Matic Buruk tapi, Kok, Dimainkan Terus?

14 November 2018 20:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Matic, penting bagi United. (Foto: Andrew Yates/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Matic, penting bagi United. (Foto: Andrew Yates/Reuters)
ADVERTISEMENT
Nemanja Matic adalah pemain kesukaan Jose Mourinho. Hal ini sudah tampak jika melihat bagaimana Mourinho merekrut Matic sampai dua kali: ke Chelsea dan ke Manchester United.
ADVERTISEMENT
Matic memang gelandang yang apik. Saat bermain di Chelsea, dia menjadi kunci dari permainan Mourinho bersama Cesc Fabregas. Tugasnya sebagai penyapu dan penjaga di lini tengah membuat beban dari para pemain bertahan ketika tim diserang menjadi tidak begitu terasa.
Selain aktif dalam bertahan, Matic juga kadang aktif dalam menyerang. Malah, kerap juga Matic mencetak gol dan menyumbang assist untuk tim yang dia bela, meski jumlahnya tidak terlalu banyak. Saat membela Chelsea, total 7 gol dan 19 assist dia sumbangkan untuk Chelsea dari 154 penampilan yang dia catatkan bersama 'Si Biru' di semua kompetisi.
Hal sama juga dia lakukan di Benfica, klub yang menjadi pijakannya sebelum membela Chelsea. Total 9 gol dan 1 assist dia catatkan dari 98 penampilannya bersama Benfica di semua kompetisi. Segala torehan inilah yang membuat Mourinho begitu kepincut dengan sosok Matic.
ADVERTISEMENT
Namun, khusus untuk musim 2018/19 ini, Mourinho tampaknya harus berani mencadangkan Nemanja Matic. Setidaknya, sebagai sebuah bentuk pemberian pelajaran bagi pemain asal Serbia itu agar mau meningkatkan performanya. Apa yang sebenarnya terjadi antara Matic, Mourinho, dan Manchester United?
***
Di musim 2018/19 ini, Nemanja Matic menimbulkan keriuhan kembali di dalam skuat Manchester United. Jika dulu dia menimbulkan keriuhan karena penampilan apik yang dia tunjukkan, kali ini ceritanya sedikit berbeda. Dia membikin riuh karena dianggap menjadi "anak emas" Mourinho. Kenapa begitu?
Dilansir Daily Express, Matic menimbulkan pertentangan di tim United saat ini. Semuanya merasa aneh akan keputusan Mourinho yang tetap mempertahankan nama Matic di skuat inti, saat nama-nama lain semisal Andreas Pereira, Fred, maupun Ander Herrera sebenarnya tampil lebih bagus dari Matic. Gelandang berusia 30 tahun itu diangap tampil buruk musim ini.
ADVERTISEMENT
Namun, meski tampil buruk, Nemanja Matic mampu menorehkan total 14 penampilan bagi Manchester United musim ini di semua kompetisi, tanpa menyumbang satu gol dan assist pun bagi United. Beberapa pihak di United, termasuk jajaran pemain dan direksi klub, mulai yakin bahwa Matic memang tak tergantikan di bawah Mourinho, meski penampilannya buruk.
Tak heran, hal ini pun membuat skuat United sedikit renggang. Renggangnya skuat United berpengaruh terhadap performa mereka di atas lapangan. Teraktual, mereka ditaklukkan Manchester City 1-3 dalam laga derbi Manchester di pekan 12 Premier League musim 2018/19.
Matic (kiri) berduel dengan Alvaro Morata. (Foto: Andrew Yates/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Matic (kiri) berduel dengan Alvaro Morata. (Foto: Andrew Yates/Reuters)
Apakah memang Nemanja Matic tampil seburuk itu? Apakah prasangka dari para pemain dan jajaran direksi United kepada Matic itu memang sebatas prasangka semata? Mari kita telisik.
ADVERTISEMENT
Disitat dari WhoScored, statistik Matic musim ini, jika dibandingkan dengan beberapa pemain United yang berposisi sebagai gelandang tengah/bertahan, ternyata memang sangat buruk. Baik secara aksi bertahan maupun aksi menyerang, tak ada yang terlalu menonjol dari penampilan pemain kelahiran Sabac, Serbia, tersebut.
Dari aspek bertahan, rataan tekel per laga dan intersep per laga Matic lebih kecil jumlahnya jika dibandingkan dengan rataan tekel dan intersep per laga dari Fred maupun Pereira. Saat Matic hanya menorehkan rataan tekel per laga sebanyak 1,4 kali dan rataan intersep per laga sebanyak 0,9 kali, Fred malah menorehkan rataan tekel per laga sebanyak 2 kali dan rataan intersep per laga sebanyak 1,3 kali.
Pereira juga mencatatkan rataan tekel per laga sebanyak 1,3 kali serta rataan intersep per laga sebanyak 1,5 kali. Catatan ini menunjukkan bahwa secara bertahan, Matic tidak terlalu memberikan sumbangsih yang signifikan bagi United.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama juga berlaku untuk catatan menyerang Matic. Dibandingkan dengan Fred, catatan aksi menyerang Matic tidak begitu baik. Saat Fred mampu mencatatkan rataan umpan kunci per laga sebanyak 1 kali dan rataan tembakan ke gawang per laga sebanyak 1,4 kali, Matic hanya mencatatkan 0,6 kali rataan tembakan ke gawang per laga dan 0,6 kalli rataan umpan kunci per laga.
Nah, kalau menyoal distribusi bola, Nemanja Matic sebenarnya tidak kelewat buruk. Persentase umpan suksesnya cukup apik, yaotu sebesar 88,1%, unggul dari Fred. Namun, di atas Matic, masih ada Pereira yang mampu menjadi distributor bola yang apik dengan persentase umpan sukses sebanyak 90,4 kali.
Fred merayakan gol bersama Paul Pogba. (Foto: Reuters/Andrew Yates)
zoom-in-whitePerbesar
Fred merayakan gol bersama Paul Pogba. (Foto: Reuters/Andrew Yates)
Melihat segala catatan di atas, tak heran jika pemain United sebegitu kesalnya kepada Mourinho. Belum lagi jika mengingat kejadian di laga derbi Manchester, ketika beberapa kali Matic membiarkan area kerjanya di daerah sepertiga akhir United dibabat habis oleh para gelandang kreatif City. Tak ada tekanan yang Matic berikan pada para gelandang City.
ADVERTISEMENT
Puncaknya, tentu gol ketiga yang dicetak oleh City. Matic hanya terdiam saja melihat bola mengalir mulus ke kaki Ilkay Guendogan, tanpa ada usaha memotong bola sama sekali.
***
United sebenarnya masih memiliki banyak pemain tengah mumpuni. Ada sosok Pereira, Fred, juga Ander Herrera yang, jika diberikan kesempatan, dapat memberikan penyegaran di lini tengah United. Secara statistik, toh, mereka juga lebih baik ketimbang Matic yang sekarang sedang menurun penampilannya.
Tapi, semua tetap kembali kepada penilaian Jose Mourinho sebagai pelatih. Catatan penampilan Matic mungkin sudah dia miliki. Sekarang, tergantung kepada Mou sendiri, apakah dia akan tetap mempertahankan Nemanja Matic di skuat inti atau tidak. Tentu, dia juga harus menghilangkan aspek-aspek subjektif, seperti kesukaan tersendiri atau semacamnya.
ADVERTISEMENT