Klopp: Atletico Berusaha Buat Sadio Mane Diusir Wasit

19 Februari 2020 9:23 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sadio Mane di laga Liverpool melawan Atletico Madrid. Foto: REUTERS/Susana Vera
zoom-in-whitePerbesar
Sadio Mane di laga Liverpool melawan Atletico Madrid. Foto: REUTERS/Susana Vera
ADVERTISEMENT
Juergen Klopp kesal. Sikapnya ini bukan cuma tentang kekalahan 0-1 Liverpool dari Atletico Madrid di leg pertama babak 16 besar Liga Champions 2019/20. Klopp menganggap para pemain Atletico sengaja membuat Sadio Mane melakukan pelanggaran dan mendapat kartu kuning.
ADVERTISEMENT
Mane mendapat kartu kuning pertama pada menit 39 karena dianggap melakukan pelanggaran terhadap Sime Vrsaljko. Klopp jengah karena beberapa saat kemudian muncul fragmen yang menurutnya memperlihatkan para pemain Atletico sibuk meminta wasit untuk memberikan kartu kuning kedua kepada Mane.
Khawatir Mane bakal bermain dalam kondisi tak mengenakkan, Klopp mengistirahatkannya pada babak kedua. Adalah Divock Origi yang menggantikan peran Mane usai turun minum.
Wasit memberikan kartu kuning saat pertandingan antara Atletico Madrid melawan Liverpool di Wanda Metropolitano, Madrid, Spanyol. Foto: REUTERS/Susana Vera
"Kejadian macam itu adalah bagian dari sepak bola yang tidak saya sukai. Rencana mereka hari ini adalah menyingkirkan Sadio dari laga lewat kartu kuning kedua," jelas Klopp, dikutip dari The Guardian.
"Saya khawatir lawan-lawannya akan menjatuhkan diri bahkan saat Sadio menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Saya tidak mau ia bermain dalam situasi seperti ini. Makanya, saya menarik Sadio di babak kedua," tutur Klopp.
ADVERTISEMENT
Keputusan Klopp tersebut cukup logis. Selain karena alasan kartu kuning tersebut, keberadaan Origi bisa menambah alternatif serangan lewat duel-duel udara.
Namun, Diego Simeone bukan pelatih kemarin sore. Ia bereaksi dengan menarik Thomas Lemar dan memasukkan Marcos Llorente. Reaksi itu adalah bagian dari upayanya untuk memperkuat lini tengah Atletico.
Siasat Simeone bertaji. Meski Liverpool tambah menggebrak begitu memasuki menit 70-an, tak ada serangan yang benar-benar mengancam.
Liverpool memang bisa membuat lima percobaan di sepanjang babak kedua. Namun, empat di antaranya tidak tepat sasaran dan satu sisanya diblok tembok pertahanan. Artinya, Liverpool gagal membuat tembakan tepat sasaran.
Origi yang diproyeksikan sebagai alternatif serangan tidak bisa benar-benar bekerja. Liverpool unggul penguasaan bola, tetapi aliran bola mereka pampat sehingga jarang sampai ke area pertahanan lawan. Para penyerang, termasuk Origi, jadi kekurangan suplai bola.
Sadio Mane berebut bola saat pertandingan melawan Atletico Madrid. Foto: REUTERS/Susana Vera
Skema ini tak berhasil, Klopp mengganti Mohamed Salah dengan Alex Oxlade-Chamberlain. Liverpool pun berubah skema menjadi 4-4-1-1.
ADVERTISEMENT
Apes, taktik ini juga tidak bekerja. Alih-alih menggigit, Oxlade-Chamberlain malah kehilangan penguasaan bola sebanyak tiga kali. Jumlah itu menjadi yang tertinggi di antara semua pemain kedua tim di sepanjang laga.
Tidak mengherankan jika akhirnya Liverpool gagal mencetak gol balasan untuk torehan Saul Niguez. Apa boleh buat, leg kedua yang berlangsung pada 12 Maret 2020 menjadi harapan Liverpool dan para suporter mereka.