Manajemen Persebaya Sesali Kericuhan Suporter di Semifinal Piala Gubernur Jatim

19 Februari 2020 16:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
David Da Silva merayakan gol yang dia cetak ke gawang Arema FC. Foto: dok. Persebaya
zoom-in-whitePerbesar
David Da Silva merayakan gol yang dia cetak ke gawang Arema FC. Foto: dok. Persebaya
ADVERTISEMENT
Kericuhan suporter yang terjadi pada laga semifinal Piala Gubernur Jatim antara Persebaya dan Arema di Stadion Gelora Soeprijadi, Blitar, Selasa (18/2/2020), menjadi sorotan publik. Manajemen Bajul Ijo langsung melontarkan permintaan maaf khusunya untuk warga Blitar yang terdampak kerusuhan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Atas nama manajemen Persebaya, kami meminta maaf dari hati terdalam, khusunya kepada warga Blitar. Kami merayakan kemenangan, tetapi pergi dari Blitar dengan meninggalkan noda. Warga Blitar pastinya marah dan sakit hati. Insiden terjadi ketika dua suporter besar sama-sama ingin mendukung tim di Blitar,” tutur Sidik Tualeka, Fans Relation Manager Persebaya.
Polisi saat meminta suporter tidak masuk ke sekitar Stadion Supriyadi, Kota Blitar menjelang derbi antara Persebaya Surabaya dengan Arema di Stadion Supriyadi. Foto: ANTARA Jatim/ Ach
Insiden di Blitar itu tak cuma menjadi evaluasi manajemen Bajul Ijo, tetapi juga panitia pelaksana Piala Gubernur Jatim. Menurut Sidik, selaiknya tempat netral itu bukan di Stadion Gelora Soeprijadi lantaran masih bisa diakses dengan mudah oleh kedua belah suporter.
“Menurut kami, zona netral itu misalnya lapangan di pusat kepolisian atau militer. Pastinya itu tidak bisa diakses kedua suporter. Soalnya, di Blitar pun basis suporter kedua tim besar,” kata Sidik.
ADVERTISEMENT
Bentrok Aremania dan Bonek memang tak menimbulkan korban jiwa. Namun, ada kerugian materiil dari kerusuhan tersebut. Beberapa motor terbakar dan satu mobil rusak parah. Fasilitas publik di Blitar juga rusak-rusak.
Menilik insiden tersebut, manajemen Persebaya berharap kedua suporter sadar diri.
Suasana bentrokan antara pendukung Persebaya dan Arema dalam semifinal Piala Gubenur Jawa Timur 2020 di Kota Blitar, Jawa Timur, Selasa (18/2/2020). Foto: ANTARA/HO-Ach
“Bonek menyesali kejadian kemarin. Kami berharap pihak Aremania juga serupa. Mereka harus sadar untuk mengikis ketakutan dan trauma di sepak bola Indonesia. Sepak bola itu kedamaian dan cinta,” tutur Sidik.
Sementara itu, video kerusuhan antarsuporter ramai beredar di media sosial. Manajemen Bajul Ijo juga tengah mendalami beberapa video untuk mengambil langkah edukasi untuk Bonek.
Dari pihak kepolisian, video-video tersebut juga sedang dianalisis untuk mencari pelaku. Polda Jatim berjanji akan menindak oknum yang terlibat kerusuhan.
ADVERTISEMENT
“Kami sudah mengidentifikasi dari video. Kemudian kami akan menindaklanjuti dengan mencari pelakunya. Kami melihat itu oknum. Jangan membawa-bawa nama suporter. Yang berbuat itu oknum, makanya akan kami tindak tegas nanti,” ujar Kapolda Jatim, Irjen Pol. Luki Hermawan.