Menpora: Jiwa Nasionalisme Pemain Naturalisasi Rendah, Tak Bisa Jadi Panutan

5 Juli 2021 9:59 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menpora RI Zainudin Amali memimpin rapat koordinasi di Wisma Auditorium Kemenpora, Jakarta, Selasa (8/6/2021). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menpora RI Zainudin Amali memimpin rapat koordinasi di Wisma Auditorium Kemenpora, Jakarta, Selasa (8/6/2021). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) akan memperketat naturalisasi atlet di seluruh cabang olahraga. Khusus untuk sepak bola, Menpora Zainudin Amali bahkan menilai kebijakan naturalisasi tersebut tak efektif dalam pembentukan Timnas Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ya, naturalisasi pesepak bola seakan menjadi isu yang tak pernah lekang dimakan waktu. Belakangan, nama-nama pemain yang dinilai layak dinaturalisasi pun semakin banyak, mulai dari Sandy Walsh hingga Shayne Pattynama.
Zainudin menyatakan kualitas pesepak bola yang dinaturalisasi sejatinya tak terlalu berbeda dengan pemain asli dalam negeri.
“Pada saat turnamen pra-musim Piala Menpora yang lalu, saya sangat serius memperhatikan kualitas pemain naturalisasi itu. Mereka belum bisa jadi panutan bagi para pemain asli kita,” ujar Zainudin.
KV Mechelen, klub yang dibela pemain keturunan Indonesia, Sandy Walsh. Foto: Instagram/@kvmechelen
Menurutnya, pada salah satu pertandingan justru pemain naturalisasi tidak memberi contoh bermain sepakbola dengan baik sampai pemain tersebut harus dikeluarkan oleh wasit karena terkena kartu merah.
“Yang lebih mengecewakan lagi ada pemain naturalisasi yang dipanggil untuk memperkuat Timnas yang akan bertanding di luar negeri malah beralasan macam-macam dan pulang ke kampung halamannya,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Zainudin mengatakan perilaku pemain naturalisasi tersebut menunjukkan tidak ada kepeduliannya terhadap kepentingan nasional Indonesia.
“Dia sekadar main sepakbola saja, tapi jiwa patriotisme dan nasionalisme rendah. Sangat beda dengan pemain yang memang asli lahir, besar dan hidupnya di Indonesia,” tandasnya.