Lawan Rasialisme: Dukungan Conte dan Ancelotti untuk Balotelli

5 November 2019 10:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Carlo Ancelotti dukung Mario Balotelli yang meninggalkan lapangan karena aksi rasialisme. Foto: AFP/Miguel Medina
zoom-in-whitePerbesar
Carlo Ancelotti dukung Mario Balotelli yang meninggalkan lapangan karena aksi rasialisme. Foto: AFP/Miguel Medina
ADVERTISEMENT
Pelecehan rasial yang diterima Mario Balotelli pada pertandingan melawan Verona mengundang reaksi keras dari dua pelatih kawakan, Antonio Conte dan Carlo Ancelotti.
ADVERTISEMENT
Conte mengatakan bahwa para pelaku adalah orang-orang tolol. Sementara itu, Ancelotti berujar bahwa Balotelli sudah melakukan tindakan yang benar dengan meninggalkan lapangan permainan.
Peristiwa yang menimpa Balotelli itu terjadi di Stadio Marc'Antonio Bentegodi, Minggu (3/11/2019). Mendengar pelecehan yang diterimanya, Balotelli menendang bola ke arah para suporter dan memilih meninggalkan lapangan.
Wasit pun menghentikan pertandingan sesuai protokol yang ada. Di kesempatan itu Super Mario ditenangkan oleh para pemain lain dan dibujuk untuk mau kembali bermain.
Akhirnya, Balotelli pun bersedia kembali bermain. Tak cuma itu, dia mampu mencetak sebuah gol indah meskipun Brescia harus menelan kekalahan 1-2 yang membuat mereka gagal beranjak dari zona degradasi.
Conte dan Ancelotti berbicara dalam kesempatan terpisah, pada konferensi pers jelang pertandingan Liga Champions, masing-masing menghadapi Borussia Dortmund dan Red Bull Salzburg.
ADVERTISEMENT
"Aku tidak berada di stadion, tetapi aku percaya hukuman yang diberikan harus tegas dan keras. Kita harus menghukum orang-orang tolol ini. Para moron ini harus disanksi. Sudah 2019, kok, masih ada hal seperti ini," kata Conte.
Sementara itu, Ancelotti bertutur, "[Balotelli] melakukan hal yang benar. Reaksinya sudah tepat. Sudah ada beberapa kejadian di mana pertandingan dihentikan. Jadi, kami sudah berada di trek yang tepat."
Sebagai pelatih, Conte dan Ancelotti sama-sama punya pengalaman menghadapi aksi rasialisme yang dialami pemainnya. Ancelotti mengalaminya musim lalu ketika Kalidou Koulibaly dilecehkan oleh suporter Inter.
Ketika itu Koulibaly mendapat cemoohan sepanjang pertandingan sampai akhirnya merasa frustrasi dan mendapat kartu merah. Kartu merah sendiri diberikan karena Koulibaly secara sarkastis bertepuk tangan di depan wasit.
ADVERTISEMENT
Ancelotti sudah buka suara soal itu. Mantan pelatih Bayern Muenchen itu menegaskan bahwa apabila ada pemain Napoli lagi yang menerima cemoohan rasial lagi, mereka akan meninggalkan lapangan.
Pada Derby del Sole menghadapi Roma, Sabtu (2/11), pelecehan sebenarnya diterima para pemain Napoli dalam bentuk cemoohan regional. Di Italia, orang-orang Selatan, khususnya Napoli, memang kerap diperlakukan demikian.
Antonio Conte kecam tindakan rasialis yang dialami Mario Balotelli. Foto: AFP/Miguel Medina
Pertandingan di Olimpico itu pun sempat dihentikan oleh wasit. Akan tetapi, pada akhirnya para pemain Partenopei tetap melanjutkan pertandingan. Di akhir cerita, mereka kalah 1-2 dari Roma.
Sementara itu, Conte menyaksikan pelecehan rasial kepada pemainnya ketika bertandang ke Sardinia untuk menghadapi Cagliari. Adalah Romelu Lukaku Bolingoli yang menjadi korbannya.
Lukaku mendapat cemoohan ketika hendak mengeksekusi penalti. Namun, cemoohan itu tidak menghalangi sang pemain Belgia untuk membobol gawang Robin Olsen sekaligus membawa Inter menang.
ADVERTISEMENT
Apa yang dialami Lukaku itu sudah direspons dengan keras oleh Conte. Celakanya, para suporter Inter sendiri justru membela kelakuan tifosi Cagliari tadi. Kata mereka, cemoohan rasial kepada Lukaku adalah 'bentuk respek'.