Membela Giroud, 'Gokar' yang Lebih Efektif ketimbang Benzema

31 Maret 2020 6:52 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Olivier Giroud, penyerang Chelsea. Foto: REUTERS/David Klein
zoom-in-whitePerbesar
Olivier Giroud, penyerang Chelsea. Foto: REUTERS/David Klein
ADVERTISEMENT
"Kalian tidak bisa membandingkan Formula 1 dengan gokar. Aku bicara seperti ini dengan penuh kesopanan. Aku tahu bahwa akulah Formula 1. Dia bisa sukses hanya karena dia punya kesempatan bermain di sana."
ADVERTISEMENT
Demikian kelakar Karim Benzema dalam sebuah sesi tanya-jawab di Instagram Live. Di sana, dia membandingkan kualitasnya dirinya dengan Olivier Giroud, striker utama di Timnas Prancis.
Tak salah, sih, wong Benzema tampil lebih ciamik ketimbang Giroud di level klub. Pemain berdarah Aljazair itu sukses mencetak 14 gol dan mencatatkan 6 assist bersama Real Madrid di musim ini.
Lha Giroud? Alih-alih mencetak banyak gol, untuk tampil reguler di Chelsea saja dia mesti menunggu Tammy Abraham cedera dulu. Dari 9 pertandingan, cuma sepasang gol yang dipersembahkannya untuk The Blues.
Bila ditotal, Giroud hanya mengumpulkan 217 gol dari 540 pertandingan sepanjang kariernya di level klub atau 0,40 gol per laga. Jumlah ini masih kalah dari Benzema yang membukukan 322 gol dari 669 laga atau 0,48 gol di tiap pertandingan.
Karim Benzema mencetak satu dari lima gol Madrid pada laga melawan Leganes. Foto: Susana Vera/Reuters
Tapi, itu 'kan di aras klub. Lantas, bagaimana di level internasional?
ADVERTISEMENT
Di sini, Giroud unggul dari Benzema. Total 39 gol dibuatnya dari 97 kesempatan mentas bersama Timnas Prancis. Bandingkan dengan Benzema yang cuma mengumpulkan 27 gol dari 81 caps bersama Les Bleus
Rincinya, rata-rata gol per laga Giroud di Timnas Prancis menyentuh 0,4; unggul tipis dari Benzema di angka 0,33. See? Cukup membuktikan bahwa Giroud lebih efektif ketimbang kompatriotnya itu.
Ngomong-ngomong soal efektivitas Giroud, Didier Deschamps pernah itu adalah alasan mengapa dirinya memilih eks striker Montpellier itu. Karena, ya, Deschamps memang tak butuh-butuh amat striker haus gol dalam wadah 4-2-3-1 yang diusungnya.
Tak cuma Banzema, Deschamps juga menyisihkan striker kondang Prancis lainnya macam Alexandre Lacazette, Anthony Martial, Wissam Ben Yedder, Moussa Dembele, dan Alassane Plea demi menyiapkan slot buat Giroud.
ADVERTISEMENT
Daripada bomber, mantan pelatih Juventus itu memilih target-man yang berfungsi sebagai reflektor sekaligus pembuka ruang kepada secondline. Toh, untuk mencetak gol, Deschamps punya Kylian Mbappe dan Antoine Griezmann.
Sialnya, tak semua pelatih punya pendekatan dan skema permainan sama dengan Deschamps. Termasuk Frank Lampard serta para pendahulunya: Maurizio Sarri dan Antonio Conte. Maka cukup logis andai figur Giroud kemudian tersisihkan di Chelsea.
Didier Deschamps (kiri) berbahagia atas gol Olivier Giroud (kanan). Foto: REUTERS/Charles Platiau
Lihat saja bagaimana Prancis memenangi Piala Dunia edisi terakhir. Olivier Giroud jadi pivot di lini depan dan ditugaskan untuk memantulkan bola ke arah Griezmann dan Mbappe. Hasilnya? Dua nama yang disebut terakhir masing-masing sukses mencetak 4 gol sepanjang turnamen.
“Giroud ada di starting XI tak hanya hari ini atau kemarin, tetapi sudah untuk waktu yang lama. Ketika ia tidak mencetak gol, ia mampu membuat pemain-pemain yang ada di sekelilingnya mendapat kans dan mencetak gol,” ucap Deschamps pada laga kualifikasi Piala Eropa November lalu.
Giroud bawa Chelsea berjaya di Liga Europa 2018/19. Foto: Amr Abdallah Dalsh/Reuters
Benzema memang boleh mengibaratkan dirinya sebagai Formula 1, yang bisa melaju kencang. Namun, maaf-maaf saja kalau Olivier Giroud masih lebih efektif untuk melengkapi kebutuhan tim. Toh, kalau tak ada dirinya, mungkin saja Timnas Prancis gagal juara Piala Dunia 2018.
ADVERTISEMENT
---
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!