news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengapa Teco Tak Boleh Memimpin Bali United di Liga Champions Asia?

15 Januari 2020 18:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Bali United, Stefano 'Teco' Cugurra. Foto: Alan Kusuma/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Bali United, Stefano 'Teco' Cugurra. Foto: Alan Kusuma/kumparan
ADVERTISEMENT
Pelatih Bali United, Stefano 'Teco' Cugurra, masih berada di tepi lapangan saat anak asuhnya berlaga di Kualifikasi Liga Champions Asia 2020. Menghadapi Tampines Rovers di Singapura, pelatih asal Brasil itu tercatat lima kali bersorak ketika awak 'Serdadu Tridatu' mencetak lima gol pada Selasa (14/1/2020) lalu.
ADVERTISEMENT
Namun, Teco tidak bertindak sebagai pelatih kepala pada pertandingan itu. Beberapa hari menjelang laga, CEO Bali United, Yabes Tanuri, menyatakan bahwa Teco akan menjadi pendamping tim saja.
Teco tersandung masalah lisensi kepelatihan yang membuatnya tidak bisa memimpin tim di Liga Champions Asia. Sebagai gantinya, Bali United menunjuk Emral Abus sebagai pelatih kepala pada laga melawan Tampines Rovers itu.
Persoalan ini jadi polemik, terutama bagi Bali United sendiri. Sebab, untuk bisa mentas di ajang Kompetisi di Asia, Konfederasi Sepak Bola Asia alias AFC sudah menerapkan regulasi bahwa seorang pelatih mesti kepala mengantongi Pro Licence. Baik di level Asia yang bisa disebut AFC Pro atau Eropa dengan UEFA Pro Licence.
Stefano 'Teco' Cugurra pada sebuah konferensi pers. Foto: Alan Kusuma/kumparan
ADVERTISEMENT
Ini bukan regulasi tiba-tiba. Sejak 2019, AFC telah menerbitkan dokumen dengan tajuk Competition Operations Manual 2019. Di sana tertulis bahwa untuk mentas di Liga Champions Asia per 2020 hingga 2022, pelatih kepala mesti mengantongi Pro Licence. Untuk level di bawahnya, yakni AFC Cup, pelatih kepala mesti mengantongi A Licence.
Merujuk situs Transfermarkt, Teco saat ini baru mengantongi Lisensi Kepelatihan A, yang berada satu level di bawah Pro Licence. Oleh karena itu, Emral didapuk jadi pelatih kepala Bali United karena mengantongi Pro Licence.
PSSI selaku federasi sejatinya sudah memberikan sosialisasi terhadap klub peserta kompetisi, khususnya Liga 1. Bahkan Direktur Teknik Timnas Indonesia, Danurwindo, sudah mewanti-wanti agar klub peserta mewajibkan menunjuk pelatih dengan taraf Pro Licence.
ADVERTISEMENT
''Pada 2020 setiap pelatih yang pegang klub Liga 1 harus berlisensi AFC Pro (Licence),'' kata Danurwindo pada 14 April 2018 lalu di Yogyakarta.
Untuk mengantongi Lisensi Kepelatihan AFC Pro, jalan yang ditempuh memang tak gampang. Danurwindo menjelaskan ada sejumlah syarat yang mesti dikantongi.
Adapun, dua di antaranya adalah pelatih mesti memiliki Lisensi Kepelatihan A AFC dan sudah melatih di kompetisi profesional selama empat tahun terakhir. Selain itu, untuk bisa mengantongi Lisensi AFC Pro, tiap pelatih juga mesti menuntaskan tujuh modul dalam kurun waktu satu tahun.
Pernyataan Danurwindo dua tahun lalu sepertinya akan terealisasi. Menyongsong Liga 1 2020, PSSI sudah membikin regulasi soal standarisasi lisensi kepelatihan.
M Rahmat merayakan gol untuk Bali United di Kualifikasi Liga Champions Asia. Foto: Bali United
Memang belum ada ketuk palu ihwal regulasi ini. Namun, salah satu pelatih yang memiliki Lisensi Kepelatihan AFC Pro, Rudy Eka Priyambada, sempat membagikan modul regulasi lisensi kepelatihan yang wajib dimiliki oleh para pelatih Liga 1.
ADVERTISEMENT
Di sana tertuang bahwa setiap pelatih kepala mesti mengantongi Pro Licence. Adapun untuk asisten wajib mengantongi A Licence. Kemudian turunannya, seperti asisten pelatih penjaga gawang dan pelatih fisik, mesti mengantongi B Licence.
Sejauh ini, baru ada 20 pelatih asal Indonesia yang memiliki Lisensi kepelatihan AFC Pro. Enam di antaranya sudah memiliki klub. Mereka adalah Djadjang Nurdjaman (Barito Putera), Aji Santoso (Persebaya Surabaya), Joko Susilo (Persik Kediri), Rahmad Darmawan (Madura United), Nil Maizar (Persela Lamongan), dan Widodo C. Putro (Persita Tangerang). Salah satu pelatih pemegang AFC Pro, Seto Nurdiantoro, baru saja menganggur karena berpisah dengan PSS.
kumparanBOLA sudah mencoba menindaklanjuti persoalan Lisensi Kepelatihan ini kepada PSSI. Kami sudah menghubungi para pengurus teras macam Ketua Umum Mochamad Iriawan dan Sekjen Ratu Tisha Destria, akan tetapi mereka belum memberikan jawaban.
ADVERTISEMENT