Menakar Peluang Ezra Walian Menembus Skuat Utama Timnas U-23

18 Maret 2019 20:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ezra Walian diwawancara usai berlatih bersama Timnas U-23. Foto: kumparan/Sandy Firdaus
zoom-in-whitePerbesar
Ezra Walian diwawancara usai berlatih bersama Timnas U-23. Foto: kumparan/Sandy Firdaus
ADVERTISEMENT
Akhirnya waktu baginya untuk menunjukkan diri tiba. Waktu itu datang ketika laga antara Timnas U-23 melawan Bali United yang berlangsung pada Minggu (17/3/2019).
ADVERTISEMENT
Baginya, membuktikan diri adalah laku yang harus dijalani. Dibandingkan dua sosok lain yakni Egy Maulana Vikri dan Saddil Ramdani, ia adalah sosok yang sama sekali belum pernah bekerja sama dengan Indra Sjafri sebelumnya. Maka, butuh waktu dan kerja keras baginya untuk menunjukkan kualitas diri di depan Indra Sjafri. Siapakah ia? Ezra Walian namanya.
Setelah datang ke Indonesia pada Rabu (13/3/2019) silam, Ezra langsung turut berlatih bersama para penggawa Timnas U-23 yang lain pada Kamis (14/3) pagi. Memang, tampak ada kecanggungan, apalagi rekan-rekannya ini merupakan berbeda dari yang pernah main bersama dengannya saat SEA Games 2017 silam.
Meski begitu, Ezra tampak menikmati sesi latihan, pun ketika diwawancarai seusai latihan ia mengungkapkan rasa bahagianya mengenakan kembali seragam Timnas Indonesia, dan siap berkompetisi memperebutkan satu posisi di Timnas U-23. Ucapannya berbuah manis setelah masuk ke dalam daftar 24 pemain yang dibawa Indra Sjafri ke Vietnam.
ADVERTISEMENT
Namun, posisi Ezra belumlah aman, karena hanya ada 23 pemain yang akan didaftarkan Indra untuk kualifikasi Piala Asia U-23 2020 nanti. Lantas, bagaimana peluang mantan penggawa Jong Ajax ini untuk menembus skuat utama?
Untuk menilai apakah Ezra sudah mampu beradaptasi dengan skema Indra atau tidak, memang tidak membutuhkan waktu yang sebentar. Akan tetapi, setidaknya laga uji tanding melawan Bali United pada Minggu (17/3) bisa menjadi rujukan untuk melihat kemampuan Ezra dan sejauh mana adaptasinya terhadap taktik sang juru latih.
Di pertandingan tersebut, Ezra main mulai babak kedua, bersama dengan Egy Maulana, Witan Sulaeman, dan Rachmat Irianto. Ia menggantikan Marinus Wanewar, penyerang yang tampil apik di ajang AFF U-22 2019. Diberikan kesempatan tampil, layaknya pemain yang sedang menjalani seleksi, Ezra pun berusaha keras untuk tampil maksimal.
ADVERTISEMENT
Namun, alih-alih menunjukkan penampilan yang maksimal, Ezra terlihat cukup kesulitan. Memang, beberapa kali ia berusaha untuk membongkar pertahanan lawan serta mengobrak-abrik pertahanan lawan dengan cara bergerak ke kanan dan ke kiri. Tetapi, pada akhirnya hal tersebut malah tidak memberikan efek apa-apa.
Meski rajin bergerak ke kiri dan ke kanan, Ezra gagal melakukan dua hal: melepaskan diri dari penjagaan lawan dan menarik perhatian bek lawan. Tetap saja, perhatian bek terfokus pada Egy dan Witan, sehingga peran Ezra sebagai penarik tampak sia-sia di pertandingan tersebut. Ditambah lagi, ia juga sulit lepas dari kawalan Haudi Abdillah, Sutanto Tan, dan Leonard Tupamahu.
Bukan cuma itu, ia juga tampak tidak memiliki pergerakan selincah Marinus. Ketika tampil di babak pertama, Marinus cukup aktif bergerak mengejar bola sehingga dalam satu kesempatan ia bisa mencuri bola dari bek lawan. Sedangkan, Ezra tampak begitu berat. Ia seperti masih perlu adaptasi perihal cuaca dan juga menyesuaikan kondisi fisiknya di Timnas U-23.
ADVERTISEMENT
Pesepak bola Timnas U-23 Indonesia Ezra Walian (kanan) berebut bola dengan pesepak bola Bali United Leonard Tupamahu (kiri) saat pertandingan uji coba di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Minggu (17/3). Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Meski begitu, bukan berarti Ezra bermain begitu buruk di pertandingan tersebut. Ada sisi positif yang bisa ditangkap dari permainan Ezra. Pertama, ketika ia mencetak gol, nalurinya sebagai pembunuh di kotak penalti sudah terlihat manakala ia menerima bola muntahan dan mengeksekusinya dengan dingin dengan kaki kanannya. Di situ terlihat juga ketenangan Ezra kala berhadapan dengan penjaga gawang dengan mengarahkan bola ke tiang dekat.
Kedua, Ezra terlihat beberapa kali ikut membantu pertahanan. Memang tidak sampai turun ke belakang, tapi ia sesekali terlihat memberikan tekanan kepada para pemain yang mendistribusikan bola. Hal itu sempat mengganggu proses serangan Bali United beberapa kali, dan menjadi salah satu sebab sulitnya Bali United membongkar pertahanan Timnas U-23.
ADVERTISEMENT
***
Dengan total 24 pemain yang dibawa ke Vietnam oleh Indra, berarti ia menempatkan tiga orang di posisi penyerang, yang biasanya hanya diisi oleh dua orang--sama seperti kala menjalani Piala AFF U-22 lalu.
Kesampingkan Marinus yang sudah pasti jadi penyerang inti berkat torehan apiknya di AFF U-22 kemarin. Kini, mari bandingkan catatan Ezra dengan striker lainnya yaitu Dimas Drajad.
Di kompetisi Keuken Kamioen Divisie (Eerste Divisie/kompetisi level kedua Belanda) musim 2018/19, Ezra hanya menorehkan 4 gol dari 23 laga bersama RKC Waalwijk.
Sedangkan Dimas Drajad, bersama PS Tira, ia berhasil menorehkan 4 gol dan 4 assist dari 20 laga di ajang Liga 1 2018. Dengan catatan yang tidak jauh beda ini, Ezra tentu patut waspada karena posisinya di Timnas U-23 masih belum aman. Jika sampai tanggal 21 Maret ia gagal meyakinkan Indra, maka bisa saja ia dicoret dari skuat.
ADVERTISEMENT
Maka, yang mesti ia lakukan adalah, terus berlatih dan menunjukkan progres selama latihan di Vietnam kelak, sehingga namanya akan terpilih masuk skuat. Setidaknya, ia mesti menunjukkan kemampuannya sehingga kelak, minimal, ia bisa jadi pengganti yang sepadan untuk Marinus. Atau, malah ia bisa menggusur posisi Marinus?