Komentar Politis Vida Berujung Peringatan FIFA

9 Juli 2018 0:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Domagoj Vida, bek Kroasia. (Foto: Adrian Dennis / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Domagoj Vida, bek Kroasia. (Foto: Adrian Dennis / AFP)
ADVERTISEMENT
Sepak bola dan politik kembali menunjukkan keterikatannya. Kali ini, Domagoj Vida, bek Tim Nasional (Timnas) Kroasia, yang menjadi pelakunya.
ADVERTISEMENT
Vida adalah bagian dari Timnas Kroasia yang sukses menundukkan Timnas Rusia dalam laga perempat final Piala Dunia 2018 yang berlangsung di Stadion Fisht, pada Minggu (8/7/2018) dini hari WIB. Gol yang dia cetak sukses membawa Kroasia unggul 2-1 atas Rusia di babak perpanjangan waktu, sebelum disamakan Mario Fernandes di menit 115.
Selain sukses mencetak gol untuk Kroasia, pada babak adu penalti, eksekusi dari Vida juga berujung pada kesuksesan. Kroasia sendiri memenangi laga tersebut, setelah unggul atas Rusia dalam babak adu penalti dengan skor akhir 4-3. Kroasia melaju ke babak semifinal, tapi ada masalah yang menyertainya.
Usai pertandingan, Vida merayakan kemenangan ini bersama mantan rekan setimnya di klub dan Timnas, Ognjen Vukojevic, yang sekarang menjabat talent scout Dinamo Kiev. Vida dan Vukojevic pernah bermain bersama di Dinamo Kiev dan Timnas Kroasia dalam rentang waktu 2010 sampai 2015 silam. Selain kedekatan yang terjalin di antara mereka, kedekatan keduanya dengan Ukraina juga terjalin.
ADVERTISEMENT
Dalam perayaan kemenangannya tersebut, Vida dan Vukojevic menyebut-nyebut nama Ukraina di dalamnya. Namun, cara mereka menyebut Ukraina inilah yang pada akhirnya menarik perhatian FIFA. Keduanya sama-sama menyebut "Jayalah Ukraina" dalam sebuah video yang diunggah jurnalis asal Ukraina, Andrey Shakhov, di laman Facebook-nya.
Soal ucapan "Jayalah Ukraina" ini, hal itu merujuk kepada perlawanan Ukraina terhadap aneksasi Rusia di Krimea pada 2014 silam. Frasa tersebut menjadi slogan yang digunakan oleh para nasionalis Ukraina sebagai penggugah semangat. Vukojevic, dalam video di atas, juga menambahi ucapan "Jayalah Ukraina" itu dengan tambahan, "Kemenangan ini untuk Dinamo (Kiev) dan Ukraina".
Tindakan keduanya ini pun tidak luput dari perhatian FIFA. Otoritas tertinggi sepak bola dunia itu langsung melakukan investigasi terkait komentar Vida tersebut. Merujuk kepada Kode Etik Disiplin FIFA, di Artikel 67 disebutkan bahwa "slogan politik" dalam pertandingan sepak bola itu dilarang.
ADVERTISEMENT
Hal ini ditambah dengan pernyataan di Artikel 54 bahwa "Siapa pun yang mengganggu kenyamanan publik dalam sebuah pertandingan akan mendapat hukuman larangan dua kali main dan mendapatkan denda minimal sebesar CHF 5.000 (5.050 dolar Amerika/3.800 poundsterling)". Jika ini diterapkan, larangan main di semifinal Piala Dunia 2018 sudah menanti Vida, apalagi warga Rusia juga dibikin marah karenanya.
Namun, pada akhirnya FIFA tidak menghukum Vida. Dalam pernyataan resminya, FIFA hanya memberikan peringatan kepada Vida, tapi tidak menerapkan larangan main ataupun denda untuk pemain yang saat ini berusia 29 tahun dan bermain di Besiktas tersebut.
Selebrasi para pemain Kroasia.  (Foto: REUTERS/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi para pemain Kroasia. (Foto: REUTERS/Carl Recine)
"Kami mengonfirmasi bahwa Komite Disiplin FIFA telah mengirimkan peringatan kepada Domagoj Vida atas pernyataannya dalam sebuah video setelah laga Piala Dunia 2018 antara Kroasia dan Ukraina," ujar pernyataan resmi FIFA tersebut, dilansir ESPNFC.
ADVERTISEMENT
Vida, melalui media Rusia Championat, juga sudah berkomentar soal videonya tersebut. Vida menyebut bahwa dia menghormati negara Rusia, dan tidak bermaksud untuk menjelekkan ataupun menyerang pihak manapun lewat video tersebut. "Sepak bola di luar politik. Saya tidak bermaksud untuk melakukan sesuatu yang buruk," ujar Vida.
Selama Piala Dunia 2018, FIFA sudah menghukum beberapa pihak terkait gestur politik yang mereka lakukan. Yang paling mencolok tentu gestur burung elang yang dilakukan oleh Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka kala Swiss menaklukkan Serbia di fase grup Piala Dunia 2018. Keduanya dijatuhi denda oleh FIFA sebesar 5000 francs Swiss.
Tidak hanya keduanya, Stephan Lichtsteiner, kapten Swiss, juga dijatuhi denda yang sama karena ikut dalam perayaan Xhaka dan Shaqiri tersebut.
ADVERTISEMENT