Marah-marah pada Tim Sendiri Selama 90 Menit? Cuma Zlatan Ibrahimovic yang Boleh

9 April 2020 20:21 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Zlatan Ibrahimovic di Los Angeles Galaxy. Foto: AFP/Frederic J. Brown
zoom-in-whitePerbesar
Zlatan Ibrahimovic di Los Angeles Galaxy. Foto: AFP/Frederic J. Brown
ADVERTISEMENT
Zlatan Ibrahimovic memang sudah angkat kaki dari Major League Soccer (MLS). Namun, membicarakan Ibrahimovic tidak akan ada habisnya.
ADVERTISEMENT
Bagaimana mau habis kalau tingkahnya memang sering tak tertebak? Lagi pula, siapa juga yang bisa lupa kalau dibentak-bentak selama 90 menit penuh?
Fragmen ini diceritakan oleh Florian Jungwirth, pemain klub MLS, San Jose Earthquakes, yang sudah pernah berhadapan langsung dengan Ibrahimovic. Oh, ya, di MLS, Ibrahimovic bermain untuk Los Angeles (LA) Galaxy.
Zlatan punya tips agar mudah mencetak gol: Jadilah Zlatan. Foto: FREDERIC J. BROWN / AFP
Di pertandingan pada 2018 itu, Jungwirth menyaksikan sendiri segalak apa Ibrahimovic bahkan kepada rekan-rekan setimnya sendiri. Lewat salah satu sesi tanya jawab di akun Twitter-nya yang dilansir Goal, Jungwith mengenang momen tersebut.
"Sepertinya pertandingan pada 2018 itu digelar di Stanford [kandang Earthquakes -red]. Percayalah, sepanjang pertandingan Zlatan seperti 'menyiksa' kawan-kawannya. Selama 90 menit ia berteriak kepada setiap orang [di timnya]. Lucu, sih," kenang Jungwirth.
ADVERTISEMENT
"Semua orang di timnya takut padanya. Saya ngakak sendiri karena menurut saya, para pemain itu terlihat seperti bocah yang bicara dengan takut-takut kepada bapak mereka: Pak, saya boleh minta ini, enggak?" tutur Jungwirth.
Sebaliknya, Ibrahimovic bukan tipe pemain yang suka membangkitkan tensi dengan memprovokasi lawan. Jungwirth tidak pernah, tuh, melihat Ibrahimovic memprovokasi lawan.
Zlatan Ibrahimovic dalam pertandingan menghadapi Atlanta United. Foto: AFP/Frederic J. Brown
Perbedaan kontras itu bukan karena Ibrahimovic tak bernyali di hadapan lawan. Sikapnya yang seperti itu justru sering membuat lawan terintimidasi sendiri. Perangai yang dingin membuat Ibrahimovic jadi tak tertebak.
"Dia begitu tenang saat berduel melawan kami. Saya juga tidak mau macam-macam dengannya, sih. Saya pikir cari gara-gara ke Zlatan adalah salah satu hal terburuk yang bisa kau lakukan sebagai seorang pesepak bola," tutur Jungwirth.
ADVERTISEMENT
"Saya pikir kamu harus mempelajari lawan-lawanmu. Ada lawan yang harus memang harus diprovokasi karena emosi mereka buruk. Namun, kalau menggunakan cara itu saat melawan Zlatan, siap-siap saja kena batunya. Kamu malah bakal jadi bulan-bulanan," pungkas Jungwirth.
Zlatan Ibrahimovic, Benjamin Button-nya sepak bola. Foto: Reuters/Kelvin Kuo
Begitulah Ibrahimovic. Seabsurd apa pun tingkahnya, sulit untuk membenci pemain asal Swedia ini. Meski tak mampu mempersembahkan gelar juara bagi LA Galaxy, Ibrahimovic sanggup menghidupkan sepak bola di sana dengan performanya.
Selama berkarier di MLS, Ibrahimovic yang kini berkostum AC Milan mampu mencetak 52 gol dan 17 assist dalam 53 penampilan. Gol perdananya bersama LA Galaxy saja langsung membuat publik berdecak kagum karena lahir lewat tendangan voli dari jarak sekitar 35 meter.
Itulah nikmatnya menjadi Zlatan: Bisa mencetak gol spektakuler, bisa juga marah-marah pada tim sendiri sepanjang laga.
ADVERTISEMENT
===
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!