Kisah Grafite, Tukang Loak yang Bawa Wolfsburg Juara Liga Jerman

27 Juli 2021 12:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Atletico Paranaense, Grafite asal Brazil saat bertanding dengan Deportivo Capiata dari Paraguay selama pertandingan sepak bola Piala Libertadores di stadion Arena da Baixada di Curitiba, Brasil pada 15 Februari 2017. Foto: HEULER ANDREY/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Atletico Paranaense, Grafite asal Brazil saat bertanding dengan Deportivo Capiata dari Paraguay selama pertandingan sepak bola Piala Libertadores di stadion Arena da Baixada di Curitiba, Brasil pada 15 Februari 2017. Foto: HEULER ANDREY/AFP
ADVERTISEMENT
Suatu masa, Wolfsburg pernah membuat kejutan dengan menjuarai Liga Jerman. Hal tersebut tak terlepas dari ketajaman striker asal Brasil, Grafite. Namun, siapa sangka ia pernah menjadi tukang loak.
ADVERTISEMENT
Pada 2008, Wolfsburg berhasil mengalahkan Bayern Muenchen dalam perburuan gelar Bundesliga. Tim yang di musim 2006/07 hampir terdegradasi tersebut finis di puncak klasemen dengan mampu mengumpulkan 69 poin, unggul dua angka dari Die Roten.
Salah satu kunci keberhasilan Wolfsburg meraih gelar juara saat itu adalah duet lini depannya, yakni Grafite dan Edin Dzeko yang sangat tajam di dalam kotak penalti lawan,
Total, kedua pemain itu mencetak 54 gol, dengan rincian 28 gol milik Grafite sekaligus menjadikannya top skor Liga Jerman, sedangkan Dzeko berhasil mencatatkan 26 gol.
Munculnya Grafite di antara jajaran striker elite Liga Jerman tentu saja begitu mengejutkan. Ia bahkan mampu mengangkangi sejumlah nama besar kala itu seLuca Toni, Mario Gomez hingga Patrick Helmes.
Penyerang AS Roma, Edin Dzeko, saat menghadapi Udinese Foto: ASRomaEN
Diboyong dari Le Mans pada 2007/08, Grafite sejatinya bukan termasuk penyerang yang diprediksi bisa menjadi bintang. Bahkan di musim terakhir saat berseragam Le Mans, ia hanya mencetak dua gol dari enam penampilan.
ADVERTISEMENT
Grafite pun pernah gagal saat menjalani karier di Liga Korea Selatan hingga memutuskan kembali ke Brasil. Ia berhasil tampil gemilang bersama Goias hingga akhirnya Sao Paulo kepincut untuk mendatangkannya.
Namun, Grafite hanya bertahan dua musim di Sao Paulo sebelum kembali terpental. Ia akhirnya mendarat di Le Mans.
Tidak cuma karier sepak bolanya yang naik-turun, kehidupan Grafite juga mengalami pasang-surut. Ia mengaku pada masa kecil, ia bermain sebagai penjaga gawang. Namun sebuah kejadian yang cukup menyakitkan membuatnya tak lagi ingin menjadi kiper.
"Hingga usia 12 tahun, saya adalah kiper. Suatu hari, ada pemain lawan yang menendang bola ke arah saya dan sepakannya mengenai bagian bawah dari tubuh saya," ujar Grafite, dikutip dari Daily Mail.
ADVERTISEMENT
"Sejak itu, saya mengatakan bahwa saya tidak ingin jadi kiper lagi dan ucapan saya terwujud," tambah pria berkebangsaan Brasil itu.
Kehidupan yang dijalani Grafite juga pahit. Ia pernah menjalani profesi sebagai penjual barang bekas alias tukang loak untuk menyambung hidup.
"Saya cukup terlambat terjun ke dunia sepak bola profesional, saat berusia 22 tahun. Sebab, sebelumnya saya harus bekerja sebagai tukang loak," imbuhnya.
Keputusan untuk tidak menjadi penjaga gawang tampaknya berbuah manis buat pemain yang bernama lengkap Edinaldo Batista Libanio ini. Terbukti, ia berhasil menjelma sebagai salah satu mesin gol di kompetisi elite Eropa bersama Wolfsburg.
Ketajaman Grafite bahkan membuatnya masuk dalam skuat Timnas Brasil di Piala Dunia 2010. Total, ia mencatatkan empat caps bersama 'Tim Samba' dengan koleksi satu gol.
ADVERTISEMENT
Pasca memutuskan hengkang dari Wolfsburg pada 2010/11 lalu, Grafite melanjutkan kariernya di Asia dengan memperkuat Al Ahli dan Al Sadd, hingga akhirnya pensiun pada 2017 dengan bergabung bersama tim masa mudanya, Santa Cruz.
Menurut catatan Transfermarkt, Grafite total mengemas 202 gol dan 58 assist dari 409 pertandingan di level klub. Ia juga mampu meraih sejumlah trofi bergengsi bersama klub yang dibelanya, antara lain Piala Dunia Antarklub.
****