news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Jorginho: Ditolak 3 Klub, Hampir Pensiun Dini, Kini Juara Euro 2020

13 Juli 2021 11:08 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Timnas Italia, Jorginho. Foto: Andreas Gebert/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Timnas Italia, Jorginho. Foto: Andreas Gebert/Reuters
ADVERTISEMENT
Jorginho sedang menjalani musim yang tak terlupakan dengan berhasil memenangi Euro 2020. Namun siapa sangka, ia memiliki kisah sedih di masa lalu.
ADVERTISEMENT
Jorginho membantu Italia mengalahkan Inggris di final yang dihelat di Stadion Wembley, Senin (12/7) dini hari WIB. Pada laga itu, ia bermain cukup baik di lini tengah, tetapi gagal sebagai eksekutor penalti kelima Gli Azzurri karena sepakannya ditangkis Jordan Pickford.
Namun, pemilik nama lahir Jorge Luis Frello Filho tetap merasakan juara Euro 2020; menyusul kegagalan penendang kelima Inggris, Bukayo Saka, menjaringkan bola ke gawang. Italia juara, Jorginho girang.
Jorginho secara keseluruhan tampil impresif di Euro 2020. Opta mencatat, ia menciptakan rekor intersep terbanyak di sebuah turnamen Piala Eropa (25), lebih banyak daripada legenda sepak bola Prancis, Marcel Desailly, di Euro 1996.
Jorginho, pemain Italia dan Chelsea. Foto: JUSTIN TALLIS / AFP
Jorginho juga sukses jadi jenderal lini tengah Italia. Salah satu data peran vitalnya adalah catatan bahwa sang gelandang menjadi pesepak bola dengan jarak tempuh tertinggi di Euro 2020.
ADVERTISEMENT
Itu menandai kesuksesan kedua Jorginho di sepanjang musim panas 2021 usai sebelumnya membawa Chelsea menjuarai Liga Champions. The Blues memenangi titel keduanya dengan kemenangan 1-0 atas Manchester City di Dragao, Porto, Portugal, pada Mei lalu.
Kendati demikian, tak mudah bagi pemain bernomor punggung 8 itu untuk mencapai titik kariernya saat ini. Dalam sebuah video berjudul 'Breaking Bariers' yang diunggah ke akun media sosial Chelsea, Jorginho menceritakan kisah perjuangan hidupnya.
Jorginho mengaku pernah ditolak oleh tiga klub saat menjalani trial di Brasil. Alasan mantan pemain Napoli itu ditolak adalah karena dianggap terlalu kecil oleh ketiga klub tersebut.
"Ketika saya masih kecil, saya melakukan tiga percobaan berbeda di tiga klub Brasil," ungkap Jorginho, dikutip dari Sportskeeda.
ADVERTISEMENT
"Ketiga klub mengatakan saya tidak akan pernah cukup baik karena saya terlalu kecil." sambungnya.
Setelah mengalami penolakan, Jorginho masih belum menyerah dan memutuskan untuk mendaftar ke akademi sepak bola yang berjarak 200 kilometer dari rumahnya.
"Saya kemudian pergi ke akademi sepak bola yang berjarak 200 kilometer dari rumah saya. Pada musim dingin saya mandi air dingin karena tidak ada air panas," tutur Jorginho menambahkan.
Pemain Chelsea merayakan kemenangan Liga Champions melawan Manchester City di Estadio do Dragao, Porto, Portugal - 29 Mei 2021. Foto: Pool via REUTERS
Jorginho bahkan sempat berpikir untuk berhenti mengejar cita-citanya sebagai pesepak bola profesional. Pemikiran itu ada saat dirinya pertama kali datang dari Brasil ke Italia.
Gelandang kelahiran Imbituba, Brasil, itu mulai pindah ke Italia pada usia 15 tahun. Seorang agen membawanya ke Italia, untuk tes di Hellas Verona di kelompok junior.
ADVERTISEMENT
Verona tidak berada di Serie A pada waktu itu dan tidak memiliki tim junior. Jorginho kemudian dialihkan ke tim junior bernama Berretti selama dua tahun. Tim itu bermain di Serie C1/C2.
Pada momen itu, Jorginho bertemu dengan kiper bernama Rafael yang juga berasal dari Brasil. Keduanya mulai akrab dan muncul pertanyaan terkait proses kepindahan pemain yang kini berusia 29 tahun itu dari Brasil ke Italia.
Berawal dari penjelasan Rafael itulah Jorginho tahu bahwa dirinya sedang dieksploitasi agennya. Rafael sempat terkejut karena Jorginho cuma mendapatkan 20 euro seminggu untuk hidup di Italia.
"Pada saat itu saya mau menyerah. Saya sangat hancur. Saya sudah muak. Saya menelepon ke rumah sambil menangis dan bilang ke ibu bahwa saya mau pulang dan tidak ingin bermain sepak bola lagi," ucap Jorginho di laman resmi Chelsea pada Juni 2019.
ADVERTISEMENT
"Ibu bilang 'jangan berpikir tentang hal itu. Kamu sudah sangat dekat, kamu sudah berada di sana selama beberapa tahun, ibu tidak akan mengizinkan kamu pulang. Kamu harus tinggal di sana dan tegar'. Jadi, saya memutuskan bertahan," imbuhnya.
Setelah mengalami berbagai cobaan dan rintangan, Jorginho pun berhasil menjadi pemain yang hebat. Penampilannya yang apik di Hellas Verona membuat Napoli kepincut untuk membawanya ke Naples.
Selebrasi pemain Chelsea Jorginho usai mencetak gol ke gawang Leicester City pada pertandingan lanjutan Premier League di Stamford Bridge, London, Inggris. Foto: Catherine Ivill/Pool/REUTERS
Di mantan klub Diego Maradona itulah, Jorginho bertemu dengan Maurizio Sarri, pelatih yang membesarkan namanya. Sarri pula yang membawa pemain berpostur 180 sentimeter untuk bergabung bersama Chelsea.
Adapun, Jorginho menjadi pemain ke-10 yang berhasil memenangi Liga Champions dan Euro dalam tahun yang sama. Dia merupakan pemain Chelsea ketiga yang mencapainya setelah Fernando Torres dan Juan Mata ketika The Blues menjadi kampiun Liga Champions 2011/12 dan Spanyol menduduki takhta Euro 2012.
ADVERTISEMENT
Berkat performa apiknya sepanjang musim ini, Jorginho pun disebut-sebut menjadi kandidat kuat sebagai peraih Ballon d'Or atau pemain terbaik di dunia. Ia bakal bersaing dengan bintang Argentina, Lionel Messi.
****