news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Legenda Timnas, Kretek, dan Jersi Maradona di Piala Dunia U-20

2 Juli 2020 16:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maradona resmi  latih klub Divisi Dua Liga Meksiko. Foto: Laurence Griffiths/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Maradona resmi latih klub Divisi Dua Liga Meksiko. Foto: Laurence Griffiths/Getty Images
ADVERTISEMENT
41 tahun berlalu, ingatan Bambang Nurdiansyah belum--dan mungkin--tak akan pudar selama ia berada di Jepang.
ADVERTISEMENT
Pada 1979, Negeri Samurai ketika itu menggelar hajatan besar yakni Piala Dunia U-20. Bambang bersama koleganya di Timnas U-20 Indonesia ikut metas di ajang tersebut.
Banur, demikian panggilan Bambang, saat itu belum genap 20 tahun. Akan tetapi, ia bersama rekan-rekannya sudah berkesempatan manggung bersama pemain-pemain dari Argentina, Polandia, dan Yugoslavia, yang berada satu grup dengan Timnas U-20.
Dalam pelbagai kesempatan, Banur fasih bercerita ketika ia pernah satu lapangan dengan striker Argentina, Diego Maradona. Akan tetapi, di luar lapangan, ceritanya bahkan lebih menarik lagi untuk disimak.
''Maradona, kalau boleh saya bilang, dia pemain paling sulit buat ditemui di luar lapangan. Karena, waktu itu, dia sudah [berstatus pemain] bintang. Bayangkan saja, dia dikawal oleh para sekuriti dari brand ambassador-nya ke mana-mana,'' kata Banur ketika berbincang dengan kumparan, Kamis (2/7).
ADVERTISEMENT
''Jadi buat berfoto sama Maradona saja, buat wartawan atau fans, sulit. Sangat protektif sekali orang-orang yang mendampinginya,'' jelas pria yang akan berulang tahun ke-60 pada Desember tahun ini.
Kendati demikian, kesempatan yang tak dimiliki banyak orang itu berhasil diraih Banur. Dia mengaku mujur bisa berada dalam satu frame dengan pemain yang ketika itu membela Argentinos Junior tersebut.
''Waktu itu kebetulan skuat Argentina lagi ngumpul di lobi hotel. Dan di sana ada kesempatan foto-foto dengan Maradona dan pemain Argentina lainnya. Tapi, jangan salah, lho kami dapat kesempatan karena kami ini pemain Timnas Indonesia. Kalau bukan, ya, mungkin enggak bakal kesampaian,'' katanya.
''Tapi saya enggak punya salinan fotonya sampai sekarang. Kalau punya, pasti akan selalu saya pajang he he he,'' kelakarnya.
Timnas Indonesia saat berlaga dengan Argentina di Piala Dunia U-20 1979. Foto: Istimewa
Sayangnya, keberuntungan Banur tak terbawa sampai ke lapangan hijau. Timnas U-20 babak belur. Hasil akhir di babak grup mencatat, jala gawang Bambang dan kolega koyak sebanyak 16 kali tanpa sebiji gol mampu dibalas.
ADVERTISEMENT
Kehadiran Indonesia di ajang itu sejatinya tak lepas dari alasan politik. Seharusnya, tim yang tampil di Piala Dunia U-20 1979 adalah juara dan runner-up Piala Asia Junior 1978, yakni Korea Selatan dan Irak.
Namun, Irak mendadak mengundurkan diri karena sentimen anti Amerika Serikat. Langkah ini diikuti juga oleh Korea Utara yang ditunjuk sebagai pengganti Irak.
Namun, Banur tak melulu mengingat hasil pertandingan. Lelaki kelahiran Banjarmasin ini mengaku menikmati setiap jengkal langkahnya di lapangan hijau saat itu.
''Ketika kalah, Anda kalah terhormat, kok. Karena lawan lebih bagus,'' kata dia.
Bambang Nurdiansyah saat Berkostum Timnas Indonesia. Foto: Istimewa
Setelah laga melawan Argentina, Banur mencoba kembali peruntungannya. Kali ini, ia mengincar jersi Maradona, tapi sayang niatnya tak terwujud.
ADVERTISEMENT
Ketatnya pengawalan para sekuriti terhadap Maradona, membikin keinginan eks pemain Arseto dan Yanita Utama di era Galatama ini pupus.
''Kalau soal jersi, almarhum pelatih kami, Soetjipto Soentoro, yang punya cerita itu,'' kata Banur.
Menurutnya, jersi milik Maradona akhirnya digamit oleh Soetjipto. Akan tetapi, bukan jersi yang dikenakan Maradona selepas pertandingan melawan Timnas U-20.
Banur mengatakan pelatih dengan nama kecil Gareng itu mendapat jersi dalam sebuah kesempatan yang tak disangka-sangka. Karena Timnas U-20 berada di Grup B bersama Argentina, maka panitia pelaksana turnamen menempatkan Indonesia dan Argentina di satu hotel.
Diego Maradona (kiri) saat berkostum FC Barcelona. Foto: AFP/JOEL ROBINE
''Kamar Mas Tjip ketika itu, ada di depannya kamar pelatih Argentina, Caesar Luis Menotti. Nah, cerita beliau dapat jersi Maradona juga cukup unik, nih.''
ADVERTISEMENT
''Selepas bertanding, pelatih sama pelatih, biasalah, ya, ngobrol, jalan-jalan bareng, dan ditawarin, tuh, Menotti rokok kretek asli Indonesia. Wah, Menotti seneng, dia bilang rokoknya enak, dan dikasih dalam jumlah banyak. Buat ngebalesnya, jersi nomor 10 milik Maradona dikasih ke beliau,'' kenangnya.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.