news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

La Liga Genuine: Sepak Bola dalam Rupa Terbaiknya

23 Januari 2019 15:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Rayo Vallecano yang berkompetisi di La Liga Genuine. (Foto: La Liga)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Rayo Vallecano yang berkompetisi di La Liga Genuine. (Foto: La Liga)
ADVERTISEMENT
Bermain sepak bola adalah hak setiap manusia dan semangat itulah yang digelorakan La Liga lewat kompetisi spesial bertajuk La Liga Genuine. Lantas, apa beda La Liga Genuine dengan La Liga yang sudah dikenal publik secara luas?
ADVERTISEMENT
Sebelum pertanyaan itu dijawab, mari kita kembalikan almanak ke tahun 2016. Pada Maret tahun tersebutsebuah ide tercetus dalam benak Ruben Almazan dan Alvaro Cano. Almazan dan Cano adalah dua sosok dengan disabilitas intelektual yang ingin agar orang-orang di situasi seperti mereka bisa bermain sepak bola secara kompetitif.
Ide ini mereka sampaikan kepada Gimastic de Tarragona yang kala itu berlaga di Segunda Division. Tak dinyana, ide tadi disambut hangat oleh Nastic -- sebutan karib untuk Gimnastic -- dan dengan segera sebuah dikirimkan oleh klub Catalunya tersebut kepada La Liga.
Penonton La Liga Genuine di Cordoba. (Foto: La Liga)
zoom-in-whitePerbesar
Penonton La Liga Genuine di Cordoba. (Foto: La Liga)
Nastic tidak perlu berpikir panjang untuk meneruskan keinginan Almazan dan Cano tadi. Mereka tahu bahwa La Liga punya komitmen untuk memberantas sekat-sekat yang menghalangi orang-orang bermain sepak bola. La Liga pun tak butuh waktu lama untuk menyetujui proposal tersebut. Dengan segera, mereka memberdayakan stafnya untuk menjalin kontak dengan klub-klub peserta dan mempersiapkan kompetisi ini.
ADVERTISEMENT
Awalnya, tak semua klub siap. Hanya ada tujuh klub yang bisa bergerak dengan cepat. Namun, dalam waktu dekat jumlah peserta bertambah menjadi 18. Dengan terkumpulnya 18 tim itu La Liga Genuine digelar secara resmi untuk pertama kalinya pada musim 2017/18.
Pada gelaran pertama itu kompetisi ini dimainkan di empat kota, yaitu Villarreal, Tarragona, Mallorca, dan Vigo. Klub-klub besar seperti Barcelona, Valencia, Villarreal, Atletico Madrid, dan Athletic Club pun turut serta di dalamnya.
Pertandingan La Liga Genuine antara Villarreal dan Atletico Madrid. (Foto: La Liga)
zoom-in-whitePerbesar
Pertandingan La Liga Genuine antara Villarreal dan Atletico Madrid. (Foto: La Liga)
Ada beberapa perbedaan mendasar dalam penyelenggaraan kompetisi antara La Liga dan La Liga Genuine. Di La Liga Genuine, satu tim diisi oleh delapan pemain yang bertanding selama 40 menit. Kemudian, di La Liga Genuine ini pertandingan tak dibagi dalam dua babak, melainkan empat kuarter seperti dalam pertandingan basket dengan satu kuarternya berdurasi sepuluh menit.
ADVERTISEMENT
Perolehan poin juga berbeda. Di La Liga Genuine, satu kemenangan bisa berharga sampai tujuh poin. Ini disebabkan karena setiap kemenangan dalam satu kuarter berharga satu poin. Di akhir laga, setiap tim yang menang pun masih mendapatkan tiga poin tambahan. Lalu, di sini hasil imbang bernilai dua poin dan kekalahan bernilai satu angka.
Meski begitu, sistem liga tetap digunakan di sini. Pada gelaran pertama, 18 tim dibagi menjadi enam grup. Di setiap putaran, ada tiga pertandingan di masing-masing grup. Setelah itu, fase gugur pun dimulai dan pada musim perdana Cordoba berhasil menjadi juara.
Keberhasilan Cordoba menjadi juara itu lantas berbuah jatah tuan rumah pada gelaran kedua di musim 2018/19. Istimewanya, La Liga Genuine di Cordoba ini dilangsungkan di stadion milik Cordoba FC, Nuevo Arcángel Cordoba. Ini adalah kali pertama La Liga Genuine dihelat di stadion milik tim utama.
ADVERTISEMENT
Foto bersama para pemain La Liga Genuine. (Foto: La Liga)
zoom-in-whitePerbesar
Foto bersama para pemain La Liga Genuine. (Foto: La Liga)
Meski demikian, ada penurunan jumlah peserta di musim kedua ini. Kali ini 'hanya' ada 16 klub yang turut serta. Namun, itu semua tidak menghalangi La Liga Genuine untuk menjadi peretas jalan bagi kompetisi-kompetisi sepak bola papan atas dalam upaya merangkul semua orang, termasuk para penyandang disabilitas intelektual.
Adapun, La Liga Genuine ini adalah seterbuka-terbukanya kompetisi. Sebab, di sini pesepak bola putri pun bisa berkompetisi di satu arena yang sama dengan para pemain putra. Salah satu pemain putri yang menonjol di ajang ini adalah Alba Blasco dari Levante.
Inklusivitas memang menjadi spirit dasar dari La Liga Genuine. Oleh karenanya, Presiden La Liga Javier Tebas pun ingin agar 42 tim di La Liga dan LaLiga 1|2|3 (Segunda Division) bisa memiliki tim di La Liga Genuine. "Ini dapat menjadi langkah yang akan membantu kita untuk lebih memahami disabilitas intelektual orang-orang di sekitar kita," ucap Tebas.
ADVERTISEMENT
Dengan semakin maraknya kabar tak mengenakkan dari lapangan hijau, mulai dari pelecehan rasial sampai korupsi, dari kematian suporter sampai kecurangan para pemain, La Liga Genuine datang sebagai penyegar. La Liga Genuine, dengan niat mulia merangkul sesama, adalah sepak bola dalam rupa terbaiknya.