Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Patrick O'Connell pernah menjadi kapten Manchester United, penyelamat Barcelona dan orang yang membawa kesuksesan kepada Real Betis selama kariernya di lapangan hijau.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, O'Connell menua dalam kemiskinan. Ia meninggal dan dikuburkan di salah satu taman pemakaman di London tanpa batu nisan dan tanpa penanda apa pun.
O'Connell lahir di Fitzroy Park pada 1887 dan merupakan salah satu anak dari 11 bersaudara. Selama di Dublin, ia bermain bagi banyak tim junior sebelum bergabung dengan Belfast Celtic di Liga Irlandia.
Reputasinya dengan cepat menanjak dan Patrick langsung menyeberang ke Inggris pada 1909. Pertama, ia bergabung dengan Sheffield Wednesday, kemudian pindah ke Hull City pada 1912.
Bersama Timnas Irlandia, O'Connel berhasil memenangkan British Home Championship pertama kalinya usai mengalahkan Inggris, Wales, dan Skotlandia pada 1914.
Setelah itu, Manchester United memanggilnya dengan kocek seribu pounds (Rp 20 juta untuk nilai kurs saat ini). Itu adalah langkah besar bagi O'Connell.
ADVERTISEMENT
Kepindahannya ke MU bertepatan dengan pecahnya Perang Dunia I beberapa bulan kemudian. Pada musim berikutnya, O'connel menjadi orang Irlandia pertama yang menjadi kapten 'Setan Merah'.
Sebuah kontroversi kemudian mewarnai big match Manchester United dan Liverpool, 2 April 1915. The Red Devils perlu kemenangan untuk terhindar dari degradasi.
O'Connell dan pasukannya secara ajaib menang dengan skor 2-0 di mana George Anderson mencetak dua gol tersebut. Hal ini menyebabkan Tottenham terdegradasi.
Namun, kecurigaan meningkat usai pertandingan lantaran bandar taruhan mencatat banyak pemasukan untuk kemenangan 2-0 United atas The Reds.
Setelah penyelidikan selanjutnya, pemain dari kedua tim dinyatakan bersalah untuk pengaturan pertandingan. Dikatakan, para pemain khawatir dengan masa depan sepak bola yang belum menentu pasca perang dan ketakutan akan pengangguran yang membayangi.
ADVERTISEMENT
Tiga pemain United dan empat penggawa Liverpool dihukum untuk peran mereka dalam insiden tersebut dengan skorsing seumur hidup. O'Connell sendiri lolos dari hukuman.
Pada 1919 ketika sepak bola dilanjutkan kembali, O'Connel mendapati dirinya tanpa klub. Ia kemudian menjalani status pemain-pelatih di Skotlandia dan Ashington.
Dengan bekal tersebut, O'Connell kembali merantau ke belahan Eropa lainnya, yakni Spanyol. Dengan kepindahan itu juga, ia meninggalkan anak dan istrinya di Inggris.
Sementara keluarganya berjuang dengan kehilangan sosok suami dan ayah, O'Connell justru menikmati periode yang sukses di Spanyol.
O'Connell memulai kariernya di Racing Club de Santander di mana ia membawa klub memenangkan lima gelar regional. Klub kemudian menjadi salah satu pendiri La Liga pada 1928.
ADVERTISEMENT
Sempat menangani Real Oviedo, O'Connel kemudian pindah ke Real Betis. Ia membantu Los Verdiblancos promosi ke La Liga pada 1932 dan menduduki takhta Negeri Matador tiga tahun berselang.
Kesuksesannya bersama betis membuat O'Connell selanjutnya diminati banyak klub dan ia selanjutnya berlabuh di Barcelona pada 1935.
Sama seperti Perang Dunia I yang menghambat kariernya di Manchester united, Perang Saudara di Spanyol juga menjegal awal kepelatihannya di Barcelona.
Kurangnya jadwal reguler pada musim 1936 menyebabkan krisis keuangan di Barcelona. Bisa dibilang, klub berada di ambang kebangkrutan kala itu.
Akan tetapi, O'Connel menerima undangan dari seorang pengusaha, Manuel Mas Serrano, untuk melakukan perjalanan ke Meksiko dan Amerika Serikat untuk serangkaian pertandingan.
O'Connell mengawasi tur dan membantu klub bertahan dengan menghasilkan USD 15 ribu (setara dengan Rp 213 juta), cukup untuk melunasi utang Barcelona.
ADVERTISEMENT
Tidak dapat dilebih-lebihkan betapa pentingnya tur itu. Tanpanya, klub Catalan mungkin tidak akan ada di tahun-tahun berikutnya.
O'Connel kemudian kembali menjadi pelatih Real Betis, Racing Santander, dan Sevilla. Namun, masa kejayaannya telah pudar hingga akhirnya ia kembali ke London dan tinggal bersama saudaranya.
Ia berjuang untuk mengatasi kehidupan tanpa sepak bola, menjadi sangat ketergantungan pada alkohol dan terpaksa mengemis di jalanan untuk mendapatkan uang.
O'Connel kemudian meninggal karena pneumonia pada 1959. Kala itu usianya 71 tahun. Ia dimakamkan di barat laut London dan hanya saudaranya yang menghadiri pemakamannya.
Ia berbaring di dalam kuburan yang tak bertanda selama lebih dari lima dekade.
The Patrick O'Connell Memorial Fund kemudian didirikan untuk menghormati sosok yang telah melakukan begitu banyak hal tetapi sebagian besar telah dilupakan.
ADVERTISEMENT
Pada peringatan 75 tahun kesuksesan gelar, Real Betis mengundang cucu Patrick O'Connell, Patrick Michael dan istrinya, ke Spanyol untuk merayakan.
Sementara itu, patung yang diresmikan di Windsor Park, Belfast, kemudian diberikan kepada Real Betis di Benito Villamarin. Hal itu dirasa tepat untuk mengenang pencapaian O'Connell.
Bisa dibilang, O'Connell adalah salah satu pria Irlandia dengan prestasi melimpah di Spanyol. Selama waktunya di Negeri Matador, ia mendapat julukan 'Don Patricio'.
O'Connell dilantik ke dalam Hall of Fame Barcelona pada 2015. Presiden klub saat itu, Josep Maria Bartomeu, mengatakan ia adalah pelatih yang penuh totalitas.
“Patrick O'Connell mungkin tidak begitu dikenal oleh generasi muda, tetapi dia adalah seorang pelatih yang berani dan setia yang menyerahkan dirinya kepada klub selama waktu yang sangat sulit di sini, zaman perang saudara," ungkap Bartomeu dikutip dari These Football Times.
ADVERTISEMENT
"Dia meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di setiap klub yang dia habiskan bersama, berkontribusi besar pada peningkatan popularitas sepak bola. ”
****