Mantan Ketua Jakmania: Jangan Mewariskan Permusuhan

12 Juli 2019 20:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter Persija Jakarta yang datang ke Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Persija Jakarta yang datang ke Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Pertandingan Persija Jakarta vs Persib Bandung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Rabu (10/7/2019), begitu mencuri perhatian. Tak cuma soal aksi di lapangan, perseteruan kedua kelompok suporter selalu menjadi sorotan.
ADVERTISEMENT
Pertikaian Jakmania dan Bobotoh memang selalu lekat dengan korban jiwa. Tak heran kekhawatiran akan munculnya korban mengemuka sebelum laga pekan kedelapan Liga 1 itu.
Pengamanan dibuat sangat ketat. Tercatat, sekitar 13.000 personel keamanan gabungan dari kepolisian, TNI, Satpol PP, dan Dishub diturunkan. Perimeter atau ring pun dibuat empat lapis.
Singkat cerita, laga berakhir seri 1-1. Sejak sebelum pertandingan hingga usai semua berjalan aman. Jakmania bisa diatur dengan baik oleh pihak keamanan. Kekhawatiran munculnya korban pun mampu dipupuskan.
kumparanBOLA menemui Larico Ranggamone—mantan Ketua Jakmania—untuk meminta tanggapan perilaku Jakmania yang dinilai positif. Ia menilai kedewasaan suporter menjadi kunci laga panas tersebut berjalan aman dan lancar.
“Pertama, saya bersyukur laga berlangsung aman. Ini pertandingan pertama melawan Persib di SUGBK setelah lima tahun tak pernah bermain di sana. Sering kali pertandingan ini memunculkan korban dari mulai pemukulan sampai meninggal. Kali ini Jakarta, khususnya Jakmania, membuktikan mampu menjadi tuan rumah yang baik,” tutur Larico, Jumat (12/7/2019).
ADVERTISEMENT
Suporter Persija Jakarta jelang laga melawan Persib Bandung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (10/7). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Kondisi tersebut, menurut Larico, muncul berkat kerja keras semua pihak. Koordinator Jakmania dan suporter itu sendiri mulai sadar perilaku negatif akan merugikan Persija.
Mantan Ketua Jakmania itu menginginkan sikap positif suporter 'Macan Kemayoran' bisa dipertahankan. Pasalnya, ia tak ingin ada lagi hukuman Persija bermain kandang di luar Jakarta.
Tak heran kericuhan kecil akibat kehadiran seorang Bobotoh di salah satu tribune ditanggapi dingin. Larico mendengar cerita bahwa suporter Persib tersebut langsung diamankan dengan baik.
“Ada teman-teman suporter Persib yang datang, tapi bisa kami amankan dengan baik. Kami serahkan langsung ke keamanan dan langsung disuruh pulang. Jadi, kami tarik dia pelan-pelan dan pokoknya jangan sampai ada tangan-tangan jahil yang memukul. Itu itikad baik kami. Mudah-mudahan menjadi contoh semua suporter,” kata Larico.
ADVERTISEMENT
Larico lebih lanjut berharap suporter Persib bisa melihat perilaku positif Jakmania di laga kemarin. Ia menginginkan upaya sederhana tersebut bisa mengawali perdamaian kedua suporter.
“Sebagai orang yang dituakan Jakmania, saya harap Jakmania dan Bobotoh bisa bersinergi. Suporter Persib bisa menonton di Jakarta, begitu pun sebaliknya. Kita masih satu bangsa, kok," tuturnya.
"Sepak bola jangan membuat perpecahan. Memang provokator selalu ada. Namun, kami memulai perilaku positif ini. Terbukti dua spanduk besar perdamaian Jakmania dan Bobotoh dibentangkan pemain di SUGBK sebelum pertandingan. Pertama tahun 2014 lalu dan kedua kemarin.
Pemain Persib Bandung Febri Hariyadi (kiri) berusaha melewati pemain Persija Jakarta Tony Sucipto pada laga pertandingan Liga 1 2019, di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Ia meminta Bobotoh juga melakukan hal sama ketika ada Jakmania yang menonton di Bandung. Kalau upaya tersebut dilakukan, bukan tidak mungkin perdamaian semakin dekat.
ADVERTISEMENT
“Saya mengimbau Jakmania untuk tidak datang ke Bandung pada pertemuan kedua nanti. Jika memang ditemukan Jakmania di sana, saya harap teman-teman Bobotoh tolong mengarahkan mereka untuk pulang. Tidak ada lagi muka bonyok apalagi hilang nyawa. Kalau mau cari ribut, lebih baik dihentikan sepak bola Indonesia,” kata Larico.
Situasi laga Persija kontra Persib beberapa hari lalu terbilang kondusif. Tidak ada sweeping yang dilakukan Jakmania. Menurut Larico, tensi boleh disebut adem saja. Jakmania hanya menonton pertandingan dan tidak punya kepentingan negatif lain.
Menilik hal itu, Larico tak segan meluapkan mimpinya. Ia ingin tak ada permusuhan yang diwariskan untuk generasi kemudian hari.
“Kami sudah memulai. Saya tentu ingin anak cucu tak diwariskan hal buruk. Yang lalu sudahlah selesai. Haringga menjadi korban terakhir. Jangan sampai anak cucu tahu permusuhan ini atau diwariskan hal negatif itu,” ujar Larico.
ADVERTISEMENT