Mendedah Tumpulnya Lionel Messi Bersama Paris Saint-Germain

21 September 2021 12:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Paris St Germain Lionel Messi duel dengan pemain Olympique Lyonnais Bruno Guimaraes saat pertandingan di Parc des Princes, Paris, Prancis. Foto: Benoit Tessier/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Paris St Germain Lionel Messi duel dengan pemain Olympique Lyonnais Bruno Guimaraes saat pertandingan di Parc des Princes, Paris, Prancis. Foto: Benoit Tessier/Reuters
ADVERTISEMENT
Bursa transfer musim panas 2021 menghadirkan kejutan. Bukan cuma beberapa pemain yang kembali ke mantan klubnya, tetapi beberapa pemain megabintang juga hijrah dari tim lamanya.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang mencuri perhatian tentunya adalah kepindahan Lionel Messi ke Paris Saint-Germain. La Pulga pindah usai kontraknya dengan Barcelona habis. Les Parisien pun mendapatkan Messi dengan gratis.
Kedatangan Messi awalnya membuat barisan depan PSG mengerikan. Sebab, sebelumnya pasukan Mauricio Pochettino sudah memiliki Neymar, Kylian Mbappe, Angel Di Maria, dan Mauro Icardi yang bisa menjadi pendulang gol. Torehan gol PSG saja mencapai 86 di Liga Prancis musim lalu--paling subur di kompetisi tersebut.
Namun, kehadiran PSG memang tetap membutuhkan Messi. Keinginan mereka yang tak cuma menjadi raja di Prancis melainkan juga di Eropa membuat Messi dibutuhkan untuk menambah pengalaman di skuad PSG. Terlebih, Messi sudah empat kali merasakan gelar juara Liga Champions bersama Barcelona.
ADVERTISEMENT
Tugas Pochettino untuk meramu tim sepertinya tak akan sulit. Pertama, Messi akan bermain dengan Neymar yang merupakan eks rekan setimnya di Barcelona. Kedua, Messi akan dibantu oleh Angel Di Maria, Leandro Paredes, hingga Mauro Icardi yang notabene adalah rekannya di Timnas Argentina.
Mauricio Pochettino tak sempat berpamitan langsung dengan para pemain Tottenham. Foto: Reuters/Marko Djurica
Masalah posisi juga rasanya tidak jadi perdebatan. Messi bisa bermain di penyerang tengah dengan Mbappe dan Neymar yang mengapit di dua sisi. Messi juga bisa bermain di winger, skill dan kemampuannya dalam mengolah bola masih yang terbaik kendati usianya sudah 34 tahun.
Kendati demikian, dari segala harapan dengan atribut yang dimiliki, Messi nyatanya tak langsung tampil moncer bersama PSG. Dalam tiga penampilannya, Messi belum juga membuat gol dan assist. Alih-alih bikin gol, Messi malah dapat kartu kuning saat PSG bersua Club Brugge di Liga Champions.
ADVERTISEMENT
Lalu, faktor apa yang membuat Messi masih melempem hingga kini?
Adaptasi menjadi salah satu yang paling utama. Sebelum hijrah ke PSG, Messi tak pernah bermain di luar Liga Spanyol sepanjang kariernya. Ia pun harus lebih merasakan kerasnya bertarung di Liga Prancis.
Pemain Paris St Germain Lionel Messi saat pertandingan menghadapi Stade de Reims di Stade Auguste-Delaune, Reims, Prancis, Minggu (29/8). Foto: Benoit Tessier/REUTERS
Pada debutnya melawan Reims misalnya, Messi dilanggar sebanyak tiga kali. Padahal, ia bermain tak lebih dari 25 menit. Messi juga dilanggar dengan jumlah yang sama saat menghadapi Lyon pada akhir pekan lalu, yang berujung dengan misuh-misuh saat diganti.
Selain masalah adaptasi, PSG juga belum memiliki formasi dan susunan pemain yang saklek untuk menunjang penampilan Messi dan lini depannya.
Di dua laga terakhir saat Messi starter, Pochettino mengubah komposisi gelandangnya. Saat melawan Lyon, Messi ditopang Gana Gueye dan Ander Herrera yang lebih fokus mengawal lini belakang.
ADVERTISEMENT
Apes untuk Messi, namanya selalu dibanding-bandingkan dengan Cristiano Ronaldo. Masalahnya, Ronaldo yang juga pindah di bursa transfer musim panas ini tampil baik dengan klub 'barunya' tersebut.
Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Foto: REUTERS
Total tiga gol dari empat pertandingan yang sudah dijalani oleh Ronaldo bersama MU. Selain faktor The Red Devils yang merupakan tim lamanya, Ronaldo diuntungkan dengan telah mencicipi berbagai kompetisi elite Eropa yakni Liga Inggris, Liga Spanyol dan Liga Italia.
Dari tiga kompetisi yang pernah dijalaninya, Ronaldo selalu tampil istimewa. Selain membawa MU, Real Madrid, dan Juventus menjadi juara liga, CR7 juga begitu banyak mengoleksi gelar pribadi di antaranya tiga gelar top skor di Liga Spanyol dan satu di Liga Italia.