Kisah Eks Wonderkid Arsenal: Pensiun & Jadi Rapper, Kini Main di Klub Amatir

5 Oktober 2021 13:21 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Striker Portsmouth asal Quincy Owusu-Abeyie (kanan) bersaing dengan bek Southampton Inggris Wayne Thomas (kiri). Foto: Glyn Kirk/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Striker Portsmouth asal Quincy Owusu-Abeyie (kanan) bersaing dengan bek Southampton Inggris Wayne Thomas (kiri). Foto: Glyn Kirk/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kisah unik tersaji dalam hidup eks wonderkid Arsenal, Quincy Owusu-Abeyie. Berawal dari tim muda Ajax sebelum diselamatkan The Gunners, tetapi ia gagal bersinar, pensiun, jadi rapper, dan kini main lagi untuk klub gurem.
ADVERTISEMENT
Mengutip laporan Goal International, setelah dilepaskan oleh tim muda Ajax dan empat bulan meninggalkan sepak bola, Quincy menghabiskan masa mudanya bersama teman-temannya di Bijlmermeer, Belanda sebelum tawaran dari Arsenal sampai ke telinganya.
“Jika bukan karena Arsenal, mungkin saya akan menjalani kehidupan yang berbeda,” kata Quincy kepada The Athletic.
“Mungkin saya akan menjadi pegawai yang bekerja dari pukul sembilan hingga lima sore, mungkin menjadi pria jalanan, saya tidak tahu. Untungnya saya mendapat telepon itu," imbuhnya.
Quincy lahir dan besar di daerah Bijlmermeer yang menurutnya tidak setenang tempat lain. Dia terbiasa mendengar suara tembakan atau bahkan melihat seseorang ditikam.
"Ketika saya mendapat telepon itu, saya berkata 'Arsenal? Siapa yang tidak ingin bermain untuk Arsenal!'," kenangnya.
ADVERTISEMENT
"Ketika saya bertemu Arsene Wenger, itu seperti tenggelam, saya menyadari dia tidak di TV lagi. Jadi saya melihat agen saya, dan agen saya melihat saya, itu seperti, 'Wah. Saya harus menyelesaikan pekerjaan ini',” imbuhnya.
Pemain depan Burnley Wade Elliott (kanan) duel dengan pemain Portsmouth Quincy Owusu-Abeyie (kiri). Foto: Andrew Yates/AFP
Pria kelahiran 1986 itu akhirnya mendapat beasiswa pada 2002. Saat musim penuh pertamanya bersama tim U-18 Arsenal, ia bisa mencetak 17 gol hanya dalam 20 pertandingan saja.
Kecintaannya terhadap musik juga membuatnya bisa bergaul dengan beberapa pemain senior The Gunners pada saat itu. Ia bahkan mengingat betul momen kebersamaannya bersama Thierry Henry.
“Ada musik yang bagus di ruang ganti. Thierry Henry selalu bertanggung jawab atas itu. Ketika saya memulai laga Premier League pertama saya melawan Portsmouth pada 2005, saya bermain dengan Thierry Henry di lini serang," kata sang winger.
ADVERTISEMENT
“Dan saya ingat sebelum pertandingan Henry seperti, 'Quincy, nyalakan iPod Anda!' Itu adalah perasaan yang baik dan menyenangkan bahwa mereka mengizinkan saya melakukan itu. Saya hanya seorang anak kecil saat itu," imbuhnya.
Quincy dikelilingi pemain dari masa keemasan Arsenal. Selain Henry, ada juga Patrick Vieira, Dennis Bergkamp, Robert Pires, hingga Robin van Persie yang merupakan bagian dari skuad 'Invincibles'.
“Saya selalu mengatakan bahwa saya bermain dengan yang terbaik dari yang terbaik. Saya ada di sana. Itu adalah waktu terbaik dan saat itulah saya belajar paling banyak tentang permainan ini,” jelas Quincy.
Sayang, mantranya di Emirates Stadium tak berjalan mulus. Meski ia nyaman bermain di sana, Quincy hanya turun dalam 23 pertandingan lintas ajang bersama The Gunners dan menyumbang 2 gol saja. Prestasinya adalah trofi Piala FA 2004/05, hanya itu.
ADVERTISEMENT
Ia hanya memiliki dua tahun singkat di tim utama sebelum dilego ke Spartak Moscow pada 2006. Setelah itu, ia berkelana dengan beberapa tim, seperti Celta Vigo, Birmingham, Cardiff, Portsmouth, Al Sadd, Malaga, hingga terakhir di NEC Nijmegen sebelum pensiun pada 2017.
Karena menyukai musik, ia akhirnya banting setir menjadi rapper. Quincy merekam lagu dengan nama panggung 'BLOW'. Namun, baginya karier sepak bola dan musik amatlah berbeda.
"Tidak mudah melakukan transisi dari sepak bola ke musik. Tetapi ketika saya akhirnya mengungkapkan diri saya, ketika saya memberi tahu orang-orang bahwa Quincy Owusu-Abeyie sekarang adalah rapper BLOW, itu berarti saya bisa menjadi diri saya sendiri,” kata Quincy.
“Sepak bola dengan musik itu berbeda. Anda dapat menciptakan satu lagu yang keren, tetapi harus memikirkan apa yang berikutnya. Jika Anda gagal, itu selesai. Sementara di sepak bola Anda memiliki 22 pemain di lapangan, bersama rekan satu tim Anda. Dalam musik, semuanya ada pada Anda," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Quincy atau yang bisa disebut Dr. Blow telah memiliki pengikut Instagram sebanyak 11 ribu. Meski unggahannya hanya ada enam, tetapi itu mencitrakan bahwa dirinya kini adalah seorang musisi.
“Saya ingin melakukan sesuatu yang berbeda. Saya senang. Saya melakukan sesuatu yang saya suka lakukan. Musik adalah kehidupan bagiku. Ini adalah pekerjaan saya sekarang. Inilah aku,” tandasnya.
Namun, fakta mengejutkan bahwa tiga tahun setelah mengumumkan gantung sepatu, kini ia kembali bermain sepak bola. Menurut data Transfermarkt, Quincy terdaftar sebagai pemain untuk klub SV Robinhood Amsterdam sejak Juli 2020.
Klubnya itu merupakan tim sepak bola amatir dari Amsterdam yang baru didirikan pada 1 Juli 2015. SV Robinhood juga erat kaitannya dengan klub sepak bola Suriname yang berbasis di Paramaribo dengan nama serupa.
ADVERTISEMENT