La Liga Satu Dekade: Ada Benzema di Belakang Messi dan Ronaldo

2 Januari 2020 15:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Real Madrid, Karim Benzema, berebut bola dengan pemain Club Brugge. Foto: PIERRE- PHILIPPE MARCO/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Real Madrid, Karim Benzema, berebut bola dengan pemain Club Brugge. Foto: PIERRE- PHILIPPE MARCO/AFP
ADVERTISEMENT
Karim Benzema pantas memasuki dekade baru dengan kepala tegak. Namanya mungkin tak segemerlap Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo. Namun, bukan berarti Benzema tak meninggalkan jejak semerbak di La Liga selama satu dekade terakhir.
ADVERTISEMENT
Sebelum musim 2018/19, La Liga identik dengan persaingan Messi dan Ronaldo. Terlebih, keduanya membela klub yang juga disebut-sebut sebagai rival abadi, Barcelona dan Real Madrid.
Kondisi ini bukan hukum alam, tetapi hukum sebab-akibat. Mau bagaimana lagi karena keduanya memang tampil impresif sebagai andalan di garda terdepan masing-masing?
Messi dan Ronaldo di laga El Clasico. Foto: REUTERS/Sergio Perez
Asumsi itu ditandai dengan torehan gol dan assist keduanya di satu dekade terakhir La Liga, alias mulai 1 Januari 2010 hingga 31 Desember 2019.
Dalam kurun tersebut, terlepas dari konteks turun di berapa laga, Messi masih unggul. La Pulga mencatatkan 393 gol dan 150 assist, sedangkan Ronaldo membukukan 311 gol dan 95 assist.
Namun, La Liga bukan tentang Messi dan Ronaldo melulu. Di sana masih ada Benzema.
ADVERTISEMENT
Dalam kurun satu dekade terakhir, Benzema juga membuktikan kualitasnya sebagai penyerang dengan menorehkan 155 gol dan 75 assist di La Liga. Hingga 31 Desember 2019, hanya Messi dan Ronaldo yang mampu mengalahkan catatan tersebut.
Sejak didatangkan dari Olympique Lyon pada 2009, Karim Benzema mampu menempatkan diri sebagai penyokong buat Ronaldo. Bahkan dalam sejumlah pertandingan, Benzema tak ragu untuk mengambil posisi lebih ke tengah demi menjalankan perannya sebagai pembagi bola di area sepertiga akhir.
Karim Benzema mencetak satu dari lima gol Madrid pada laga melawan Leganes. Foto: Susana Vera/Reuters
Menjadi team player seperti Benzema ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi dapat membuat serangan Madrid cair, di sisi lain membuatnya tidak terlihat atau berada di balik bayang-bayang pemain bintang. Ya, Ronaldo contohnya.
Namun, rasanya Benzema tak peduli. Buat apa menjadi penyerang yang banyak mendulang gol, tetapi tak pernah mengangkat trofi juara?
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, kesempatan untuk melepaskan diri dari bayang-bayang seorang megabintang datang. Kepergian Ronaldo ke Juventus adalah berkat bagi Karim Benzema. Meski awalnya tidak dipandang sebagai pilihan utama, Benzema membuktikan bahwa ia tetap bisa sampai ke puncak tanpa dibekali privilege.
Sepanjang musim 2018/19, Benzema menjadi topskorer Madrid dengan mengukir 30 gol di semua kompetisi. Jumlah itu hanya kalah dua setrip dari torehan pada 2011/12 yang menjadi musim tersubur Benzema sebelumnya.
Selebrasi Karim Benzema usai membobol gawang mantan rekan setimnya, Diego Lopez. Foto: Reuters/Javier Barbancho
Status topskorer Madrid masih melekat pada Benzema sampai jelang paruh kedua musim 2019/20. Pemain asal Prancis ini menorehkan 16 gol--lengkap dengan tujuh assist--di semua kompetisi.
Kualitas yang melayakkan Karim Benzema untuk disebut sebagai andalan lini serang Real Madrid. Ketajaman yang dibarengi dengan komitmen untuk menjadi team player itu bukannya tidak mungkin kembali muncul di laga pertama La Liga 2019/20 pasca-libur pekan Natal yang mempertemukan Madrid dengan Getafe.
ADVERTISEMENT
***
Pertandingan pekan 19 La Liga 2019/20 antara Getafe dan Real Madrid akan digelar pada Sabtu (4/1/2020) di Coliseum Alfonso Pérez. Sepak mula berlangsung pada 22.00 WIB.