Media Korsel Beberkan Kekurangan Indonesia untuk Jadi Tuan Rumah Piala Asia 2023

19 Juli 2022 17:54 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timnas Korea Selatan Foto: Reuters/Kim Hong-ji
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Korea Selatan Foto: Reuters/Kim Hong-ji
ADVERTISEMENT
Indonesia, Australia, Qatar dan Korea Selatan (Korsel) resmi mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Asia 2023. Sebuah media Korea Selatan, Joong Ang Daily, menilai hanya 'Negeri Ginseng' yang paling ideal untuk menyelenggarakan kompetisi sepak bola antara negara se-Asia tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) mengumumkan empat negara yang resmi menjadi calon tuan rumah Piala Asia 2023 pada Senin (18/7). Mereka adalah Indonesia, Australia, Korsel dan Qatar.
AFC kemudian mempersilakan negara-negara tersebut untuk memenuhi pengajuan proposalnya sebelum 31 Agustus. Setelahnya, pengumuman bidding akan dilakukan pada 17 Oktober 2022.
Media Korsel, Joong Ang Daily, yakin bahwa Korea Selatan merupakan negara yang paling cocok untuk menggelar Piala Asia 2023. Media tersebut lalu membeberkan kekurangan tiga negara pesaing lainnya, yakni Indonesia, Australia dan Qatar.
Pemain Timnas Indonesia Stefano Lilipaly (kiri) melewati hadangan pemain Timnas Kuwait Fahed Alansari (kanan) dalam laga perdana Grup A Kualifikasi Piala Asia 2023 di Stadion Internasional Jaber Al Ahmad, Kuwait, Rabu (8/6/2022). Foto: Humas PSSI/Antara Foto
Media tersebut menilai Indonesia dan Australia tak layak menjadi tuan rumah Piala Asia 2023. Sebab, kedua negara itu memiliki event yang berdekatan dengan Piala Asia yang digelar pada 16 Juni-16 Juli 2023.
ADVERTISEMENT
"Indonesia, tuan rumah Asian Games Jakarta-Palembang 2018, memilki infrastruktur [yang baik], tapi akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dari 20 Mei hingga 11 Juni tahun depan, masalah double booking yang sama dengan yang dialami Australia," tulis Joong Ang Daily pada Senin (18/7).
"Australia memiliki infrastruktur yang siap setelah menjadi tuan rumah Piala Asia pada 2015 lalu. Tapi, Australia mungkin memerlukan perubahan tanggal, karena negara tersebut sudah dijadwalkan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia Wanita Australia-Selandia Baru 2023, dimulai empat hari setelah Piala Asia berakhir pada 20 Juli," lanjut laporan tersebut.
Pemandangan di dalam Stadion Lusail, Qatar. Foto: Pawel Kopczynski/REUTERS
Selain itu, Joong Ang Daily juga menyebut Qatar bukanlah tempat yang ideal untuk menggelar Piala Asia 2023. Sebab pada Juni, Qatar memiliki suhu yang sangat panas. Kemungkinan besar, Qatar harus mengubah jadwal Piala Asia ke musim dingin dan hal tersebut bukanlah pilihan yang tepat.
ADVERTISEMENT
"Qatar memiliki infrastruktur yang bagus karena menyelenggarakan Piala Dunia 2022 pada Desember. Tapi, Piala Asia yang diselenggarakan di Qatar mungkin perlu diadakan di musim dingin, ketika suhu lebih rendah. Namun, terlalu berat untuk AFC, karena akan memaksa turnamen diadakan di tengah musim liga Eropa," tulis Joong Ang Daily.
Karena itu, Joong Ang Daily menyebut Korsel lebih difavoritkan oleh AFC untuk menyelenggarakan Piala Asia 2023. Sebab, 'Negeri Ginseng' tidak menggelar event besar apa pun pada tahun depan.
Selain itu, Korsel juga memiliki suhu dan cuaca yang ideal pada bulan Juni. Suhu di Korea Selatan tidak terlalu ekstrem di musim panas.
Pemain Korea Selatan merayakan kemenangan saat Olimpiade Tokyo 2020 melawan Rumania di Stadion Ibaraki Kashima, Jepang. Foto: Henry Romero/Reuters
"Di sisi lain, Korea diuntungkan karena memiliki infrastruktur yang baik sejak Piala Dunia 2002. Stadion-stadion tersebut telah di uji secara berkala," tulis media Korsel tersebut.
ADVERTISEMENT
"Korea juga saat ini tidak dijadwalkan untuk menjadi tuan rumah turnamen sepak bola besar tahun depan dan memiliki cuaca yang tidak terlalu ekstrem pada bulan Juni," lanjut Joong Ang Daily.
Wajar jika Korea Selatan tampak berambisi memenangi bidding tuan rumah Piala Asia 2023. Sebab, terakhir kali mereka menjadi tuan rumah yakni pada Piala Asia 1960, dan pada saat itu Korsel keluar sebagai juara usai mengalahkan Israel di final.