Kisah Pepe: Bek Garang FC Porto yang Masih Tidur dengan Ibu hingga Usia 17 Tahun

5 Mei 2021 11:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain FC Porto dan eks pemain Real Madrid, Pepe. Foto: PIERRE-PHILIPPE MARCOU / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pemain FC Porto dan eks pemain Real Madrid, Pepe. Foto: PIERRE-PHILIPPE MARCOU / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemain FC Porto, Pepe, dipandang sebagai salah satu bek yang tangguh. Meski begitu, mantan bek Real Madrid tersebut mengungkapkan dirinya terbiasa tidur di ranjang ibunya sampai berusia 17 tahun.
ADVERTISEMENT
Kisah itu dialami Pepe saat menjalani masa kecil di Brasil, hingga memutuskan pindah negara, Portugal, dengan harapan memajukan kariernya di dunia sepak bola. Ia pun akhirnya mewujudkan mimpinya setelah mewakili Portugal pada 113 kesempatan.
Walau Pepe telah berkembang secara fisik, dia masih membutuhkan banyak perhatian dari ibunya. "Sampai saya datang ke Portugal, tepatnya pada usia 17 tahun, saya tidur dengan ibu saya. Jadi, bayangkan seperti apa,โ€ kenang pemain bernama lengkap Kepler Laveran da Lima Ferreira itu, dikutip dari Tribuwa Expresso.
"Saya sudah besar dan saya tidur dengan orang tua. Saya sempat membayangkan ayah saya tidak suka dengan fakta tersebut,โ€ paparnya. "Ini menarik, bahkan suatu hari ibu mengatakan bahwa saya sangat suka menyisir rambutnya dengan tangan saya. Momen itu mungkin terdengar konyol.โ€
Pemain FC Porto dan eks pemain Real Madrid, Pepe. Foto: Marcelo Del Pozo/REUTERS
Walau terkesan sebagai anak manja, Pepe tak membuang kesempatan ketika Maritimo memberinya kesempatan sebagai pemain profesional. Pria yang kini berusia 38 tahun itu membuat 64 penampilan di sana.
ADVERTISEMENT
Penampilan apik Pepe bersama Maritimo membuat FC Porto tertarik merekrutnya. Performa pemain kelahiran Maceio, 26 Februari 1983, itu makin matang hingga mempersembahkan sejumlah gelar bersama salah satu tim raksasa Portugal tersebut.
Karier Pepe makin berkembang setelah itu, bahkan mencapai puncaknya ketika dipercaya membela Real Madrid. Ia mendapatkan reputasinya sebagai bek tangguh setelah memenangi tiga gelar La Liga dan tiga gelar juara di Liga Champions. Pepe menghabiskan sembilan musim di Santiago Bernabeu dengan mencatat 334 pertandingan.
Pepe mengenakan jersi spesial FC Porto. Foto: Dok. FC Porto
Pepe kemudian hijrah ke Turki bersama Besiktas sebelum kembali membela Porto saat ini. Kepulangannya disambut antusias, bahkan jajaran pelatih mendaulatnya sebagai kapten. Kepemimpinan Pepe di lapangan membawa Porto meraih gelar Liga dan Piala Portugal musim lalu.
ADVERTISEMENT
Tak hanya level klub, Pepe juga berkibar saat mentas di panggung internasional. Ia memainkan peran kunci dalam keberhasilan A Seleccao das Quinas mengangkat Piala Eropa 2016 dan Piala UEFA Nations League 2019. Portugal sukses di bawah kendali Pelatih Fernando Santos.
Sebagai pemain bertahan, Pepe dianggap sebagai pemain garang dalam menjegal pemain lawan. Berdasarkan catatan Transfermarkt, Pepe telah menerima 153 kartu kuning dan 12 kartu merah saat membela klub dan negaranya.
Pemain FC Porto dan eks pemain Real Madrid, Pepe. Foto: GERARD JULIEN / AFP
Walau begitu, Pepe masih saja menjadi bahan pergunjingan dari rekan setim dan sahabat dekatnya. Apalagi, kalau bukan cerita dirinya masih tidur bersama ibunya hingga berumur 17 tahun. Momen itu menjadi bahan cemoohan sepanjang hidup Pepe.
Musim ini, Pepe berhasil tampil sebanyak 36 pertandingan di semua ajang dengan torehan 2 gol dan 1 assist bersama Porto. Ia pun berhasil membawa timnya duduk di urutan kedua dalam klasemen Liga Portugal dengan torehan 70 poin, terpaut enam poin dari Sporting CP di puncak dengan empat laga tersisa.
ADVERTISEMENT
****