Menguji 'Chemistry' Dani Ceballos dengan Tottenham Hotspur

12 Juli 2019 20:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dani Ceballos, belum dimaksimalkan Zidane.  Foto: Reuters/Vincent West
zoom-in-whitePerbesar
Dani Ceballos, belum dimaksimalkan Zidane. Foto: Reuters/Vincent West
ADVERTISEMENT
Setelah sekian lama tak tersentuh, rumah itu akhirnya dipugar. Itulah yang sedang dialami Tottenham Hotspur sekarang.
ADVERTISEMENT
Dua jendela transfer mereka lewati tanpa mendatangkan personel baru. Hingga akhirnya Tanguy Ndombele menjejak ke Spurs. Ndombele adalah orang pertama yang tiba setelah 517 hari Spurs tak mendatangkan pemain anyar.
Manuver Spurs tak berhenti sampai di situ. Baru-baru ini mereka diisukan bakal mendaratkan Dani Ceballos. Kebetulan, eksistensi pemain berusia 22 tahun itu di Real Madrid memang tengah terimpit.
Ceballos cuma menorehkan menit bermain sebanyak 1.248 di La Liga musim lalu. Rinciannya, 13 kali tampil sebagai starter dan 10 kali berangkat dari bangku cadangan. Sebagai pembanding, durasi bermain itu masih lebih sedikit dibanding para pelapis macam Lucas Vazquez dan Nacho Fernandez.
Atas dasar itulah Ceballos memilih untuk beranjak dari Madrid. Kepada Marca ia membeberkan tujuannya untuk setidaknya memainkan 40 pertandingan selama semusim. Entah di klub mana pun. Jadi, Ceballos membuka peluang untuk mencoba hal baru.
ADVERTISEMENT
"Tujuan saya untuk musim depan adalah bermain di 40 pertandingan dan merasa nyaman setiap saat. Di mana pun itu tidak masalah, tetapi itu harus menjadi tempat di mana aku bisa merasa dihargai," kata Ceballos dilansir Marca.
"Saat ini saya tidak punya banyak pilihan. Yang saya tahu adalah bahwa saya ingin menikmati musim depan dan saya terbuka untuk tantangan baru. Saya ingin mencoba hal-hal baru."
Gestur pemain Real Madrid, Dani Ceballos, usai mencetak gol ke gawang Real Betis. Foto: REUTERS/Marcelo Del Pozo
Ceballos memang masih bungkam soal klub mana yang bakal jadi destinasi selanjutnya. Lucunya, ia justru memberi clue atas pertanyaan tersebut melalui Instagram Story-nya.
Ceballos berpose di dalam telepon umum antik berwarna merah. Ya, semua orang tahu bahwa kotak itu merepresentasikan London, kota Spurs berasal.
ADVERTISEMENT
Oke, Arsenal memang santer diisukan meminati Ceballos. Akan tetapi, anggaran belanja The Gunners dilaporkan hanya berkisar di angka 45 juta poundsterling. Jumlah yang mepet, mengingat urgensi mereka tak cuma hanya pada sektor gelandang, tetapi juga di pos bek sentral.
Satu hal lagi yang tak kalah penting, yakni ruang kompetisi Arsenal yang cuma sebatas Liga Europa. Bila tingkat kompetitif yang diincar Ceballos, Spurs adalah pilihan idealnya karena manggung di Liga Champions musim depan.
Pertanyaannya, secocok apa, Spurs dan Ceballos?
Ceballos mungkin adalah bentuk langkah antisipasi kepergian Christian Eriksen sang pengatur serangan Spurs. Memang bukan perkara gampang untuk menggantikan pemain yang sudah mengemas 50 assist sejak Premier League edisi 2015/16. Selain itu, Eriksen mampu mencetak rata-rata 8 gol per musim sejak awal kedatangannya di Spurs.
ADVERTISEMENT
Nah, Ceballos sedikit berbeda dengan Eriksen yang aktif ngepos di gelandang serang --sebelum Mauricio Pochettino menaruhnya lebih dalam sebagai gelandang tengah. Ia lebih aktif bermain di area sentral.
Gamblangnya, Ceballos lebih tepat dibilang sebagai bentuk up-grade Harry Winks ketimbang untuk menggantikan peran Eriksen. Meski, secara potensi, Ceballos cukup bisa diandalkan sebagai distributor bola ke lini depan.
Nilai lebih Ceballos adalah visi bagus, teknik individu mumpuni, serta daya jelajah yang tinggi. Spesialisasi ideal sebagai gelandang dalam wadah 4-2-3-1 atau 4-1-2-1-2 yang jadi andalan Pochettino.
Luapan semangat Eriksen. Foto: REUTERS/Peter Nicholls
Begini, Ceballos sendiri telah menunjukkan potensinya sejak musim 2016/17, tepatnya kala masih berseragam Real Betis. Kala itu, ia dipasang Victor Sanchez sebagai gelandang tengah dalam formasi dasar 5-3-2, meski sesekali mengisi pos gelandang serang saat beralih ke format 4-2-3-1.
ADVERTISEMENT
Secara statistik, jumlah gol dan assist-nya tak banyak, masing-masing cuma 2. Kendati begitu, Ceballos berkontribusi besar atas keberhasilan Betis menahan imbang Barcelona dan Atletico Madrid di putaran kedua. Singkat cerita, Los Verdiblancos berhasil finis di posisi 15 dan lolos dari jurang degradasi.
Hingga akhirnya Piala Eropa U-21 2017 di Polandia jadi titik baliknya. Meski gagal membawa Spanyol juara, Ceballos berhasil didaulat menjadi pemain terbaik turnamen. Gelar yang sebelumnya diraih nama-nama beken macam Juan Mata, Andrea Pirlo, dan Luis Figo.
Ceballos pada laga melawan Jerman. Foto: Reuters
Kombinasi Spurs dan Ceballos bisa menjadi sebuah simbiosis mutualisme. Ceballos butuh tim yang bisa menggaransi waktu bermain lebih ketimbang di Madrid.
Perkara ini, ia bisa berharap kepada Pochettino yang hobi mengembangkan pemain muda. Lagipula, Ceballos juga tetap bisa menjaga asa bermain di Liga Champions musim depan saat berseragam The Lilywhites.
ADVERTISEMENT
Sementara bagi Spurs, Ceballos mungkin bukan pengganti sempurna Eriksen. Namun, bukan berarti ia tak bisa diharapkan. Kreativitas Ceballos untuk menjembatani lini belakang ke depan bisa jadi pertimbangan utama Spurs.
Toh, mereka harusnya tak perlu repot-repot mencari pengganti Eriksen sebagai gelandang serang karena masih punya pemuda potensial lainnya, Dele Alli.