Kiper Barito Putera Kaget dengan Kebijakan PSSI, tapi Yakin Klub Temukan Solusi
ADVERTISEMENT
Penjaga gawang kedua Barito Putera , Aditya Harlan, mengaku kaget dengan kebijakan yang dikeluarkan PSSI baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
Kebijakan tersebut membolehkan klub-klub Liga 1 2020 merevisi kontrak, tetapi wajib membayar maksimal 25 persen dari total gaji tim. Hal ini menyusul penundaan Liga 1 2020 akibat virus corona .
"Terkejut karena PSSI tidak melibatkan pihak lain, yakni pemain. Bagaimanapun juga pelaku sepak bolanya adalah si pemain," kata Aditya, dilansir laman resmi klub, Selasa (31/3/2020).
"'Kan tidak semuanya memiliki gaji yang besar. Tapi kita lihat ke depannya seperti apa. Klub juga pasti sedang memikirkan bagaimana jalan keluarnya," sambung dia.
Sementara itu, manajemen Barito Putera telah merespons kebijakan PSSI tersebut. Mereka menegaskan akan mengikuti semua kebijakan yang berlaku, yakni soal revisi kontrak.
Hal ini menyangkut pembayaran 25 persen gaji seluruh skuat tadi. Adapun soal masa atau periode kontrak, mereka masih menunggu kebijakan lebih lanjut dari PSSI.
ADVERTISEMENT
PSSI sendiri menyebut bahwa skema demikian boleh dilakukan klub-klub peserta pada Maret, April, Mei, dan Juni mendatang. Itu adalah periode ditundanya Liga 1.
Akan tetapi, Barito Putera tak menjelaskan apakah mereka akan memulainya sejak Maret. Sejauh ini mereka juga belum melakukan komunikasi dengan para pemain.
"Akan kami komunikasikan juga ke pemain, pelatih, dan ofisial. Sejauh ini memang belum ada, tetapi secepatnya akan kami komunikasikan," ujar Iksan Kamil, deputi manajer Barito Putera.