Menerapkan Praktik Bubble NBA & MLS di Sepak Bola Indonesia, Mungkinkah?
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Di luar negeri, sepak bola sudah bergulir. Federasi sepak bola di masing-masing negara tak ingin pandemi jadi hambatan.
Di Indonesia, selain pandemi corona, urusan dengan pihak kepolisian juga seturut menjadi hambatan. Tak ada izin keramaian, tak ada sepak bola.
Sebetulnya, Agustus 2020, sepak bola di Indonesia sempat ingin digulirkan. Sejumlah regulasi dibuat lengkap dengan protokol kesehatan.
Satu poin yang memantik adalah sepak bola terpusat di Pulau Jawa. DIY jadi lokasi yang jadi perencanaan agar klaster corona menjadi sempit.
Namun, semua terbentur. Semua kalah dengan pandemi corona.
Melihat situasi sepak bola yang masih belum bergerak, Arif Putra Wicaksono selaku CEO Nine Sports punya gagasan lain. Pria yang pernah mencalonkan sebagai Ketua PSSI 2020 lalu ini bilang bahwa sepak bola mesti ada perubahan.
ADVERTISEMENT
''Pertama pemilihan lokasi menjadi bagian terpenting dari sistem ini. Kedua soal crowd control dengan cara melihat demographic dan geographic,'' dia menjelaskan.
Adapun, terkait lokasi menyelenggarakan pertandingan sepak bola dibutuhkan banyak stadion yang berdekatan. Pada 2019 tercatat bahwa Kalimantan Timur sebagai provinsi yang memiliki banyak stadion.
Mulai dari Segiri di Palaran, Madya Sempaja di Samarinda, Aji Imbut di Kutai Kertanegara, Batakan. Selain itu ada juga Benuo Taka di Balikpapan dan Mulawarman di Bontang.
Soal persoalan kedua, kata Arif, Kalimantan Timur memiliki jumlah penduduk jauh lebih sedikit dibanding Pulau Jawa. Bicara animo sepak bola, Jawa-Kalimantan berbeda.
ADVERTISEMENT
''Soal jarak, antara Pulau Jawa ke Pulau Kaltim akan mempersulit jangkauan para pecinta sepak bola dari pulau Jawa guna menghindari kerumunan berlebih,'' katanya.
''Pengamanan yang akan dilakukan pihak berwajib di sekitar stadion maupun daerah perbatasan akan menjadi jauh lebih mudah,'' lanjut dia.
Selain dua faktor tersebut, Kalimantan Timur juga digadang-gadang akan jadi Ibu Kota baru Indonesia. Menurut Arif,penyelenggaraan Liga 1 dan Liga 2 guna menggairahkan ekonomi lokal maupun nasional bisa jadi ide lain.
''Selain itu Kaltim juga sangat layak untuk dipromosikan sebagai daerah percontohan bebas COVID seperti New Zealand,'' katanya.
Paling baru, PSSI berencana akan menggulirkan Liga 1 dan Liga 2 selepas Hari Raya Lebaran. Terkait regulasi dan persiapan, PSSI masih menggandeng PT LIB dalam perencanaan kompetisi.
ADVERTISEMENT
---