Mengapa Fakhri Husaini Ogah Jadi Asisten Pelatih Shin Tae-yong?

8 Januari 2020 18:26 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih kepala timnas Indonesia U-19 Fakhri Husaini memberikan instruksi kepada para pemainnya pada pertandingan persahabatan melawan timnas Iran di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih kepala timnas Indonesia U-19 Fakhri Husaini memberikan instruksi kepada para pemainnya pada pertandingan persahabatan melawan timnas Iran di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
ADVERTISEMENT
Kebersamaan Fakhri Husaini dengan Timnas U-19 Indonesia sudah berakhir pada Desember 2019 lalu. Perkara apakah PSSI akan mengontraknya kembali atau tidak masih belum jelas sampai sekarang.
ADVERTISEMENT
Padahal, kalau bicara prestasi, Fakhri sukses mengantar Timnas U-19 lolos ke Piala Asia U-20, yang turnamennya akan berlangsung tahun ini. Usai menjalani babak kualifikasi pada November 2019, skuat 'Garuda Nusantara' lolos sebagai juara grup ke hajatan yang akan berlangsung pada Oktober 2020 di Uzbekistan tersebut.
Alih-alih membicarakan kontrak, PSSI tak mengajak Fakhri duduk bareng untuk bicara detail soal kontrak dan rencana tim. Malahan, pada 28 Desember lalu, Fakhri dikagetkan dengan keputusan federasi mengontrak Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Penunjukan Shin mempengaruhi keputusan Fakhri. Pasalnya, pelatih asal Korea Selatan tersebut tidak hanya menjadi pelatih kepala Timnas Indonesia, tetapi juga menjadi 'manajer pelatih'.
Lewat jabatan 'manajer pelatih' itu, Shin memayungi pelatih-pelatih pada level kelompok umur (U-16 hingga U-23) di bawah Timnas Indonesia. Dengan begitu, pelatih-pelatih di tim kelompok umur tersebut secara tidak langsung menjadi asisten Shin.
ADVERTISEMENT
Fakhri terang-terangan menolak jika hanya dijadikan asisten pelatih. Ia mengaku punya alasan kuat.
Pelatih Timnas U-19 Fakhri Husaini (kiri) memberikan arahan kepada pemainnya saat latihan di Lapangan Becamex Binh Duong, Vietnam, Selasa (13/8/2019). Foto: ANTARA/Yusran Uccang
''Kalau saya sebagai asisten pelatih, saya bukan tak hormat kepada Shin Tae-yong, ya, saya merasa bahwa peran saya (justru) tidak akan ada, begitu. Fungsi saya tidak akan maksimal lah, gitu,'' kata Fakhri pekan lalu ketika dihubungi melalui sambungan telepon.
''Jujur saja, saya tidak akan meninggalkan pekerjaan saya di Bontang, di PKT, anak istri saya di Bontang, hanya untuk sebagai asisten pelatih,'' jelasnya.
Hingga saat ini PSSI memang belum menjelaskan struktur tim kepelatihan yang dikomandoi Shin. Sebab, juru latih yang pernah membawa Korea Selatan mengalahkan Jerman di Piala Dunia 2018 tersebut masih berada di negaranya dan dijadwalkan baru tiba di Indonesia pada Rabu (8/1).
ADVERTISEMENT
Pelatih Timnas Indonesia senior yang baru Shin Tae-Yong menghadiri acara perkenalan ke media di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (28/12). Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Wajar apabila sebagian pihak bertanya dan Fakhri juga bereaksi dengan struktur baru tersebut.
''Ini yang menawarkan memegang semua Timnas kelompok umur apakah Shin saat dia presentasi visi dan misi? Atau malah PSSI yang memberikan jabatan tersebut? Sebab ini 'kan dua hal yang berbeda, bukan?''
''Maksud saya, kalau PSSI yang menawarkan Shin Tae-yong memegang semua Timnas artinya tidak menghargai kami sebagai pelatih lokal. Seolah pelatih-pelatih lokal ini bodoh-bodoh banget begitu. Saya, Coach Indra (Sjafri, pelatih Timnas U-23 di SEA Games 2019) dan Bima Sakti (pelatih Timnas U-16),'' jelasnya.