Lima saat berseragam Inter Milan Foto: Mike Hewitt
zoom-in-whitePerbesar
Ronaldo de Lima saat berseragam Inter Milan Foto: Mike Hewitt
ADVERTISEMENT
5 Mei 2002 jadi salah satu fragmen menyedihkan buat Inter Milan. Mereka bersilih dari jagoan menjadi pecundang. Titel Serie A yang sudah ada di depan mata lenyap begitu saja. Kekalahan dari Lazio di Stadion Olimpico menjadi penyebabnya.
ADVERTISEMENT
Di saat saat bersamaan Juventus berhasil menekuk Udinese dua gol tanpa balas. Melengganglah 'Si Nyonya Tua' ke puncak klasemen dan meraih titel Serie A ke-26 mereka.
Apesnya lagi, AS Roma juga ikut-ikutan memetik poin penuh di kandang Torino. Inter pun mesti rela finis di peringkat ketiga, dari yang semula capolista.
Ronaldo seharusnya bisa berbuat lebih banyak. Foto: Getty Images
Memori itu masih lekat dalam ingatan Ronaldo Luis Nazario de Lima. Pemain berjuluk El Fenomeno itu masih ingat betul kegagalan Inter meraih Scudetto. Ya, itulah satu-satunya momen Ronaldo begitu dekat dengan mahkota juara Serie A --titel yang tak pernah dia raih sampai akhir kariernya.
“Saya pikir kami kehilangan (gelar) itu pada 5 Mei, tidak ada gangguan lain, karena kami berada di puncak klasemen menuju akhir pekan terakhir. Lazio tidak punya apa-apa untuk dimainkan," kata Ronaldo dilansir Football Italia.
ADVERTISEMENT
“Dalam minggu-minggu menjelang pertandingan itu, ada terlalu banyak hal aneh yang terjadi seperti rumor Alessandro Nesta gabung ke Inter dan kami masuk terlalu santai, yang merupakan kesalahan besar, karena Lazio memiliki pemain yang bisa melukai kami di setiap saat. Kami kehilangan itu karena sikap kami sendiri."
Kala itu Inter datang ke Olimpico dengan kepercayaan diri tinggi. Selain menjadi capolista, mereka juga punya bekal mentereng karena cuma keok sekali dari 11 pertandingan ke belakang.
Bandingkan dengan Lazio yang terjungkal di hadapan Bologna pada pekan sebelumnya. Biancocelesti kala itu juga tersangkut di posisi ketujuh klasemen sementara. Mentok cuma tiket ke Piala UEFA (Liga Europa) yang bakal mereka dapat.
Christian Vieri. Foto: Alex Livesey/Getty Images
Inter memulai pertandingan dengan meyakinkan. Apalagi setelah Christian Vieri mencetak gol pembuka di menit 12. Memang, Karel Poborsky sukses menyamakan skor tujuh menit berselang. Namun, Inter kembali unggul di menit 24 via aksi Luigi Di Biagio.
ADVERTISEMENT
Sad but true, cuma itu gol yang berhasil dicetak pasukan Hector Cuper tersebut. Sebaliknya, Lazio justru berhasil mencetak tiga gol balasan via Diego Simeone, Simone Inzaghi, dan Poborsky. Inter pun kalah 2-4.
“Itu adalah luka yang masih segar, terutama karena setiap 5 Mei orang menandai saya di postingan Instagram dengan gambar saya menangis. Mereka tidak pernah melupakan hari itu," lanjut Ronaldo.
"Itulah mengapa saya menghargai kekalahan serta kemenangan, karena dalam sepak bola yang penting adalah berada di sana dan tetap bertanggung jawab."
Akhirnya Ronaldo memutuskan untuk berpisah dengan Inter di akhir musim 2001/02. Dia pindah ke Real Madrid, bergabung dalam proyek Los Galacticos bersama Luis Figo dan Zinedine Zidane.
ADVERTISEMENT
Hasilnya tak mengecewakan. Bersama El Real, Ronaldo berhasil menyabet trofi La Liga, Piala Interkontinental, dan Piala Super Spanyol.
****
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona!