Menilik Lapangan Sepak Bola ala Eropa yang Terselip di Desa

6 Juli 2020 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lapangan desa rasa lapangan Eropa di Kepuharjo Sport Center (KSC), Desa Kepuharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Lapangan desa rasa lapangan Eropa di Kepuharjo Sport Center (KSC), Desa Kepuharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Tak ada yang meragukan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap sepak bola. Sayangnya, hasrat mereka seakan tak mampu tersalurkan menyusul terbatasnya fasilitas.
ADVERTISEMENT
Ya, ketersediaan fasilitas yang layak menjadi permasalahan klasik dalam dunia si kulit bundar Indonesia. Jangankan stadion, lapangan sepak bola di sekitar lingkungan tempat tinggal saja tampaknya sudah cukup sulit ditemukan. Jika ada, kondisinya sangat memprihatinkan.
Meski demikian, di antara keterbatasan itu, masih terselip lapangan sepak bola dengan kondisi layak, bahkan bak lapangan di stadion-stadion Eropa. Hebatnya, lapangan bola ala Benua Biru itu ditemukan bukan di kota-kota besar, melainkan terselip di desa-desa.
Lantas, seperti apa penampakannya? Simak beberapa di antaranya.
Lapangan Desa Cisayong
Pada 2019, lapangan Desa Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat ini sempat viral. Meskipun berlokasi di tengah-tengah desa, kualitas rumput dari lapangan bernama Lodaya Sakti ini disebut-sebut telah memenuhi standar FIFA.
ADVERTISEMENT
Secara kasat mata, rumput lapangan yang menghabiskan dana lebih dari Rp 1 miliar ini, sangat sedap dipandang mata. Warna hijau pekat terlihat begitu mulus dengan kondisi lapangan yang rata.
Tak hanya itu, lapangan seluas 93 x 53 meter ini juga dilengkapi sprinkler atau penyiram rumput otomatis, persis seperti yang dimiliki stadion-stadion Eropa. Sejumlah pejabat bahkan sampai sempat berkunjung, salah satunya mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
Lapangan Desa Geparang
Lapangan ini sehari-harinya menjadi markas klub desa setempat yakni PS. Gelora Putra Geparang. Terletak di Desa Geparang Purwodadi, Jawa Tengah, lapangan ini memiliki ciri khas dalam pola rumputnya.
Tak seperti lapangan pada umumnya yang menggunakan pola refleksi cahaya atau yang biasa dikenal motif kotak-kotak, lapangan ini berpola menyerupai sinar matahari yang tertuju kepada satu tempat.
ADVERTISEMENT
Bukan cuma memiliki pola rumput unik, lapangan ini juga memiliki kondisi tanah yang rata sehingga sedap dipandang mata. Sistem drainase lapangan ini juga berjalan dengan baik sehingga tak akan banjir meski diguyur hujan deras.
Lapangan Desa Gledug
Lapangan ini berlokasi di Desa Gledug, Blitar, Jawa Timur. Layaknya lapangan di Desa Geparang, lapangan ini juga memiliki pola serupa.
Kondisi tanah juga tak bergelombang sehingga membuat aliran bola lebih maksimal. Hebatnya, perawatan rutin dilakukan sendiri oleh masyarakat desa setempat, bukan ahli rumput.
Lapangan Kepuharjo
Lapangan yang berlokasi di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, DI Yogyakarta, ini berhasil mencuri perhatian. Bagaimana tidak, rumput yang digunakan berjenis zoysia matrella yang merupakan standardisasi FIFA.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, di lapangan ini juga tengah dibangun berbagai fasilitas penunjang seperti jogging trek dan tribune penonton. Lapangan ini memiliki ukuran untuk mini soccer yang telah sesuai standar yakni 60x40 meter, sementara untuk lapangan futsal 38x25 meter.
Lapangan desa rasa lapangan Eropa di Kepuharjo Sport Center (KSC), Desa Kepuharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
***
Saksikan video menarik di bawah ini.