Mencintai Arema dengan Membeli Jersi Orisinal

7 November 2019 20:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jersi Matchworn Hamka Hamzah di Arema Store. Foto: Arif Utama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jersi Matchworn Hamka Hamzah di Arema Store. Foto: Arif Utama/kumparan
ADVERTISEMENT
Kamis (7/11/2019) siang WIB itu, kumparanBOLA sempat mendengarkan ragam cerita yang dituturkan Yosep El Kepet. Salah satu cerita menarik perhatian kami dari mantan dirigen legendaris Arema FC itu ialah perbedaan kultur fans dulu dan sekarang.
ADVERTISEMENT
“Orang Malang itu pada dasarnya gengsian. Dulu, gengsi itu ditunjukkan dengan ejek-ejekan dengan suporter lain. Tetapi, sekarang, gengsi ditunjukkan dengan jersi orisinal. Kalau ada satu orang yang ketahuan beli jersi KW, bisa diejek habis-habisan itu dengan teman-temannya,” jelas Yosep.
Well, perubahan kultur ini tentu tak tiba-tiba muncul. Kurang lebih dua tahun lalu, muncullah Arema Store. Toko ini didirikan manajemen Arema dengan tujuan untuk memudahkan akses Aremania – panggilan fan Arema -- membeli jersi asli tim kesayangannya.
Tak lama didirikan, Arema Store mendapatkan respons positif dari fans. Imbasnya tentu tak hanya munculnya budaya bangga memiliki jersi orisinal -- seperti yang dibilang Yosep tadi. Di lain sisi, tentu ini juga membikin finansial tim berjuluk ‘Singo Edan’ itu makin solid.
ADVERTISEMENT
“Setelah muncul official store, terjadi peningkatan penjualan merchandise orisinal dengan sangat lancar. Kami merasa store ini sangat diterima pihak suporter Arema. Dulu, sebelum ada official store, membeli jersi orisinal itu susah. Sekarang sudah ada dan jadi mudah,” jelas Tjiptadi Purnomo.
Tjiptadi, atau yang lebih senang dipanggil Adi, merupakan Store Manager Arema FC dan kami menemuinya setelah bertemu Yosep. Dari Adi, kami menemukan banyak insight soal tata kelola klub. Misalnya, bagaimana cara dia menjual jersi orisinal – yang tentu tak mudah karena harganya tak murah.
Suasana Arema Store. Foto: Arif Utama/kumparan
Sebagai informasi, untuk edisi matchworn –yang dikenakan pemain Arema di lapangan– dihargai 800 ribu sampai satu juta rupiah, tergantung dengan tingkat popularitas si pemain. Lalu, jersi authentic dibanderol di 400 ribu rupiah. Terakhir, jersi replika bisa ditebus 250 ribu rupiah.
ADVERTISEMENT
Nah, Adi memiliki beberapa kiat dalam menjual jersi. Pertama, dia memanfaatkan sosial media Arema untuk mengulang pesan bahwa membeli jersi orisinal itu membantu finansial klub. Kedua, dia bekerja sama dengan supir-supir bis pariwisata di Malang supaya para turis diajak mampir ke Arema Store.
Ketiga, membuka toko online di Shopee supaya Aremania di luar Malang bisa juga membeli jersi orisinal. Keempat, mendistribusikan jersi orisinal di berbagai fanstore Arema di Malang. Terakhir, dan ini yang terpenting, memanfaatkan Arthur Cunha sebagai brand endorser untuk produk-produk Arema.
Lagipula, siapa, sih, yang tidak ingin terlihat setampan pemain belakang asal Brasil itu?
“Jadi, tak lama ini, kami memamerkan jaket sebagai pelengkap jersi dan itu dikenakan sebelum pertandingan. Produk ini sendiri belum dirilis. Nah, kami post di Instagram foto jaket dan itu dikenakan Arthur. Langsung, deh, permintaannya membeludak,” jelas Adi.
ADVERTISEMENT
Arthur Cunha (kiri) dalam pertandingan lanjutan Liga 1 2019 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Berbicara soal jersi, Arema memutus kontrak kerja sama dengan Munich X pada Juli silam. Keputusan ini mulanya terlihat sangat disayangkan, karena nama besar Munich dan jenama asal Catalunya, Spanyol, ini berani membayar Arema dengan nilai 2,5 miliar rupiah.
Akan tetapi, manajemen Arema memiliki pertimbangannya sendiri. Munich, kata Adi, gagal menjawab permintaan jersi orisinal Arema yang tinggi sekali. Setelah lepas dari Munich, Arema merilis apparel sendiri yang dinamai sesuai dengan julukan klub, Singo Edan.
“Oh, kalau sama Munich kemarin kerja samanya memang kurang bagus. Agustus silam, kami bikin jersi sendiri, dan rupanya keuntungannya bisa lebih besar daripada kerja sama dengan Munich,” papar Adi.
Skuat Arema FC di tengah pertandingan. Foto: Dok. PT LIB
Adi mengaku bahwa Bali United dan sang rival, Persebaya Surabaya, merupakan inspirasi manajemen Arema mengambil langkah seperti ini. Tentu, sebagai apparel, 'Singo Edan' juga mementingkan kualitas. Karena Adi sadar, strategi marketing yang bagus tak berguna jika produknya sendiri payah.
ADVERTISEMENT
Menutup pembicaraan, Adi memberikan sedikit bocoran mengenai jersi Arema untuk Liga 1 2020. Jersi yang tentunya bakal terasa spesial, karena didesain untuk merayakan titel Indonesia Super League yang diraih Arema pada musim 2009/2010. Namun, uniknya, jersi tandang bakal dirilis lebih dahulu di musim ini.
“Nanti, di detail jersinya, bakal ada nama-nama pemain Arema yang ikut saat menjuarai ISL 2010. Jersi away dulu yang bakal dirilis, dan rencana awalnya bakal dipakai pada laga kandang terakhir musim ini. Yakni, melawan Bali United [pada 15 Desember mendatang],” pungkas Adi.