Man United vs FC Astana: Menanti Gairah Darah Muda

19 September 2019 16:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Manchester United saat merayakan gol Phil Jones ke gawang Leeds United pada laga pramusim di Perth, Australia. Foto: Dok. Manchester United
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Manchester United saat merayakan gol Phil Jones ke gawang Leeds United pada laga pramusim di Perth, Australia. Foto: Dok. Manchester United
ADVERTISEMENT
"Akan ada 11 pemain FC Astana yang hidup dalam mimpi. Itu adalah salah satu panggung terbesar dalam karier mereka. Namun, saya juga ingin laga nanti mengesankan bagi para pemain kami."
ADVERTISEMENT
Demikian 'khotbah' Ole Gunnar Solskjaer soal kebijakan Manchester United jelang laga versus Astana di fase grup ajang Liga Europa. Ini menarik, sebab Solskjaer mengisyaratkan bakal menurunkan para pemain mudanya pada Jumat (20/9/2019) dini hari WIB.
Bukan soal gaya-gayaan belaka. Solskjaer punya dasar kuat untuk ini. Adalah badai cedera yang jadi faktor pendukung pertama.
Paul Pogba, Anthony Martial, Luke Shaw, Eric Bailly, serta Daniel James dipastikan absen karena cedera. Itu belum ditambah dengan Jesse Lingard dan Diogo Dalot yang kondisinya belum 100% fit.
Para pendukung United jangan buru-buru panik. Soal kualitas, sebenarnya para pemain muda United terbilang lumayan.
Hal itu tertuang kental di laga pramusim lalu. Total 9 gol yang bersarang ke gawang Perth Glory, Leeds United, Inter Milan, dan Tottenham Hotspur seluruhnya diprakarsai oleh alumni asli United.
ADVERTISEMENT
Mason Greenwood jadi nama terdepan dalam hal ini, lewat torehan 2 golnya sepanjang laga pramusim--termasuk lesakan tunggalnya ke gawang Inter.
Solskjaer bahkan memuji kemampuan Greenwood dalam menyelesaikan peluang. Tak berlebihan, sih, untuk memuji pemain kelahiran Bradford itu.
Ia tergolong versatile untuk seorang penyerang. Perlu diingat bahwa di tim junior musim lalu, Greenwood sukses mencetak 30 gol hanya dari 29 pertandingan.
Pemain Manchester United, Mason Greenwood (tengah). Foto: Twitter @ManUtd
Sulit dimungkiri bahwa produktivitas jadi problem laten United sejauh ini. Rata-rata gol mereka dalam empat laga ke belakang cuma menyentuh angka 4.
Situasi itu ironis karena hanya klub sekelas Wolverhampton Wanderers, Crystal Palace, Southampton, dan Leicester City yang jadi lawan-lawan United.
Parahnya lagi, 2 dari 4 gol mereka dalam rentang waktu tersebut lahir dari James yang notabene berposisi sebagai winger. Sementara 2 gol sisanya dibuat Anthony Martial dan eksekusi penalti Marcus Rashford.
ADVERTISEMENT
Nah, Greenwood berpotensi untuk menjawab krisis gol United, mengingat cedera yang dialami Martial dan melempemnya Rashford.
Nama yang disebut belakangan itu kemungkinan bakal dipasang Solskjaer di pos sayap, bersama dengan Juan Mata serta Jesse Lingard. Dari komposisi ini masih tampak bahwa arsitek asal Norwegia itu mengedepankan fluiditas dalam sistem serangannya.
Greenwood bukan pemuda satu-satunya yang bakal dipentaskan Solskjaer. Masih ada Axel Tuanzebe.
Memang, baru semenit ia bermain di Premier League 2019/20. Namun, jangan salah. Tuanzebe merupakan salah satu tonggak keberhasilan Aston Villa promosi.
Menurut Whoscored, Tuanzebe mencatatkan rata-rata 3,9 sapuan per laga sepanjang kompetisi alias tertinggi keempat di tim. Maka cukup logis andai Dean Smith memainkannya selama 2.396 menit di Championship musim lalu.
ADVERTISEMENT
Axel Tuanzebe tampil impresif. Foto: John Sibley/Reuters
Boleh-boleh saja menggolongkan Astana sebagai salah satu 'klub berkembang' di konstelasi sepak bola Eropa.
Prestasi mereka di Liga Champions cuma mentok di fase grup edisi 2015/16. Sementara di Liga Europa 2017/18, Astana berhasil melangkah hingga babak 32 besar. Lumayanlah.
Performa terkini Astana terbilang ajeg. Mereka sukses mengemas 5 kemenangan dari 6 laga di Liga Primer Kazakhstan dan bertengger di posisi ketiga.
Besar kemungkinan, Roman Hryhorchuk bakal menerapkan formasi dasar 4-5-1 dan bertumpu pada Rangelo Janga sebagai ujung tombak.
Namun, justru bukan itu yang jadi titik sengat Astana, melainkan dari winger kanan mereka, Marin Tomasov. Sudah 7 gol yang dibuat pemain asal Kroasia itu dari 6 laga yang dilakoninya di play-off Liga Europa.
ADVERTISEMENT
Gamblangnya, Janga yang bertinggi badan 194 cm itu berfungsi sebagai reflektor. Sementara Tomasov yang unggul dalam kecepatan, difungsikan sebagai algojonya. Keempat komposisi gelandang yang dikomandoi Ivan Maevskiy, cenderung fokus untuk menjaga stabilitas area sentral.
Dengan kata lain, United sudah semestinya menyiasati sistem semacam ini. Salah satu caranya, ya, dengan memperbanyak alternatif kreator dari lini tengah.
Nemanja Matic bisa jadi pilihan utama. Selain piawai dalam memutus serangan, eks pemain Chelsea itu juga mahir dalam mendistribusikan bola.
Satu nama yang berpotensi punya andil besar di laga nanti: Fred. Masih teringat bagaimana gelandang asal Brasil ini tampil ciamik saat membantu United comeback atas Paris Saint-Germain (PSG) dalam laga leg II babak 16 besar Liga Champions musim lalu. Ya, kedinamisannya dalam di lini tengah sukses mematikan nyawa PSG, Marco Verratti.
ADVERTISEMENT
Lagi pula, Solskjaer juga sudah mengisyaratkan bakal menurunkan pemain yang dibeli dari Shakhtar Donetsk itu bakal tampil di Old Trafford nanti.
***
Pertandiang babak grup Liga Europa 2019/20 antara Manchester United dan FC Astana akan digelar pada Jumat (20/9/2019) di Stadion Old Trafford. Sepak mula berlangsung pada 02.00 WIB.