Membangkitkan Arsenal, Membenahi Struktur Pertahanan yang Keropos

23 November 2018 2:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Unai Emery memberi instruksi pada pemain Arsenal saat menghadapi Vorskla di Liga Europa. (Foto: Reuters/Peter Cziborra)
zoom-in-whitePerbesar
Unai Emery memberi instruksi pada pemain Arsenal saat menghadapi Vorskla di Liga Europa. (Foto: Reuters/Peter Cziborra)
ADVERTISEMENT
Unai Emery datang ke Emirates Stadium dengan satu tugas: mengubah kultur permainan yang sudah menancap selama 22 tahun.
ADVERTISEMENT
Dua puluh dua tahun adalah waktu yang dihabiskan Arsenal di bawah kepelatihan Arsene Wenger. Dalam kurun waktu itu, ada 17 gelar juara yang dipersembahkan Wenger untuk Arsenal. Bahkan, pencapaian harum semerbak berhasil direngkuh Arsenal pada 2003/04. 'The Gunners' tak hanya menutup Premier League musim itu dengan gelar juara, tapi juga catatan nirkekalahan. Bila diurai, 38 laga itu berakhir dengan 34 kemenangan dan empat hasil imbang.
Arsenal menjadi tim pertama yang menutup Premier League dalam format 38 laga tanpa kekalahan. Namun, Arsenal bukan tim pertama yang menutup Premier League tanpa kekalahan. Pada 1889, Preston North End sudah lebih dulu mencatatkan rekor nirkekalahan di sepanjang kompetisi Divisi Pertama (sebelum berganti nama menjadi Premier League -red) dalam format 22 pertandingan.
ADVERTISEMENT
Wenger memang berjaya di tahun-tahun itu, tapi setelah musim tanpa kekalahan, Arsenal seperti kembali ke era sebelum Wenger: tak berkutik di Premier League. Gambaran seperti ini adalah diagnosis awal yang dibawa Emery begitu menjejakkan kakinya di Arsenal pada Mei 2018.
Wenger dan bintangnya, Thierry Henry. (Foto: Carl DE SOUZA / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Wenger dan bintangnya, Thierry Henry. (Foto: Carl DE SOUZA / AFP)
"Sebelum Wenger datang, Arsenal adalah tim yang kerap merayakan kemenangan 1-0. Artinya, kemenangan itu didapat karena mengandalkan solidnya pertahanan (bukan dari agresivitas serangan -red). Dengan Arsene (Wenger), Arsenal menjadi tim yang lebih menyerang, yang dibangun oleh pemain-pemain yang memiliki kemampuan olah bola yang baik. Kombinasi sempurna muncul dalam skuat The Invincibles (musim 2003/04 -red)," jelas Emery kepada ESPNFC.
"Tapi seiring berjalannya waktu, mereka justru hanya mementingkan teknik dan kebebasan dalam menyerang, tapi kehilangan struktur pertahanan. Yang ingin saya kerjakan di sini adalah mempersatukan kembali kedua unsur itu (serangn dan pertahanan -red) supaya tim ini menjadi lebih kompetitif. Arsenal sudah mengalami masa kejatuhannya. Kami harus menghentikan itu dan mulai mengangkat tim," ucap sosok asal Spanyol ini.
ADVERTISEMENT
Berbekal racikan taktik Emery, Arsenal memang menjadi tim yang andal dalam serangan. Namun, nilai tambahnya, Emery juga jeli untuk membenahi organisasi permainan tim. Sektor-sektor lemah diperkuat. Ambil contoh, pos penjaga gawang. Musim 2017/18, baik David Ospina dan Petr Cech, tak tampil konsisten. Akhirnya, manajemen mendatangkan Bernd Leno dari Bayer Leverkusen.
Lini belakang yang keropos juga membuat manajemen merekrut dua nama senior, Stephan Lichtsteiner dan Sokratis Papastathopoulos. Kedua pemain yang berusia di atas 30 tahun diharapkan bisa memberi rasa aman di area pertahanan Meriam London.
Karena urusan pertahanan solid tak cuma menjadi tugas para bek, maka Arsenal mendatangkan gelandang murni, arkatipe yang sebelumnya tidak mereka miliki, tepatnya setelah ditinggal oleh Patrick Vieira. Beberapa nama seperti Aaron Ramsey, Denilson, Gilberto Silva, Abou Diaby, Alex Song, Mathieu Flamini, atau Francis Coquelin, pernah dicoba untuk menambal lubang di sektor ini. Karena hasilnya mengecewakan, didatangkanlah Lucas Torreira dan Matteo Guendouzi.
ADVERTISEMENT
Para pemain Arsenal merayakan gol Mesut Oezil ke gawang Watford. (Foto: Reuters/Peter Cziborra)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Arsenal merayakan gol Mesut Oezil ke gawang Watford. (Foto: Reuters/Peter Cziborra)
Pilihan ini terbukti jitu. Keduanya mampu mengawal area tengah--terutama ketika lawan mulai menggagas serangan balik--area sepertiga akhir, hingga kotak penalti. Hasilnya cukup menjanjikan. Torehan 26 gol itu berbanding dengan 15 kebobolan di Premier League. Catatan nirbobol Arsenal sebenarnya juga tidak tinggi. Dari 12 laga Premier League, hanya dua pertandingan yang berakhir clean sheet.
Kini, Arsenal ada di peringkat lima klasemen Premier League berkat tujuh kemenangan, tiga hasil imbang, dan dua kekalahan. Tak bisa disebut istimewa, tapi juga bukan catatan yang buruk.
"Saya dan tim datang ke Arsenal yang belum berhasil mengalahkan tim-tim Big Six. Masalahnya bukan cuma itu. Tim ini sempat kesulitan untuk memenangi laga tandang secara keseluruhan. Catatan-catatan inilah yang berusaha untuk kami perbaiki," kata mantan pelatih Sevilla ini.
ADVERTISEMENT
"Saya pernah menemui Wenger, cuma sekali, sih. Saya sangat menghormatinya. Tapi, sebanyak apa pun informasi yang ia berikan, saya harus mengubah beberapa hal di tim ini. Saya bilang begini kepada para pemain, 'Kita mulai lagi semuanya dari nol.' Bahkan setelah empat bulan ada di sini, saya tetap berkata pada mereka bahwa ini baru permulaan."
"Dewasa ini, sulit bagi seorang pelatih untuk bertahan selama 22 tahun. Kursi-kursi kepelatihan dan kepemimpinan di semua sektor harus dipindahkan. Saya tidak bicara soal kelalaian sebelumnya, tapi ini harus dilakukan untuk memotivasi tim, untuk mengguncangkan, untuk menyapu debu dan sampah di bawah karpet (masalah yang selama ini tidak dibereskan dan hanya dibiarkan oleh tim -red), dan membuka jendela (berpikir terbuka dan melihat dengan sudut pandang baru -red). Pokoknya, semua hal positif yang dibutuhkan tim harus dikerjakan," jelas Emery.
ADVERTISEMENT