Liga 1: Persik Kediri Bertumpu kepada para Pemain Menjulang

19 Maret 2020 13:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Persebaya David Da Silva berebut bola dengan pemain Persik Kediri pada pertandingan Liga 1 2020 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu (29/2). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Persebaya David Da Silva berebut bola dengan pemain Persik Kediri pada pertandingan Liga 1 2020 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu (29/2). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
ADVERTISEMENT
Capaian Persik Kediri yang berstatus tim pr0mosi di Liga 1 2020 belum bisa disebut impresif. Belum sekalipun mereka meraih kemenangan pada tiga laga Liga 1 2020 yang sejauh ini sudah dijalani.
ADVERTISEMENT
Rincinya, tim berjuluk Macan Putih itu imbang dua kali dan kalah sekali. Hasil-hasil tersebut membawa Persik tertahan di urutan ke-13 dengan dua poin.
Yang membuatnya terlihat agak lebih baik adalah lawan-lawan yang Persik hadapi. Mereka bermain imbang 1-1 dengan dua tim bertabur bintang: Persebaya Surabaya dan Bhayangkara FC. Nah, satu-satunya kekalahan didapat dari Persiraja (0-1).
Hasil-hasil tersebut menunjukkan bahwa meski tak semencolok Persiraja, Persik masih mampu survive di Liga 1, setidaknya hingga sekarang. Sebagaimana Persiraja, mereka juga mengedepankan pertahanan yang solid.
Pembedanya terletak dari cara mereka bertahan. Pelatih Joko 'Gethuk' Susilo beberapa kali menerapkan skema 4-2-3-1 dan 4-3-3 di Liga 1 sejauh ini. Lewat skema itu, Persik bermain dengan pressing agresif.
Duel Persik vs Bhayangkara FC di Liga 1. Foto: Prasetia Fauzani/ANTARA
Dampak buruknya, Persik sering melakukan pelanggaran: 10 kali saat melawan Persebaya, 20 kali di laga versus Bhayangkara FC, dan 13 kali saat menghadapi Persiraja. Inilah yang membuat mereka sudah mendapat dua kartu merah, terbanyak di Liga 1.
ADVERTISEMENT
Walau begitu, tujuan Persik lewat pressing tersebut bisa dibilang tercapai. Dengan pressing, mereka hendak memaksa tim lawan melepaskan umpan panjang. Dari situ kemungkinan Persik untuk merebut penguasaan bola lebih besar.
Keberadaan para pemain mereka yang punya tubuh menjulang menjadi salah satu faktor. Tiga di antaranya adalah Jefferson Alves (gelandang-bek tengah, 193 cm), Ante Bakmaz (bek tengah, 188 cm), dan Nicola Asceric (penyerang, 196 cm).
Tak cuma untuk bertahan. Keberadaan para pemain tersebut juga memengaruhi pendekatan menyerang yang Gethuk terapkan. Hal itu ialah set piece dan utamanya crossing dari kedua sisi sayap Persik.
Semua gol yang mereka ciptakan bahkan berawal dari crossing. Saat melawan Persebaya, crossing dari sisi kiri berujung penalti karena handball. Kala melawan Bhayangkara FC, crossing dari sisi serupa disambut Faris Aditama menjadi gol.
ADVERTISEMENT
Tentu tak selamanya skema menyerang seperti itu berjalan lancar. Kalau iya, besar kemungkinan Persik sudah meraih setidaknya satu kemenangan. Gethuk bahkan dikritik sejumlah suporter karena gaya bermain yang dianggap monoton.
Namun, dia beralasan bahwa itu diterapkan karena memang hal demikianlah yang bisa diandalkan Persik. Bahwa hasil yang diraih belum terlalu impresif, dia menjadikan crossing yang sering terlalu dekat dengan kiper lawan sebagai alasan.
Bagaimanapun, mencari solusi atas hal tersebut adalah tugasnya sebagai seorang pelatih. Gethuk punya waktu cukup panjang lantaran Liga 1 tengah ditunda untuk sementara. Perlu diingat bahwa baru tiga pekan yang mereka jalani.