Lakon Freddy Adu: Dikira Jadi Legenda, Kini Pecundang Sepak Bola

14 Oktober 2021 17:15 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Freddy Adu. Foto: Stan Honda/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Freddy Adu. Foto: Stan Honda/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Eks wonderkid Amerika Serikat (AS), Freddy Adu, kini telah berusia 32 tahun. Digadang-gadang menjadi pengganti Pele dan pernah trial dengan Manchester United (MU), ia justru berstatus tanpa klub pada 2021.
ADVERTISEMENT
Adu kali pertama menggebrak jagad sepak bola ketika menandatangani kontrak dengan raksasa Major League Soccer (MLS), DC United, pada 2004. Kala itu, usianya baru 14 tahun.
Adu menjadi pesepak bola termuda yang menandatangani kontrak profesional dengan klub olahraga. Dalam waktu tiga bulan, ia melakoni debutnya.
Bintang MLS termuda itu mencetak gol pertamanya dua minggu kemudian dalam kemenangan 3-2 atas MetroStars. Segala puja-puji jatuh kepadanya.
Freddy Adu. Foto: Stan Honda/AFP
Legenda sepak bola Brasil, Pele, membandingkan keajaiban Adu dengan komposer klasik, Mozart, karena menampilkan kemampuan luar biasa di usia yang begitu muda.
"Mozart mulai ketika dia berusia lima tahun. Jika kamu baik, kamu baik. Tuhan memberi Freddy hadiah untuk bermain sepak bola," kata Pele dikutip dari The Sun.
ADVERTISEMENT
Sir Alex Ferguson tertarik dan sempat mengundangnya untuk latihan bersama Manchester United. Namun, masalah izin kerja menghalangi kesepakatan di antara keduanya.
"Freddy telah melakukannya dengan baik. Dia anak yang berbakat," kata Ferguson saat itu dikutip dari The Sun.
Freddy Adu ketika masih muda. Foto: Twitter @MUFCWriter
"Dia akan kembali ke Amerika Serikat dan kamu akan terus memeriksanya. Ketika dia berusaha 18 tahun, kami harus menilai apa yang bisa kami lakukan selanjutnya," tambahnya.
Ingar bingar itu tak bertahan lama. Pada tahun 2006, pelatih DC United mulai kehilangan kepercayaan kepadanya. Catatan gol dan assist-nya juga tak begitu bagus.
Semua popularitas yang dimilikinya jadi bumerang. Gangguan di luar lapangan dan tekanan karena harus menjadi pemain terhebat memengaruhi penampilannya.
"Keluarga saya sangat miskin. Ibu bekerja dua atau tiga pekerjaan untuk merawat saya dan adik. Jadi, jika Nike datang dan mengatakan ingin memberi kontrak jutaan dolar dan MLS ingin menjadikan Anda pemain termahal di usia 14 tahun, Anda tak bisa menolak," terang Adu kepada BBC, 2012 lalu, dikutip dari The Sun.
ADVERTISEMENT
"Saya menjawab ya untuk semua yang diminta dari saya dan akhirnya melakukan banyak penampilan, banyak promosi, banyak wawancara dan itu menghilangkan sepak bola di lapangan. Orang-orang melihat saya lebih sebagai alat pemasaran," tambahnya.
Freddy Adu berebut bola dengan Frank Lampard. FOto: Instagram/@freddy_adu
Karena kurangnya pengembangan, Freddy Adu dilepaskan ke Real Salt Lake pada 2007. Di situlah semuanya mulai berantakan.
Adu hanya bertahan selama enam bulan di Real Salt Lake dengan memainkan 11 pertandingan. Pada pertengahan tahun, ia pindah ke Benfica. Tampaknya segalanya kian membaik.
Akan tetapi, ia hanya memainkan 17 laga dalam empat tahun. Adu dilepas sebagai pemain pinjaman ke Monaco, Belenenses, Aris Thessaloniki dan Caykur Rizespor, tetapi tetap gagal bersinar.
Adu kemudian kembali ke MLS bersama Philadelphia Union pada 2011 di mana ia menikmati periode terbaik dalam kariernya, main 41 laga dengan catatan 10 gol.
ADVERTISEMENT
Namun, ia kembali dipinjamkan ke Brasil bersama Bahia dan pada November 2013 kontraknya bersama Philadelphia Union habis. Adu menganggur.
Freddy Adu dalam aksinya. Foto: Instagram/@freddy_adu
Kariernya tak kunjung membaik. Selain ke Brasil, Freddy Adu juga pernah membela tim Serbia dan Finlandia. Ada juga trial yang gagal dengan Blackpool pada 2015.
Kendati demikian, Adu masih memegang teguh impiannya. Ia mempertahankan keinginannya dan mengatakan dirinya masih bertekad untuk sukses.
"Saya masih sangat muda. Saya belum siap untuk menyerah. Hal-hal tidak berjalan seperti yang saya inginkan, tentu saja. Tapi saya terlalu mencintai olahraga ini untuk mengatakan bahwa saya siap untuk menyerah," kata Adu kepada ESPN pada 2019.
Akan tetapi, palu nasib memaksanya menyerah. Oktober lalu, ia bergabung dengan klub divisi tiga Liga Swedia, Osterlen. Adu tak merumput sekali pun dan kontraknya habis pada Februari lalu.
ADVERTISEMENT
Kini, wonderkid yang digadang-gadang sebagai pengganti Pele itu berstatus tanpa klub setelah malang-melintang di 15 klub berbeda.
****
Ikuti survei kumparan Bola & Sport dan menangi e-voucher senilai total Rp3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveibolasport.